Mohon tunggu...
Epetebang
Epetebang Mohon Tunggu... Wiraswasta - untaian literasi perjalanan indah & bahagiaku

credit union, musik, traveling & writing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nias yang Menghiasi Relungku

10 Maret 2019   06:29 Diperbarui: 27 Oktober 2021   11:26 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nama unik: sopan santun (foto: edi petebang)

RAT CU Sohagaini (foto: edi petebang)
RAT CU Sohagaini (foto: edi petebang)
Karena pesawat dari Gunung Sitoli ke Medan pukul 06.05 pagi, supaya tidak terlambat, maka sore selesai pelatihan FL saya menumpang mobil Pastor Anri dan Pastor Rudy serta menginap dan makan malam di Pastoran Katolik Gunung Sitoli; diantar ke bandara juga oleh Pastor Anri. Di Gunung Sitoli saya diajak pastor mampir ke lokasi wisata doa "Taman Doa Bunda Maria'. Taman doa di pantai ini dikelola oleh orang Katolik awam. Yang unik di taman doa ini, ada tiga lokasi dimana jika kita berdiri di tengah-tengahnya suara kita bergema.

taman-maria-nias-5c844d54677ffb784d2112f3.jpeg
taman-maria-nias-5c844d54677ffb784d2112f3.jpeg
Pengalaman baru juga bagi saya karena baru di Nias ini saya mendapat konsumsi dan akomodasi di dua pastoran: di Pastoran Lahusa Gomo dan di Pastoran Gunung Sitoli. Di dua tempat ini  saya bisa merefleksikan betapa luar biasanya pengorbanan para imam Katolik yang mampu melepaskan riuh rendahnya godaan duniawi. 

Kita awam yang tidak mampu seperti kehidupan para imam ini, wajib mendukung mereka, mendoakan dan jangan ganggu mereka memilih jalan hidup yang mulia tersebut.   

Saya berterima kasih kepada empat imam muda diosesan yang berkarya di Tanah Nias: Pastor More, Pastor Alfons, Pastor Adri dan Pastor Rudy yang mengembangkan credit union disana sebagai model dan alat pemberdayaan umat basis. Pastor Rudy pernah menjadi ketua CU Sohagaini ketika menjadi pastor Paroki Lahusa Gomo.  

Nama unik dan basis Kristiani

Yang membuat saya terhibur juga di sepanjang perjalanan adalah nama-nama Caleg yang unik di telinga saya. Maklum saya kesana musim kampanye sehingga banyak sekali psoter, baliho caleg di sepanjang jalan. Nama yang unik dan lucu tersebut antara lain: Sopan Santun...; Saudara...; Rinso...; Peringatan..: Penyabar....dan lain-lain. Di ujung nama tersebut ada nama tambahan.

nama unik: sopan santun (foto: edi petebang)
nama unik: sopan santun (foto: edi petebang)
Nama unik: Turunan (foto: edi petebang)
Nama unik: Turunan (foto: edi petebang)
Nama unik: Peringatan (foto: edi petebang)
Nama unik: Peringatan (foto: edi petebang)
Yang juga baru saya temukan dalam banyak perjalanan saya adalah, sepanjang jalur Gunung Sitoli Lahusa dan Gomo adalah tidak kelihatan surau atau mesjid. Yang ada adalah gereja Kristen dan gereja Katolik. Hal ini wajar karena memang di Pulau Nias mayoritas penduduk Kristen (60%), ada Kristen Baptis dan Katolik Roma. 

Kristen yang paling banyak adalah Banua Niha Kriso Protestan disingkat BNKP. Saat ini (2019) sekitar 800.000 penduduk Nias, sekitar 73% beragama Kristen Protestan, 18% Katolik Roma, dan 7% beragama Islam; sisanya memeluk agama leluhur.

 

CU Sohagaini Lahusa Gomo

Di Pulau Nias ada KSP3 Nias yang mempunyai aset Rp 500 miliar dengan anggota 73.000 orang (data 2017). Menurut Pastor Petrus Dori More,Pr., Pastor Paroki Lahusa Gomo yang juga Ketua CU Sohagaini Lahusa Gomo, awalnya KSP3 ini diinisiasi dan digerakkan para pastor, rohaniwan Katolik. Makanya jangan heran cukup banyak kantornya di area paroki. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun