Mohon tunggu...
Jamaluddin Rahmat
Jamaluddin Rahmat Mohon Tunggu... Guru - Guru SD Dedikatif Tingkat Nasional 2023

Seorang guru yang menyenangi dinamika sosial dan freelancer yang fokus pada web design dan development. Penulis juga dapat dihubungi melalui blog pribadi jamalrahmat.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Mencoba Kompasiana Versi Baru...

8 Juli 2017   15:43 Diperbarui: 8 Juli 2017   16:06 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sangat-sangat jarang login dan menulis di Kompasiana sejak 2013. Bahkan beberapa artikel yang pernah saya terbitkan sejak tahun 2012 saya hapus. Bukannya tidak sengaja terhapus, namun saya memang sengaja menghapusnya karena artikel-artikel dulu merupakan artikel dummy untuk menopang blog utama saya. Jadi menulis di Kompasiana merupakan salah satu tempat untuk mencari backlink dan traffik secara cepat.

Itu dulu...

Setelah peraturan Kompasiana semakin ketat, maka semakin sulitlah bagi saya untuk menanam backlink di sini. Saya putuskan untuk menghentikan segala macam kegiatan di Kompasiana.

1 November 2016, saya bersama beberapa Kompasiana asal Kalimantan Selatan mendapatkan undangan untuk menghadiri kegiatan Bank Indonesia Goes to Campus sebagai seorang buzzer. Jadi tugas kami adalah melakukan live tweet dan melaporkan acara tersebut dalam bentuk tulisan di Kompasiana. Bagi yang belum tahu, acara tersebut merupakan sebuah acara sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT).

Selama 1 bulan saya sangat malas sekali menuliskan kegiatan tersebut karena akses internet yang lumayan jauh dan juga user interface (UI) Kompasiana untuk menulis sangat tidak mengenakkan. Kompasianer tahu sendirilah, betapa membingungkannya UI untuk menulis sebuah artikel. Mau masukan gambar bagaimana? Mau bikin tulisan bold bagaimana? Lebih jauh sederhana ketika Kompasiana menggunakan WordPress sebagai engine-nya. Zaman-zaman 2012...

Akhirnya setelah dikejar-kejar sama admin dan tergiur uang transportasi Rp 500.000 maka jadilah artikel seadanya. Saya bingung soalnya waktu menulis artikel dan memasukkan gambar beserta caption-nya. Pokoknya amburadul hasilnya. Tulisannya dapat Kompasianer baca di sini. Jadilah tulisan tersebut menjadi artikel pertama saya kembali. Setelah artikel tersebut tayang, saya tidak pernah lagi login ke Kompasiana. Saya hanya menjadi silent reader lewat smartphone.

Kemarin malam, ketika saya buka lagi Kompasiana melalui smartphone untuk membaca beberapa tulisan ringan ternyata tampilannya sudah berubah. Ya sudahlah nikmati saja dulu tampilan barunya untuk sementara sembari mencari celah sebelum mencoba backend-nya.

Inilah beberapa masukan saya untuk versi baru Kompasiana. Tentu saja dari sudut pandang saya sebagai blogger, reader dan web developer.

Author Box Lebih Baik Ditaruh Setelah Block Artikel

Rasanya annoying banget mau baca artikel, tapi harus melihat author box muncul terlebih dahulu. Apalagi kalau membaca di smartphone, author box sudah memenuhi hampir 3/4 layar 4 inci. Ternyata saya coba lihat pada layar laptop 14 inci (resolusi 1366x768), hasilnya sama saja. Lihat saja gambar di bawah ini. Jika gambarnya tidak keliatan baca poin ke-2 ya...

Foto Pertama Masih Menjadi Featured Image

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun