Mohon tunggu...
Jamal Syarif
Jamal Syarif Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti dan pengajar

Sinta ID: 6023338

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru di Pusaran Zaman, Menjawab Tantangan, Mencetak Generasi Penerus

25 November 2024   08:50 Diperbarui: 25 November 2024   09:45 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Guru Nasional yang diperingati setiap 25 November adalah momen yang tepat untuk merefleksikan peran strategis guru dalam menghadapi perubahan zaman. Di tengah arus transformasi global yang ditandai oleh perkembangan teknologi, perubahan pola pikir generasi muda, serta dinamika kebutuhan masyarakat, para guru menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Salah satu dampak terbesar dari perubahan ini adalah penyesuaian kurikulum sebagai konsekuensi logis dari tuntutan zaman. Namun, pertanyaan yang perlu kita renungkan bersama adalah: sejauh mana kesiapan guru untuk merespons perubahan tersebut?

Perubahan kurikulum bukanlah hal baru dalam dunia pendidikan. Sebagai upaya untuk tetap relevan, kurikulum harus beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebutuhan dunia kerja. Misalnya, Kurikulum Merdeka yang sedang diterapkan saat ini bertujuan untuk memberikan ruang eksplorasi lebih luas bagi peserta didik, menekankan pada pembelajaran berbasis proyek, dan mengintegrasikan nilai-nilai karakter dengan kompetensi abad ke-21. Namun, keberhasilan penerapan kurikulum ini sangat bergantung pada kesiapan guru, baik dari segi pemahaman konsep maupun keterampilan teknis dalam implementasinya.

Tuntutan Zaman dan Perubahan Kinerja Guru

Perubahan zaman membawa implikasi besar terhadap kinerja guru. Jika dahulu guru dianggap sebagai satu-satunya sumber ilmu pengetahuan, kini peran tersebut mulai bergeser. Internet, media sosial, dan berbagai platform pembelajaran daring telah menjadi alternatif utama bagi siswa dalam mencari informasi. Kondisi ini menuntut guru untuk tidak hanya menjadi pengajar, tetapi juga menjadi fasilitator, motivator, dan inspirator bagi siswa. Guru tidak lagi cukup menguasai materi pelajaran; mereka harus mampu membimbing siswa untuk berpikir kritis, berkolaborasi, berkomunikasi efektif, dan berinovasi.

Selain itu, guru juga dihadapkan pada tantangan penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Pandemi COVID-19 beberapa waktu lalu telah menunjukkan pentingnya literasi digital dalam dunia pendidikan. Guru yang tidak mampu memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran berisiko tertinggal jauh dari perkembangan zaman. Maka, kesiapan guru dalam merespons perubahan ini harus mencakup penguasaan teknologi sebagai alat bantu utama dalam pembelajaran.

Namun, perubahan ini bukan tanpa hambatan. Banyak guru, terutama di daerah terpencil, masih menghadapi keterbatasan infrastruktur dan pelatihan yang memadai. Padahal, kualitas pendidikan di suatu negara sangat dipengaruhi oleh kualitas gurunya. Oleh karena itu, tanggung jawab untuk meningkatkan kinerja guru bukan hanya terletak pada individu guru itu sendiri, tetapi juga pada pemerintah dan masyarakat yang mendukung mereka.

Kualitas Personal dan Kinerja Profesional Guru

Untuk menjawab tantangan perubahan zaman, guru harus terus meningkatkan kualitas personal dan profesional mereka. Kualitas personal meliputi kemampuan untuk beradaptasi, semangat belajar yang tinggi, serta komitmen terhadap profesi. Guru yang memiliki kualitas personal yang baik akan lebih siap menghadapi dinamika yang terjadi di dunia pendidikan.

Kualitas profesional, di sisi lain, melibatkan penguasaan kompetensi pedagogik, sosial, dan profesional yang relevan. Guru tidak hanya harus menguasai materi ajar, tetapi juga mampu merancang pembelajaran yang kreatif dan inovatif, menggunakan teknologi secara efektif, serta membangun hubungan yang baik dengan siswa, orang tua, dan masyarakat. Peningkatan kualitas ini memerlukan investasi besar dalam pelatihan, pengembangan diri, dan pembelajaran berkelanjutan.

Selain itu, guru juga harus memiliki sensitivitas terhadap perubahan sosial yang terjadi di lingkungan sekitar mereka. Sebagai contoh, isu inklusi dan keberagaman menjadi semakin relevan dalam dunia pendidikan saat ini. Guru yang sensitif terhadap kebutuhan siswa dengan latar belakang yang beragam akan mampu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung perkembangan semua siswa.

Refleksi Hari Guru Nasional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun