Kamis, 12 Mei 2016 sekitar pukul 9.00 WIB tiba-tiba datang sepuluh orang yang satu pun tidak saya kenal ke rumah. Mereka mengendarai mobil dinas berpelat merah dan dua buah sepeda motor. Beberapa orang saya ketahui dari rompi yang dipakai karena bertuliskan Sensus Ekonomi 2016.
Kebingungan saya tidak lama karena mereka memperkenalkan diri sebagai petugas sensus ekonomi 2016. Saya pun menyuruh masuk dan mereka menjelaskan maksud kedatangan mereka untuk melakukan sensus ekonomi. Mereka terdiri atas staf BPS dari BPS Pusat, BPS Provinsi Kalbar, BPS Kota Pontianak, Kordinator lapangan dan petugas sensus; kesemuanya 10 orang. Staf dari BPS Pusat mengaku datang untuk melakukan pengawasan. Proses wawancara pun berlangsung. Ternyata sensus ekonomi fokus pada usaha/bisnis yang dimiliki dan dikelola. Hal yang positif karena datanya akan membantu pemerintah untuk membuat perencanaan pembangunan ekonomi, dll.Â
Setelah saya pikir... tanpa bermaksud membuat malu tim BPS yang datang ke rumah, akhirnya saya paham bahwa kedatangan tim BPS ke rumah saya karena kicauan saya di media sosial dan mendapat respons dari yang berwenang. Saya tidak sampai hati menanyakan mengapa mereka memilih rumah saya.
Rabu, 11 Mei 2016 saya menulis di wall Facebook saya, di WhatsApp dan di Instagram "sensus ekonomi 2016 ngawur?" sengaja saya beri tanda tanya karena tidak bermaksud menuduh. Saya menganggap ngawur karena tanpa ada wawancara atau bertemu dengan saya ataupun istri, tiba-tiba ada ditempel stiker Sensus Ekonomi. Status saya soal sensus di media sosial ini mendapat tanggapan beragam. Yang menarik, status saya di sebuah grup koperasi di whatsapp direspons anggota grup dan melaporkan apa yang saya alami ke deputi BPS Pusat di Jakarta. Dugaan saya mereka menyensus saya karena laporan saya ini.Â
Proses Sensus Ekonomi 2016 masih berlangsung sampai 31 Mei 2016. Semoga apa yang terjadi dengan saya tidak terjadi lagi. Petugas sensus agar bekerja secara maksimal... BPS agar melakukan pengawasan agar sensus ini mencapai tujuannya.*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H