Mohon tunggu...
Abdul Jalil
Abdul Jalil Mohon Tunggu... Jurnalis - suka tantangan dan hiburan

hidup itu saling melengkapi,,,semuanya,tanpa terkecuali.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Saat Negara Sedang Dipermainkan Penguasa, Di Mana Mahasiswa?

21 Januari 2020   00:46 Diperbarui: 21 Januari 2020   01:08 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat konferensi pers itu, Yasonna bersama PDIP membentuk tim hukum untuk melaporkan penyidik KPK ke Dewan Pengawas. Aksi yang dilakukan Yasonna ini benar-benar ingin mengangkangi kewarasan rakyat Indonesia. Bagaimana bisa seorang Menteri negara ikut bersama partai yang ingin melawan institusi pemerintah dalam memberantas korupsi dengan membentuk tim hukum. Sudah gila ini orang!! Kami tahu Anda saat ini berkuasa, tapi tolong lah jangan bodohi rakyat dengan parodi politik yang memuakkan itu.

Diakui atau tidak, kemunculan Yasonna tersebut sebagai bentuk negara mengintervensi proses hukum. Meski pun, Anda mengelak dengan sejuta alasan. Anda di depan umum saja sudah berani menampakkan diri, apalagi di belakangnya. Pasti berbagai strategi sudah disiapkan untuk menjatuhkan KPK.

Saya setuju dengan pendapat Pakar Hukum Tata Negara dari Universitas Andalas, Feri Amsari. Dikutip dari tirto.id, Feri menilai keterlibatan Yasonna dalam pembentukan tim hukum sebagai bentuk intervensi negara terhadap konflik yang tengah terjadi antara PDIP dan KPK.

Seharusnya sejak Yasonna menjadi pejabat publik harus mau melepas baju partainya. Supaya fokus mengurusi negara.

Harusnya kebijakan yang tak pro rakyat dan aksi culas penguasa seperti ini bisa menjadi bahan bagi para mahasiswa untuk mengkritik pemerintah. Mahasiswa itu punya tanggung jawab sosial. Mahasiswa selama ini punya tugas suci sebagai agent social of change atau agen perubahan sosial maupun pengontrol pemerintah.

Meski sudah ada ratusan anggota dewan yang terhormat, tetapi kalian tahu sendiri lah bagaimana fungsi mereka dalam mengontrol kebijakan pemerintah. Beberapa waktu lalu sempat beredar aksi berani salah satu anggota DPR RI dari partai penguasa yang mengkritik kebijakan kenaikan iuran BPJS Kesehatan. Tetapi, toh kritikan itu ya hanya kritikan. Karena saat ini iurannya juga tetap naik.

Parlemen jalanan, bahasa keren dari aksi demonstrasi mahasiswa, saya kira saat ini masih sangat relevan. Karena para pengritik pemerintah di Senayan hanya mementingkan kepentingan politik masing-masing dari pada kepentingan rakyat.

Aksi demonstrasi ini penting sebagai bukti bahwa masyarakat menolak dan tidak sepakat terhadap sebuah kebijakan. Selain itu, aksi turun jalan sebagai bukti bahwa ada mata masyarakat yang mengawasi para penguasa. Supaya mereka tidak seenak jidatnya mengelola negara ini.

Kawan-kawan mahasiswa, ayo mulai bangkit lagi dan tunjukkan taring kalian untuk menjadi anjing penjaga keadilan di negeri ini. Entah kalian dari organisasi ekstra PMII, HMI, GMNI, KAMMI, dan lainnya, mari bersatu kembali untuk menjaga marwah kalian sebagai mahasiswa. Kalian lah pahlawan tanpa tanda jasa yang dirindukan. Di tangan kalian, rakyat menaruh harapan.

Hal-hal semacam ini seharusnya juga harus dikritik oleh para mahasiswa. Supaya para penguasa tidak kelewatan dalam memanfaatkan jabatan yang diemban. Saya pikir, para penguasa ini sudah berlaku seenaknya seperti sekarang karena memang tidak ada aksi massa yang massif, sehingga para penguasa itu merasa tidak ada yang mengawasi dan bisa berbuat seenak jidatnya sendiri.

Salam Pergerakan!! Panjang umur perlawanan!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun