Mohon tunggu...
Jamal Luddin
Jamal Luddin Mohon Tunggu... -

Saya adalah pria yang memiliki minat menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Haru Tiga Wanita Lhokseumawe Temui Nek Tu di Banda Aceh

24 September 2014   00:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:46 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BANDA ACEH - Ridwan Abu Bakar, Anggota DPRA terpilih merasa sedih ketika bertemu dengan tiga orang perempuan asal Kota Lhokseumawe pada Rabu (10/09/2014) lalu di Banda Aceh. Tiga orang yang dimaksud adalah Harfani (50), Ainsyah (52) dan satu lagi Qrahayati anak perempuan yang masih kecil berusia 11 tahun. Ketiganya sengaja datang dari Lhokseumawe hendak menjumpai Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf, namun tidak bertemu saat itu sehingga mereka mendatangi rumah Ridwan Abu Bakar atau dikenal Nek Tu.

Setibanya di Kota Banda Aceh, dua wanita tua dan satu anak kecil ini memilih tempat tidur di Mesjid raya Baiturrahman Banda Aceh selama tiga malam. Ketiganya masing-masing berasal dari Kampung Pusong Lama, Pajak Impres, Kota Lhokseumawe. Niat hati ingin bertemu Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf gagal saat itu. Akhirnya pada hari ke lima mereka terpaksa harus mengelilingi kota tersebut dengan jalan kaki hingga tiba di komplek perumahan anggota DPR Aceh, di Ule Kareng.

Tiba dikomplek perumahan DPRA, wanita renta itu menemui salah seorang dilokasi komplek dan menanyakan dimana keberadaan rumah Nektu (nama samaran, nama aslinya Ridwan Abu Bakar). Karena merasa iba, ketiganya pun dipersilahkan memasuki halaman rumah sosok dewan yang berhati nurai itu.

Nek Tu merupakan sala seorang Dewan yang tidak memilih kasih untuk menghadapi seseorang, sehingga pada waktu itu dirinya langsung menyambut tiga orang tamu dan dipersilahkan duduk. Ketiga wanita ini belum mengenal persis sosok Nek Tu, hanya mendengar namanya saja, sehingga ketika berhadapan dengannya mereka juga masih menanyakan yang mana itu Nek Tu.

"Ada perlu apa dengan Nek Tu," tanya dewan terpilih dari Partai Aceh (PA) ini. Sambil tersenyum, Nek Tu mencoba memahami nasib wanita tersebut selanjutnya memperkenalkan dirinya. Sekitar satu jam berbincang dengan Nek Tu yang juga ditemani oleh dua orang mahasiswa, kemudian Ainsyah dan Harfani meminta mohon untuk dibantu sebungkus nasi karena wanita-wanita ini tidak mempersiapkan bekal perjalanan.

Rasa sedih yang begitu mendalam membuat Nek Tu merasa kasihan ketika mendengar keluhan itu. Dengan bantuan sealakadar, Nek Tu membantu tiga wanita ini agar bisa bertahan di Banda Aceh. (02/Lestari)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun