Jalanan berkelok turun naik perbukitan tidak terasa memabukkan karena mata kita dimanjakan dengan pemandangan bukit-bukit pinus dan cemara serta hamparan sawah di kiri kanannya. Sekitar 10 kilometer dari Makale, ibukota Kabupaten Tana Toraja, ditambah dua kilometer dari Jalan Poros To'Kua (Jalur Makale-Makasar), tepat di RT Lebane, Dusun Padang, Lembang (Desa) Gasing, Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, kita akan melihat sebuah pondok di perbukitan kecil. Meski kecil dan sederhana, pondok ini sangat terkenal di kawasan tersebut. Pondok tersebut adalah pusat kegiatan pemberdayaan. Di pondok itulah "markas" Komunitas Padang, satu diantara puluhan komunitas yang menjadi dampingan/binaan Credit Union Sauan Sibarrung (CUSS).
Pondok seluas 6 x 8 meter persegi tersebut dibangun diatas tanah seluas 1.000 meter persegi. Tanah tersebut pinjaman dari seorang pendamping komunitas. Sejumlah material juga disumbangkan pendamping komunitas. Sedangkan pengerjaan pembuatan pondok dilakukan secara gotong royong. Pondok ini biasa digunakan untuk kegiatan komunitas. "Ke depan kami terbuka kepada siapa saja yang ingin memanfaatkannya untuk kegiatan pemerintahan, masyarakat ataupun keagamaan. Tempat ini akan menjadi pusat pelatihan masyarakat yang bisa juga diikuti masyarakat dari luar komunitas Padang," jelas Laurensius Palinoan, pendamping Komunitas Padang.
Penduduk Dusun Padang berjumlah 136 kepala keluarga (KK) dimana sebagian anggota keluarga dari 90 KK menjadi anggota CUSS. Sesuai dengan kebijakan CUSS, bahwa jika ada 30% warga komunitas sudah menjadi anggota CUSS, maka bisa dibentuk komunitas binaan.
Warga komunitas Padang mayoritas memeluk agama Katolik dan Kristen; dan sekitar 0,1 persen Muslim; ada kecil sekali yang melakukan praktek agama asli suku Toraja yang dinamakan Alukta (Hindu Toraja). Hampir 99 persen warganya hidup dari bertani sawah, tanaman perkebunan (kopi, kakao) dan palawija serta beternak (sapi, kerbau, babi, ayam kampung).
Menurut Anton Rantetana, Manajer Pemberdayaan CUSS, ada dua alasan pokok mengapa komunitas Padang ini dipilih untuk didampingi. Pertama, mayoritas anggota komunitas adalah petani dan sudah kegiatan-kegiatan komunitas. Hal ini mempermudah untuk melakukan pengorganisasian dan sesuai dengan misi CUSS untuk memberdayakan para petani. Kedua, sudah 30 persen dari warga komunitas menjadi anggota CUSS sehingga memenuhi standar yang dipersyaratkan CUSS.
Cikal bakal terbentuknya komunitas ini adalah dilaksanakannya pertemuan pertama pada bulan Agustus 2015 yang difasilitasi oleh pendamping dari CU Sauan Sibarrung (CUSS). Sebelum dilaksanakannya pertemuan pertama, terlebih dahulu dilakukan beberapa kali kunjungan awal oleh pendamping dari CUSS. Kunjungan ini untuk mendapatkan respon awal dari masyarakat serta mengetahui potensi, peluang, tantangan dan yang terpenting adalah memastikan apakah anggota komunitas ini sudah layak sesuai ketentuan CUSS untuk ditetapkan sebagai komunitas dampingan CUSS.
Setelah dilakukan pendataan, sesuai ketentuan pembentukan komunitas dampingan cari CUSS, Â ternyata di komunitas Padang ini sudah 30 persen warganya menjadi anggota CUSS. Artinya, berdasarkan studi kelayakan serta persyaratan jumlah anggota CUSS, maka komunitas ini layak dijadikan komunitas dampingan. Karena itulah tanggal 28 Februari 2016 dilaksanakan peresmian komunitas ini.Â
Pemilihan pengurus komunitas dilakukan dengan cara dipilih secara tertutup dengan menulis nama calon di secarik kertas. Ada tiga kali pemilihan secara demokratis, yakni pemilihan ketua, sekretaris dan bendahara. Suara terbanyak pada pemilihan pertama sebagai ketua; yang kedua sebagai sekretaris dan ketiga sebagai bendahara.
Selanjutnya ada pertemuan-pertemuan komunitas. Menurut buku catatan komunitas Padang, Â pertemuan keempat berisi pelatihan ternak ayam kampung. Pertemuan kelima mengadakan pelatihan pengolahan pangan lokal (yakni kue, keripik dari talas; abon dari jantung pisang; sari jahe; snack dari talas). Pertemuan keenam peresmian/pengukuhan oleh Pengurus CUSS.
Isi acara peresmian adalah doa pembukaan, sambutan dari manajer TP, sambutan dari Komite TP, sambutan dari Pengurus, pembacaan SK dan pengukuhan dari Pengurus CUSS, ramah tamah (snack) dan doa penutup.
Komunitas ini mempunyai program kerja tahunan. Dalam setiap pertemuan (atau kombongan dalam bahasa Toraja) dilakukan evaluasi apa yang sudah dilakukan, apa yang akan dilakukan dalam pertemuan hari itu dan apa yang akan dilakukan dalam hari-hari mendatang baik secara pribadi maupun kelompok.Â