Selasa, 1 November 2016 saya berkesempatan untuk mengikuti acara Bank Indonesia Goes to Campus 2016 yang diadakan di Gedung Sultan Suriansyah Banjarmasin. Tujuan dari acara ini adalah sosialisasi mengenai gerakan nasional non tunai (GNNT).Â
GNNT sendiri merupakan sebuah upaya yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan instrumen non tunai, sehingga berangsur-angsur terbentuk suatu komunitas atau masyarakat yang lebih menggunakan instrumen non tunai (Less Cash Society/LCS) khususnya dalam melakukan transaksi atas kegiatan ekonominya.
Pada acara ini saya sendiri tidak terlalu memperhatikan apa-apa saja yang disampaikan oleh beberapa narasumber. Saya hanya mencatat beberapa bagian yang saya anggap penting saja.Â
Kenapa harus menggunakan non tunai?
Sebenarnya ada beberapa poin yang disampaikan oleh narasumber, tapi yang saya ingat betul ialah masalah keamanan. Dengan menggunakan transaksi non tunai, kita tak perlu membawa uang tunai untuk melakukan sebuah transaksi. Cukup sederhana dan memang dewasa ini transaksi non tunai sudah sering kita lakukan.Â
Perlu bukti? Pernah belanja online tidak?
Apa saja alat pembayaran non tunai?Â
Setidaknya yang sering kita pakai adalah kartu debit (kartu ATM) dan kartu kredit. Ternyata, setelah saya mengikuti acara ini ada banyak sekali alat-alat pembayaran non tunai. Ada yang menggunakan nomor HP sebagai pengganti rekening yang dapat di top up sampai gelang yang cukup disentuhkan saja pada alat pembayaran maka transaksi keuangan sudah dapat dilakukan.
Gila... Teknologi memang gila...
Apakah diharuskan menggunakan transaksi non tunai?
Tidak... Suka-suka saja.Â
Kalau mau mendukung gerakan ini ya dukung saja. Kalau tidak, ya tidak masalah. Toh setelah acara selesai saya cari makan bayar secara tunai kok.
Selain itu, penggunaannya ya harus disesuaikan dengan situasi juga. Tidak lucu kan jadinya mau beli pecel dipinggir jalan tapi bayar maunya pakai kartu kredit.
Bagaimana dengan uang yang baru keluar ini?
Tak ada hubungannya. Toh nilainya juga masih sama. Toh dari zaman dulu, sudah banyak sekali pergantian uang
![Uang saat zaman kolonial Belanda, Jepang, dan setelah kemerdekaan. Foto: Dokpri.](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/12/20/duit-dulu-jpg-5858e3283e23bd4e10257761.jpg?t=o&v=770)
Ternyata setelah hampir 2 tahun tak pernah menulis lagi di Kompasiana banyak sekali perubahannya. Ingin memasukkan caption foto saja penuh perjuangan. Haha...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI