Mohon tunggu...
Jalasena Nugroho
Jalasena Nugroho Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiwa Universitas Diponegoro

Mahasiswa Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Buat Peta Tingkat Kerawanan di Kelurahan Bulusan, Mahasiswa Undip Bantu Minimalisasi Risiko Penularan Covid-19

11 Februari 2021   19:06 Diperbarui: 11 Februari 2021   19:15 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta Tingkat Kerawanan Penularan COVID-19 Kelurahan Bulusan (dokpri)

Semarang, Bulusan (11/02) Peningkatan kasus positif COVID terus meningkat walau berbagai upaya telah dilakukan. Di masa pandemi ini Universitas Diponegoro pun tidak ketinggalan dengan menyesuaikan tema KKN mahasisawanya yakni "Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi COVID-19 Berbasis Pada Tujuan Pembangun Berkelanjutan (SDG's)" yang dimulai dari KKN Tim 2 Universitas Diponegoro Tahun 2020 pada Juli-Agustus tahun lalu dan diteruskan hingga yang sedang berjalan saat ini yakni KKN Tim 1 Universitas Diponegoro Tahun 2021 mulai Bulan Januari hingga pertengahan Bulan Februari ini. Hal ini tentunya ditujukan untuk membantu menyukseskan percepatan penanganan COVID-19.

Makin tingginya kasus pandemi COVID-19 di Indonesia menjadikan seluruh masyarakat semakin waspada. Begitu pun dengan masyarakat Kelurahan Bulusan, salah satu caranya adalah dengan men-soliasikan risiko-risiko yang harus diterima masyarakat ketika melakukan berbagai aktivitas, salah satunya seperti yang dilakukan Mahasiswa Universitas Diponegoro Jalasena Nugroho Mukti yang tergabung dalam KKN TIM 1 Universitas Diponegoro tahun 2021 dengan membuat peta berskala kelurahan yang diharapkan bisa lebih rinci pada setiap lokasinya.

Berdasarkan kenyataan yang didapat di lapangan kebanyakan masyarakat melalaikan anjuran protokol kesehatan dari pemerintah salah satunya di tempat makan terlebih yang menjadi favorit dan ramai dikunjungi, sehingga dibuatlah peta lokasi rawan terpapar COVID-19 yang nantinya diharapkan warga mampu lebih waspada saat di lokasi rentan penularan covid-19. Selain itu juga agar rumah warga maupun pelaku usaha yang berada di zona merah tersebut dapat menyediakan sabun cuci tangan, air mengalir ataupun handsanitzer.

Dengan mengetahui sebaran pada peta, warga sekitar seharusnya memiliki kesadaran untuk meningkatkan kewaspadaan dan meningkatkan upaya-upaya dalam mengantisipasi agar tidak terpapar COVID-19. Peta tersebut dibuat menggunakan data-data yang diperoleh melalui survei lapangan langsung dengan pengkategorian penilaian tingkat kerawanan keterpaparan COVID-19 yang digunakan berdasar dari klasifikasi yang dilakukan tim riset lifepal yang berkolaborasi dengan pakar epidemiologi FKM Universitas Indonesia, Dr.dr.Tri Yunis Miko Wahyono. MSc., Melalui data-data yang diperoleh dari survei di wilayah kelurahan Bulusan maka dibuatlah sebaran dengan gradasi warna pada tiap titiknya dengan terdapat 5 klasifikasi yakni sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi.

Penyerahan secara simbolis dengan perwakilan Kelurahan Bulusan (dokpri)
Penyerahan secara simbolis dengan perwakilan Kelurahan Bulusan (dokpri)

Program kerja yang telah direalisasikan oleh Mahasiswa Universitas Diponegoro tersebut disosialisasikan kepada pemerintahan Kelurahan Bulusan dan secara simbolis diterima oleh perwakilan dari Kelurahan Bulusan yakni Bapak Suyitno selaku Kasi Pemerintahan dan Pembangunan.

Penjelasan tersebut mengenai parameter pembuatan peta dan juga laporan survei yang telah dilakukan selama 2 minggu menggunakan instrumen pemetaan dalam rentang masa KKN Tim 1 Universitas Diponegoro Semarang. "Harapannya, peta tersebut dapat diinformasikan kepada masyarakat bulusan untuk semakin waspada jika berada di lokasi sangat tinggi sehingga prokes sangat diperhatikan," ujar Jalasena, alangkah lebih baiknya lagi jika tidak ada kepentingan mendesak dapat menjauhi lokasi yang masuk ke dalam kategori tinggi dan sangat tinggi ataupun mencari tempat-tempat makan seadanya tidak perlu yang menjadi favorit karena cenderung terjadi kerumunan.

Semoga dengan adanya peta ini warga semakin taat dengan protokol kesehatan, menurunnya angka penularan, dan semakin rendahnya kasus positif yang baru.

Penulis : Jalasena Nugroho Mukti

Dosen Pembimbing Lapangan :Ojo Kurdi, S.T., M.T., Ph.D.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun