Konsistensinya pada lagu berbahasa Jawa dan aliran musik campur sari membuatnya dilirik Pompi, produser. Jadilah Didi merekam dan menjual lagu-lagunya. Album pertama diberi label "We Cen Yu" (1995). Selanjutnya ada puluhan album dengan ratusan lagu karyanya.
Pada tahun 90an lagu-lagunya tidak sepopuler sekarang. Namun ia konsisten dengan genre musiknya. Album demi album diluncurkan.
Berbeda dengan di Indonesia, Didi malah sangat populer di Suriname, negara yang mayoritas penduduknya keturunan Jawa, juga di Belanda.Â
Ia mulai menyanyi di Suriname tahun 1993 ketika diundang untuk bernyanyi di hadapan warga Belanda dan Suriname keturunan Jawa. "Saya tuh rekaman di Jakarta tahun 1989. Lagu saya itu nggak laku di sini tapi malah laku di Belanda sama Suriname, jadi tahun 1993 saya berangkat dan nyanyi disana," ujar Didi Kempot kepada media.
Saking populernya di Suriname, kalau ia ke sana, maka Presiden dan para menteri akan menyambutnya. Tahun 2018 mendapat penghargaan setelah menghadiri undangan khusus dari Presiden Suriname.
Populer
Koyo ngene rasane wong nandang kangen
Rino wengi atiku rasane peteng
Tansah kelingan kepingin nyawang
Sedelo wae uwis emoh tenan
Cidro janji tegane kowe ngapusi
Nganti sprene suwene aku ngenteni
Nangis batinku nggrantes uripku
Teles kebes netes eluh neng dadaku
Dudu klambi anyar sing nang njero lemariku
Nanging bojo anyar sing mbok pamerke neng aku
Dudu wangi mawar sing tak sawang neng mripatku
Nanging kowe lali nglarani wong koyo aku
Neng opo seneng aku yen mung gawe laraku
Pamer bojo anyar neng ngarepku
terjemahannyaÂ
seperti ini rasanya orang menahan kangen
siang malam hatiku rasanya gelap
masih teringat ingin melihat
sebentar saja sudah tidak mau