Dalam memenuhi panggilan ibadah Haji maupun Umrah, jamaah diwajibkan untuk melakukan thawaf, yaitu mengelilingi Ka'bah di Masjidil Haram. Mengingat jumlah jamaah yang sangat besar dari seluruh dunia, seringkali diperlukan strategi khusus agar jamaah dapat tetap bersama tanpa ada yang terpisah selama proses thawaf. Salah satu metode formasi yang kini mulai diterapkan adalah formasi khusus yang dirancang untuk menjaga keutuhan jamaah.
“Metode formasi ini telah diterapkan oleh pembimbing KBIHU (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah) Jabal Nur Sidoarjo. Baik dalam pelaksanaan umroh ataupun pelaksanaan Haji. Begitu pula untuk 145 jamaah haji yang akan berangkat tahun ini 2024M/1445H. Formasi ini dirancang dengan memperhatikan komposisi jamaah yang terdiri dari berbagai latar belakang dan kebutuhan”, Jelas Dr. Ir. H. Jamaaluddin, MM. sebagai Sekretaris KBIHU Jabal Nur.
Susunan formasi ini pada baris pertama, diitempati oleh bapak-bapak yang tidak bersama istri. Posisi ini dipilih karena dianggap lebih kuat dalam menghadapi kerumunan dan bisa menjadi 'pelindung' bagi barisan di belakangnya. Dengan posisi depan dan luar yang ditempati oleh bapak-bapak, maka jamaah bisa lebih terlindungi dari desakan kerumunan yang terkadang tidak terhindarkan Sedangkan barisan kedua terdiri dari suami-istri-ibu yang berangkat sendiri-istri-suami (Dapat dilihat sebagaimana pada foto). Formasi ini didesain sedemikian rupa agar Jamaah KBIHU Jabal Nur per rombongan tetap utuh.
Dengan posisi depan dan luar yang ditempati oleh bapak-bapak, diharapkan jamaah bisa lebih terlindungi dari desakan kerumunan yang terkadang tidak terhindarkan. Penerapan formasi ini telah menunjukkan hasil yang positif. Jamaah merasa lebih nyaman dan aman selama melakukan thawaf karena tidak khawatir terpisah dari kelompok. Selain itu, metode ini juga mempermudah koordinasi dan komunikasi antar jamaah, sehingga meminimalisir kemungkinan kehilangan anggota kelompok di tengah kerumunan yang padat.
“Kesuksesan formasi ini tidak lepas dari peran aktif pembimbing KBIHU dalam memberikan bimbingan dan koordinasi yang baik. Sebelum berangkat, jamaah diberikan pemahaman dan latihan tentang bagaimana formasi ini akan diterapkan. Hal ini penting untuk memastikan semua jamaah memahami posisi dan tugasnya dalam formasi tersebut” pungkas Jamaaluddin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H