Mohon tunggu...
jamiel loellail rora
jamiel loellail rora Mohon Tunggu... -

saya anak Betawi yang doyan menulis, sekarang tinggal di wilayah ulujami, pesanggrahan, jakarta selatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pentingnya Dzikir Nasional untuk Kejayaan Bangsa

4 Agustus 2017   03:15 Diperbarui: 4 Agustus 2017   04:06 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bangsa Indonesia saat ini sepertinya sedang 'sakit' dengan munculnya persoalan-persoalan bangsa yang cukup menyita energi seluruh elemen bangsa. Sehingga waktunya tersita hanya untuk 'mengobati' penyakit bangsa yang sepertinya tak pernah ada habis-habisnya. Mulai dari penyakit korupsi, kurangnya toleransi dalam berbagai dimensi kehidupan, kebiasaan saling menista antar golongan, dan penyakit-penyakit kronis lainnya.

Menurut Pembina Majelis Al Ghifary, Habib Husein bin Hasan Al Hamid, penyakit bangsa itu dikarenakan keimanan kita yang semakin tergerus di era globalisasi ini oleh berbagai paham yang di-import dari negara-negara luar yang pada dasarnya amat bertentangan dengan kehidupan bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Mulai dari paham sekuler, hedonis, bahkan sampai paham komunis  yang saat ini cenderung bangkit dan berkembang di kalangan generasi muda kita.

"Negeri kita sebaiknya mengadakan Dzikir Nasional untuk mengobati penyakit bangsa yang kian kronis. Hal itu bisa dimulai dari setiap individu muslim agar keimanan kita terus bertambah, bukan kian tergerus karena terkontaminasi oleh paham lain. Dengan keimanan yang kokoh, insya Allah, dapat membebaskan bangsa ini dari penyakit yang merusak kehidupan bangsa dan negara," ujar Habib Husein.

Penyakit korupsi dan lain sebagainya, tambah Habib Husein, terjadi karena para pelakunya dalam kondisi 'kehilangan' iman. Imannya lagi lemah sehingga mengikuti godaan setan dan hawa nafsunya untuk melakukan pencurian uang negara atau yang kerap kita sebut dengan korupsi.

"Bila seseorang memiliki iman kuat, sebesar apapun kesempatan dan godaan yang muncul untuk melakukan korupsi atau kejahatan lainnya, maka kesempatan dan godaan untuk berbuat jahat itu tidak akan direalisasikannya. Karena keimanan yang kuat menjadi benteng yang kokoh bagi seseorang untuk tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama," imbuhnya.

Ditambahkan Habib Husein, untuk menjaga keimanan agar menjadi kuat dan terus bertambah adalah dengan cara sering berdzikir kepada Allah SWT. Karena banyak berdzikir kepada Allah SWT itu akan menenangkan hati. Kedua, sering bersilaturahmi, berkunjung, atau berteman dengan orang-orang saleh. Karena itu salah satu sebab bertambahnya keimanan seseorang bila kita kerap berkumpul dengan orang-orang saleh.

"Terutama berdzikir Laa Ilaaha Ilallah... Karena pesan Baginda Rasulullah SAW: 'Perbaharuilah iman kalaian dengan Laa Ilaaha Ilallah...' Jika setiap dari kita senantiasa setiap saat berdzikir, otomatis itu sudah menjadi gerakan Dzikir Nasional karena mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim. Maka pelan tapi pasti, Indonesia akan bangkit menjadi bangsa yang berjaya dan dihormati oleh bangsa-bangsa lainnya. Tidak seperti saat ini, waktu yang ada bukan untuk membangun bangsa tapi hanya tersita untuk mengobati 'penyakit' bangsa yang kian hari kian kronis," pungkasnya. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun