Mohon tunggu...
Epetebang
Epetebang Mohon Tunggu... Wiraswasta - untaian literasi perjalanan indah & bahagiaku

credit union, musik, traveling & writing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Credit Union: Menolong Orang Menolong Diri Sendiri

4 Oktober 2018   11:56 Diperbarui: 4 Oktober 2018   12:21 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata credit union bagi sebagian besar orang Indonesia terdengar masih asing. Namun tidak bagi masyarakat di Kalimantan Barat, terutama yang di daerah pedalaman. Credit Union atau CU sudah menjadi penolong hidup mereka, menjadi alat pemberdayaan sosial, ekonomi, politik mereka menuju kehidupan yang lebih baik.

Sejak berdiri sekitar tahun 1980-an, Credit Union terus berkembang di Kalimantan Barat. Kini anggotanya telah mencapai 800 ribu orang yang tersebar di 51 credit union. Total aset koperasi kredit ini Rp8,5 triliun.  Ke-51 credit union tersebut tergabung dalam empat Pusat Koperasi Kredit (Puskopdit).Yakni Puskopdit BKCU Kalimantan, Puskopdit Kapuas, Puskopdit Khatulistiwa dan Puskopdit Borneo. "Itu modal murni dari anggota. Tidak ada dari non anggota,"jelas saya kepada wartawan Pontianak Pos yang mewawancarai saya secara tertulis.

Pendidikan Nilai-Nilai CU wajib diterima anggotanya
Pendidikan Nilai-Nilai CU wajib diterima anggotanya
Saya menambahkan, "Namun perlu diingat bahwa aset Rp8,5 triliun tersebut tidak didapat dalam waktu singkat. Aset itu dikumpulkan sedikit demi sedikit oleh anggota sejak tahun 1980an, awal CU berdiri di Kalbar.  Jika dibagi per orang maka sekitar sembilan juta per orang".

Pada tingkat dunia, saya kutip dari laman resmi organisasi CU dunia, WOCCU, (https://www.woccu.org)  sampai saat terdapat  235,000,000 anggota yang tersebar di 68,000 credit union di 109 negara di dunia. Artinya sudah banyak sekali anggota CU di dunia. Negara yang paling baik CU nya adalah di Korea Selatan. Di negeri Ginseng tersebut hampir 30 persen warganya anggota CU.

Di Indonesia, terutama di kalangan pejabat di Pusat, istilah CU belum banyak diketahui. Padahal istilah lain terkait ekonomi kerakyatan seperti MBT, syariah dan sebagainya sudah sangat lazim. Ketika gerakan CU di Indonesia bertemu politisi di senayan agar memasukkan kata "credit union" dalam undang-undang koperasi sebagai salah satu bentuk koperasi, maka mereka bertanya "apa itu credit union".

CU memang punya perbedaan dengan koperasi lainnya. Pendiri CU, William Fredrich Raiffeisen, mengajarkan tiga prinsip dasar CU, yakni simpanan hanya boleh dari anggota. Pinjaman hanya boleh diberikan kepada anggota dan jaminan peminjam adalah watak si peminjam. CU menjalankan prinsip "menolong orang agar dapat menolong dirinya sendiri untuk meningkatkan kualitas hidupnya". Prinsip inilah yang secara konsisten diterapkan CU sehari-hari. Dalam konsep CU, orang miskin itu hanya dapat ditolong oleh dirinya sendiri.

Pertanyaan itu agak aneh bagi saya; namun disisi lain menjadi pekerjaan rumah bagi insa credit union untuk lebih proaktif mengabarkan kebaikan credit union kepada masyarakat, khususnya melalui media massa.

Saya patut menyampaikan terima kasih kepada Harian Pontianak Pos, harian tertua dan terluas penyebarannya di Kalimantan Barat. Hari Kamis, 4 Oktober 2018 (versi website dipublish tanggal 3 oktober 2018) harian dalam grup Jawa Pos tersebut menulis panjanag lebar tentang credit union. Lebih lagi karena saya menjadi narasumber utama dalam artikel feature yang ditulis oleh wartawannya,  ASHRI ISNAINI, dengan judul "Melihat Kiprah Credit Union di Kalimantan Barat".

Selengkapnya dapat dibaca di link berikut. https://www.pontianakpost.co.id/teguh-berprinsip-menolong-anggota-agar-dapat-menolong-diri-sendiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun