Â
Â
Aku tidak tau apakah disana masih ada dua tangan yang masih mengiringi setiap hariku dengan doa baiknya,aku tidakbisa meyakinkan diri apakah dia masih mengingatku di kenangannya,namun aku masih bisa percaya akan kata-kata dan janjinya.
Â
disini aku selalu menggambar bagaimana waktu yang berlalu itu,dimana saat aku menjabat kelembutan tangannya.aku belum melupakan bagai mana detak jantungku saat pertama aku menatap matanya yang penuh tanda bahagia dan saat aku meminta untuk jadi bahagian dari cerita hidupnya bahkan saat aku yang membawa api dalam hari-harinya.
tikus kecil di sudut pintu kayu....!
sebenarnya ada banyak hal yang ingin aku bawa dihadapanmu dan ada banyak bisikan yang sebenarnya ingin aku bisikan ditelingamu,terkadang aku berpikir bagaimana cara dan alasan apa yang harus aku rangkai untuk bisa menemuimu di sela-sela waktu sempitku,seperti dulunya aku yang selalu kau undang untuk disisimu.
bagi anggapanmu sekarang aku hanyalah hal yang tidak penting bahkan sesuatu hal yang memang tidak pernah kau temui dialam hidupmu,tapi setidaknya aku harus selalu jujur selagi aku bisa mengingat semua tentanangmu dan tentang kita
tikus kecilku,,masihkah kau ingat dimana tempat pertama dan terahir kita bersama,dimana saat aku memanjakanmu dengan seuntai kata yang sering dijadikan kata-kata gombal oleh para lelaki..?
mungkin iya dan wajar jika kau ingin melupakannya tapi tidak dengan diriku yang selalu menyimpan setiap gambar yang terambil dari petemuan kita dan rekaman disetiap apa yang kita ucapkan,hal yang wajar dan jika engkau tidak percaya akan perkataan ini,yang namu dimana saat hampir semua mata terlelap aku duduk merenungkan memori kita sambil bersembunyi melihat wajahmu digambaran yang aku simpan dan mendengar suaramu di rekaman yang aku rekam,
bagimu hal yang biasa jika aku memuja dan menyanjungmu,karna hal serupa juga bisa diucap oleh orang yang berbeda selain aku,bagimu bukalah sebuah kebenaran dengan apa yang aku lakukan karna hal serupa juga bisa diperjuangkan oleh oraang yang berbeda selain aku dan mungkin juga engkau sudah takut dengan diri dan sikapku yang belum dan tidak akan kau temui sama orang selain aku.
tikus kecilku,,aku tidak berdoa agar kau bahagia dengan yang lain tapi aku selalu belajar untuk merelakan jika kau yang memilihnya sekarang atau sampai kembali aku melepaskanmu.aku mengambil banyak hikmah dari pertemuan kita,aku mengambil banyak cerita saat aku dan kamu menjadi kita dan aku juga menyimpan banyak kenangan jika nanti kau dan aku sudah tidak saling mengenal dalam satu ikatan asmara seperti yang pernah kita telan pahit manisnya saat kita bersama.
rasanya aku ingin hadir seperti dulu dimana saat kedua pipi dan empat mata saling memancarkan satu hal yang tersembunyi,dimana saat hati kita mengatakan hal yang sama tetapi kedua mulut saling kaku untuk mengawali ungkapan bahkan rasa rindu yang ingin bersatu saat kita saling mengucap sampai jumpa di esok hari.
YA ALLAH..!aku merindukan diaaku merindukan matanyaaku merindukan ucapan lidahnya yang selalu mengatakan hal yang membuat aku tertawa,aku merindukan senyumannya yang selalu memberi kenyamanan. Ya Allah..antarkan suratku dalam mimpinya,katakan pada dia jika disini ada jiwa yang merindukannya,ada hati yang mengngingat nya dan ada mulut yang mendoakan dia,sampaikan salamku ke hatinya,izinkan pikirannya sejenak untuk mengingatku sebagai mana kami mengingatmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H