Buatmu yang masih misterius di ingatanku. Jangan dalami hidupmu dengan gelisah yang sama sepertiku karena engkau belum sempat menatap dalamnya cinta di bola mataku. Jangan resah apalagi harus bertanya sepertiku karena jika engkau tulang rusukku, maka aku tidak akan menaruhmu di tulang punggungku.
Untukmu wanita misterius, aku menitip salam lewat rintihan hujan dan kesenjaan waktu. Aku bercerita tentangmu kepada Tuhan kita dan aku menulismu di tiap lembaran halaman buku catatan harianku.
Semoga engau lebih baik sebelum dipertemukan denganku dalam sebuah munajat cinta yang ingin dihalalkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H