"Rekindling Raiffeisen's Ideologies in Credit Union On Millenial Era"
RAT Puskopdit BKCU Kalimantan Tahun Buku 2018
Gerakan Credit Union mondial tahun 2018 merayakan 200 tahun kelahiran Friedrich Wilhelm Raiffeisen, pendiri credit union. Tema yang diambil adalah "menyalakan kembali ideologi Raiffeisen dalam hati setiap aktivis credit union. Tema ini pula yang digemakan dalam RAT ini, yakni "Rekindling Raiffeisen's Ideologies in Credit Union On Millenial Era".
Dua hari lalu, kita telah mendalami ideologi Raiffeisen dalam seminar bersama Mr.Andrew So, founder ACCU. Raiffeisen selalu menyatakan bahwa ada hubungan erat antara kemiskinan dan ketergantungan.
CU model Raiffeisen inilah CU kita; bukan model yang lain. Karena itulah Puskopdit BKCU Kalimantan dan gerakan credit union Indonesia, memohon kepada Pemerintah melalui Kementrian Koperasi, agar ada kata "credit union" di dalam draft RUU Koperasi. Karena memang CU beda dengan koperasi simpan pinjam atau koperasi umumnya. Kami sedih karena dalam draft RUU Koperasi tidak ada satu pun frasa "credit union". Semoga di dalam PP dan aturan lainya ada, Pak Deputy. Â
Tidak terbantahkan bahwa credit union di seluruh dunia telah berkontribusi besar dalam menangani krisis keuangan, berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Di seluruh dunia terdapat 89.026 CU dengan anggota 261 juta orang dan aset USD 2,1 triliun; penetrasi pasar: 9.09%. Di Asia ada 37.246 CU dengan 30 juta anggota; aset USD 170 miliar; penetrasi pasar 3.15%. Di Indonesia terdapat 857 CU Â dengan anggota 3.045.786 orang dan aset Rp 31 triliun (2018).
Kita sedang dan akan menghadapi sejumlah tantangan. Saya kutip pendapat Richard Wells dari WOCCU: ada lima isu yang akan mengganggu gerakan credit union. Pertama, teknologi: suatu paradoks, peluang sekaligus ancaman bagi CU. Hendaklah kita memandang Revolusi Industri 4.0 dan financial technology (Fintech) bukan saingan kita, tapi berkah yang harus digunakan untuk memberikan pelayanan terbaik sekaligus meningkatkan kualitas hidup anggota CU.
Namun CU jangan lupa dengan rohnya, yakni pemberdayaan anggota melalui kelompok/komunitas. Inilah yang menjadi kekuatan utama gerakan CU; yang membuat CU akan mampu bersaing dan tetap eksis!
Kedua, peraturan yang berubah. CU/koperasi mesti adaptif dan inovatif untuk mensiasati peraturan yang ada. Semoga RUU Koperasi yang baru lebih membuat koperasi, credit union semakin terlindungi dan berkembang.
Ketiga, anggota yang menua dan milenial yang ekslusif. Studi terbaru Viacom berkesimpulan bahwa kaum milenial percaya pada inovasi finansial yang datang dari luar industri keuangan. Hampir tiga perempat lebih senang dengan penawaran keuangan baru dari Google, Amazon, Alipay, PayPal, dll dari pada lembaga keuangan mereka saat ini.
Keempat, suku bunga: harus cerdas dalam penentuan suku bunga pinjaman maupun simpanan agar mampu bersaing.
Kelima, sistem pembayaran baru: epayment, e-commerse. Inilah yang kita lakukan bekerja sama dengan ARO. Dari 43 CU; 15 CU sudah memakai aplikasi escete (5 go live; 6 CU proses migrasi data; 7 CU persiapan data).Â
Tahun 2018 kita tetapkan sebagai tahun Tata Kelola. Karena itu misi kita direvisi, yakni "memastikan keberlanjutan credit union melalui tata kelola yang sehat dan terintegrasi untuk meningkatkan kesejahteraan anggota".
Melalui Forum RAT ini pula kita canangkan tahun 2019 dan 2020 sebagai Tahun "Tata Kelola CU berbasis ACCESS". Kita meyakini bahwa hanya dengan melaksanakan Tata Kelola CU berbasis ACCESS lah yang menjadi jaminan CU akan sehat dan berkelanjutan.
Sebagai informasi: jumlah anggota kita 43 CU di 18 Provinsi; dengan kantor pelayanan di 25 Provinsi. Jumlah anggota individu 457.587 orang; total aset Rp6,5 triliun. Puskopdit BKCU Kalimantan Puskopdit terbesar dalam jaringan Gerakan Koperasi Kredit Indonesia (GKKI).
Yang paling menggembirakan, sesuai visi kita, berbasis komunitas, kini terdapat 1.678 Kombas (kelompok) dengan 28.545 orang anggotanya. Jumlah kelompok usaha: 821 dengan anggota 6.087 orang.
Sebagai satu komunitas CU Nusantara, Anggota BKCU Kalimantan diharapkan secara maksimal mematuhi keputusan dan kesepakatan bersama, seperti Kontrak Solidaritas, kesepakatan RAT, RAT, dll. Anggota diharapkan menerapkan tata kelola berbasis ACCESS melalui siklus manajemen strategik mulai dari SP, BP, OD, Monev dan Pengawasan.
Kesimpulan penelitian disertasi doktoral P. Fredy Rante Taruk,Pr., (Univeritas Trisakti, 2019), mengatakan bahwa: "Strategic management process mempengaruhi secara signifikan terhadap servant leadership. Servant leadership memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja organisasi. Strategic management process sangat penting dan mendasar bagi CU. Implementasi Strategic management process yang baik akan mendorong pencapaian kinerja yang baik pula".
Pada kesempatan ini saya mengajak seluruh insan credit  union agar menjadi garda depan penjaga kebhinekkaan, persatuan dan kesatuan bangsa. Bangsa ini mempunyai pekerjaan rumah yang maha besar dan mengkuatirkan. Kini nasionalisme dan persatuan Indonesia semakin terancam dengan masuknya ideologi-ideologi trans nasional dan atributisasi budaya asing melalui pemahaman dan kelirumologi agama. Bahkan Pilpres 2019 menurut mantan Kepala BIN Hendropriyono sebagai pertarungan ideologi Pancasila berhadapan dengan non-Pancasila. Apakah kita siap menjadi penjaga keberagaman dan persatuan?
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, bekerja sama dan memberikan kontribusi kepada Puskopdit BKCU Kalimantan. Terima kasih kepada Pemerintah melalui kementrian koperasi, dinas koperasi provinsi dan kabupaten. Terima kasih kami sampaikan secara khusus kepada PARA PEMILIK Puskopdit BKCU Kalimantan, yakni 43 CU primer anggotanya.
Selamat kepada CU Tilung Jaya dan CU Sauan Sibarung sebagai Koperasi Berprestasi Nasional Tahun 2018. Selamat kepada CU Sauan Sibarrung yang dua tahun berturut-turut mendapat sertifikat ACCESS Branding dari ACCU. Â
Sudilah dibukakan pintu maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan selama tahun buku 2018.
Credit union bukanlah sekedar kumpulan orang yang saling percaya;
Credit union haruslah barisan kaum yang saling berdaya;
Saluran berkat agar orang bangkit dari keterpurukan untuk sejahtera;
Kita adalah Puskopdit BKCU Kalimantan;
Puskopdit BKCU Kalimantan adalah kita, orang-orang CU militan;
Mari kita tumbuhkembangkan dan rawat agar sehat dan berkelanjutan;
Para Pengurus, Pengawas, pimpinan manajemen adalah leader;
Mereka bukan ruler yang berlagak Hitler tapi keder;
Bukan pula seperti kebanyakan pemimpin yang keblinger;
"Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar, kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur sulit diperbaiki", kata Mohammad Hatta, pejuang, negarawan, Bapak Koperasi Indonesia, Wapres RI. Hatta berpesan agar insan koperasi harus selalu mengedepankan kejujuran dan nilai-nilai moral lainnya.***
*Artikel ini adalah kata sambutan Edi V.Petebang, Ketua Puskopdit BKCU Kalimantan pada Pembukaan RAT Puskopdit BKCU Kalimantan Tahun Buku 2018 di Hotel MG Setos, Semarang, 3 Mei 2019 yang dihadiri 290 orang utusan & peninjau dari 42 CU primer anggota.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H