Mohon tunggu...
Epetebang
Epetebang Mohon Tunggu... Wiraswasta - untaian literasi perjalanan indah & bahagiaku

credit union, musik, traveling & writing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

254 Umat Siantan, Pontianak, Menerima Sakramen

2 Oktober 2016   18:25 Diperbarui: 2 Oktober 2016   18:36 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penerima sakramen krisma (foto: edi petebang)

Berbaju putih dan bercelana hitam, berjejer dua baris, satu persatu, sebanyak 254 umat maju ke hadapan Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus, Pr. Setelah diberi tanda salib di dahi dengan minyak, "plak" satu tamparan Pak Uskup mendarat di pipi kiri mereka. Kegembiraan menghiasi wajah-wajah mereka. 

Tamparan Yang Mulai Uskup Agus tersebut bukanlah amarah, tapi berkat dan simbol bahwa umat-umat tersebut telah menerima sakramen krisma. Penerimaan sakramen krisma yang dilakukan dua tahun sekali di paroki kami, Paroki Stella Maris, Siantan, Pontianak Utara pada hari Sabtu (1/10) tersebut diberikan kepada 254 orang; mulai dari usia kelas 2 SLTP hingga orang tua. Inilah rekor terbanyak penerima sakramen krisma di paroki kami. Sebelum menerima sakramen krisma, mereka terlebih dahulu belajar memperdalam ajaran agama Katolik sekitar 3 bulan.  

Penerima sakramen krisma (foto: edi petebang)
Penerima sakramen krisma (foto: edi petebang)
Krisma kali ini juga bersejarah bagi kami sekeluarga karena pertama kalinya, dari ketiga anak kami, putri kami yang kedua, Clara Acta Diurna Petebang, menerima sakramen krisma. Abangnya, Paulus Raja Nanga Petebang, malah belum menerima krisma karena sedang studi di luar Pontianak. Dan yang kecil, Ghuru, belum waktunya karena baru kelas 3 SD. Saya dan istri, Goretti Marsiani, menyaksikan penerimaan sakraman krisma untuk Acta.  

Mgr. Agus bersama tim pembina (foto: edi petebang)
Mgr. Agus bersama tim pembina (foto: edi petebang)
Sakramen Krisma bagi umat Katolik memiliki dasar Kitab Suci dari Kis 8:16-17 "Sebab Roh  Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka  hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian keduanya menumpangkan  tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus."  dan dari Kis  19:5-6 "Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka  dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Dan ketika Paulus menumpangkan tangan  di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka  berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat". Dari kedua kutipan ini  jelas bahwa Sakramen Krisma membutuhkan penumpangan tangan untuk  mengundang Roh Kudus. 

Didalam sakramen Krisma, kita menerima  "Kepenuhan Roh Kudus" sehingga kita dapat secara penuh dan aktif  berkarya dalam Gereja. bandingkan dengan para rasul yang menerima Roh  Kudus saat Pantekosta, sebelum peristiwa Pantekosta mereka sudah  menerima Roh Kudus (lihat Yoh 20:22) tetapi mereka baru 'aktif' sesudah  Pantekosta. Demikian juga  halnya dengan kita karena sebenarnya Roh  Kuduspun sudah kita terima saat Permandian, yaitu Roh yang menjadikan  kita Anak-Anak Allah, dan yang membersihkan kita dari Dosa Asal (lebih  Jelasnya lihat tentang  Sakramen Babtis). Itulah disebutkan bahwa Sakramen Babtis adalah Sakramen Paskah dan Sakramen Krisma adalah Sakramen Pantekosta (lihat situt www.katolik.org).

Anak kami, Acta, menerima sakramen krisma
Anak kami, Acta, menerima sakramen krisma
Dalam Sakramen Krisma juga ada Pengurapan dengan minyak Krisma yang  berarti umat yang sudah menerima Krisma dikuduskan, dikhususkan, dan  menerima Kuasa untuk melakukan tugas perutusan kita sebagai umat  beriman (bdk 1 Samuel 10:1;1Samuel 16:13;  1 Raj 1:39). Dengan menerima  Sakramen Krisma, umat Katolik menerima Roh Kudus yang merupakan meterai; tanda  bahwa kita ini milik Allah. Dengan menerima Krisma berarti berarti kita dinilai sudah dewasa dalam  Iman, dilantik menjadi saksi Iman dan terlibat penuh dalam Gereja.

Mgr. Agus dalam khotbahnya meminta agar umat yang sudah menerima sakramen Krisma menjadi dewasa. "Dewasa dalam artian mampu menjadi Kristus sebagai pembimbing setiap langkah hidup. Dewasa dalam artian mampu melawan godaan untuk berbuat kejahatan; mampu melawan cobaan untuk melakukan hal-hal yang merusak nilai-nilai manusiawi dan kehidupan"pinta Mbr. Agus.

Secara khusus Uskup Agung Pontianak yang juga Uskup Sintang ini meminta umat, terutama yang muda, agar menjauhi dan jangan sekali-kali mencoba memakai narkotika dan obat-obat berbahaya (Narkotika). 

Selesai misa penerimaan sakramen krisma dilakukan ramah tamah, makan bersama di aula paroki. Terima kasih kepada seluruh Tim yang telah membimbing dan mengajar para penerima sakramen krisma. Selamat untuk seluruh umat stella maris yang menerima sakramen krisma. Semoga semakin teguh imannya.***    

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun