Mohon tunggu...
Tgk. Mizaj Iskandar
Tgk. Mizaj Iskandar Mohon Tunggu... Jurnalis - Deep interesting in Islamic Studies, Jurisprudence, Islamic Mysticism and sociology

Always be the sage man

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Al-Basmalah: Kedapan Asmaul Husna

9 Juli 2019   14:14 Diperbarui: 11 Juli 2019   11:54 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: celticstown.com

Jika pada pertemuan yang lalu tema kita adalah al-Ftiah sebagai preambulnya al-Qur'an. Maka kali ini tema kita al-basmalah yang menjadi preambulnya setiap surat di dalam al-Qur'an, kecuali satu surat yaitu al-Tawbah. Walaupun minus pada satu surat, namun penulisan basmalah dalam al-Qur'an tak berkurang dari jumlah surat yang ada dalam al-Qur'an, yaitu 114. Hal tersebut karena Allah menyebut basmalah sekali di tengah-tengah surat al-Naml, namun tetap dalam konteks awal mula dari suatu peristiwa. Diceritakan pada surat al-Naml ayat 30 bahwa surat yang dituliskan Sulaiman kepada Balqis dimulai dengan basmalah.

Basmalah dimulai dengan huruf ba' (dibaca bi) yang disambung penulisannya dengan kata ism (nama). Huruf ba' pada awal basmalah bermakna muhabah (penyertaan). Sama seperti fungsi huruf ba' dalam firman Allah "wamsa bi ru'sikum" (sapulah kepala kalian) dalam Q.S, 5:6. Maknanya sapulah kepala kalian dengan -- disertai -- telapak tangan. Jadi terdapat unsur penglibatan telapak tangan dalam mengusap kepala ketika berwudhu'.

Hal yang sama juga berlaku pada huruf ba' di awal basmalah. Jadi penginstalan huruf ba' di sini memiliki hikmah yang luar biasa (ikmah muta'liyah) yaitu penglibatan seluruh nama-nama tuhan dalam setiap aktivitas kehidupan kita. Oleh karena itu huruf ba' ditulis bersambung dengan kata ism (nama). Sehingga dibaca menjadi bismillh. Melalui kajian semantik ini menunjukkan betapa kuatnya relasi antara Tuhan dengan ciptaannya sehingga tidak dapat dipisahkan dalam setiap aktivitas mereka.

Pemahaman demikian menyebabkan Nabi tidak pernah meninggalkan ucapan basmalah dalam kesehariannya. Sebagai contoh, sekembalinya nabi dari hijrah ke Ta'if, beliau sempat beristirahat sejenak dalam sebuah kebun anggur yang dimiliki oleh dua bersaudara 'Utbah dan Syaibah. Melihat kondisi Nabi yang naas, penjaga kebun anggur yang bernama 'Adas al-Ninaw' menyerahkan semangkuk anggur kepada Nabi. Nabi pun mengambil semangkuk anggur itu dan memakannya. Sebelum Nabi memakan anggur tersebut, Nabi mengucapkan basmalah. Mendengar ucapan itu 'Adas berkata "m sami'tu hadz al-kalm min al-'arb (saya tidak pernah mendengar ucapan ini keluar dari mulut orang Arab). Ini mengindikasikan ucapan basmalah merupakan ucapan original al-Qur'an yang dijadikan sebagai pendulum penglibatan Allah dalam aktivitas manusia.

Dalam konteks kenabian basmalah tidak sekedar berhenti pada ucapan. Nabi juga menggunakannya sebagai redaksi pembuka dalam surat-menyuratnya sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Sulaiman. Diceritakan dalam a al-Bukhr bahwa Nabi menuliskan sepucuk surat kepada Heraklius yang diawalai dengan basmalah. (Ikuti Juga Pengajian Tgk. Mizaj Iskandar).

Maka tidak berlebihan kemudian jika dalam literatur tasawuf disebutkan bahwa batas minimun penglibatan Allah dalam aktivitas manusia adalah terletak pada pengucapan basmalah. Dengan mengucapkan basmalah kita melibatkan seluruh nama-nama tuhan (asm' al-us) dalam kegiatan kita. Jika kita bekerja mencari rezeki, berarti kita sedang melibatkan al-razq (Sang Pemberi Rezki) dalam usaha kita. Jika kita sedang memaafkan orang yang berbuat salah kepada kita, berarti kita sedang melibatkan al-ghafr (Sang Pemaaf) dalam proses amnesti kita dan lain sebagainya. Penglibatan nama Tuhan inilah yang Ia maksudkan dalam firman-Nya "wa lillahi al-asm' al-usn fad'hu bih" (Q.S, 7:180).

Tetapi di dalam basmalah, nama-nama Allah tersebut dibatasi pada tiga nama yang paling dominan dalam diri-Nya dan secara frekuensi yang paling sering disebut di dalam al-Qur'an. Ketiga nama tersebut adalah Allh (2500 kali), ar-Ramn (57 kali) dan al-Rahm (95 kali). Jadi seolah-olah ikhtisar pukul rata dari keseluruhan asm' al-usn tersimpulkan dalam basmalah. Maka benarlah Rasulullah yang menganjurkan umatnya untuk membaca basmalah pada awal setiap aktivitasnya (kullu amrin dz blin l yubda' fhi bibismillh fahuwa abtar).

Dr. Mizaj Iskandar, Lc., LL.M merupakan dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry dan Wakil Ketua Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun