Mohon tunggu...
Epetebang
Epetebang Mohon Tunggu... Wiraswasta - untaian literasi perjalanan indah & bahagiaku

credit union, musik, traveling & writing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nias yang Menghiasi Relungku

10 Maret 2019   06:29 Diperbarui: 27 Oktober 2021   11:26 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
P.More, P.Rudy, P.Alfon,P. Adri; empat imam muda penggerak CU di Tanah Nias - dokpri

Pada masa silam, seperti masyarakat beberapa subsuku Dayak di Kalimantan, di masyarakat Nias ada tradisi mengayau: mencari kepala manusia untuk keperluan tumbal, persembahan. "Umumnya untuk persembahan kepada Raja. Menurut cerita, bukan hanya kepalanya yang dipersembahkan dari hasil mengayau, tetapi kepala dan sebelas lengan. Artinya ketika memotong kepala itu dibawah leher dan lengan manusia,"jelas Pastor Alfons.

Terima kasih Nias telah mengisi relungku dengan pengalaman baru.

YaaHoouw.....

Pontianak, 9 Maret 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun