Mohon tunggu...
Epetebang
Epetebang Mohon Tunggu... Wiraswasta - untaian literasi perjalanan indah & bahagiaku

credit union, musik, traveling & writing

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Diari 3 Hari Keliling Setengah Jawa

25 November 2015   00:20 Diperbarui: 25 November 2015   00:59 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Moment spesial buat kami sekeluarga datang pertengah bulan november ini. Tidak ada persiapan yang panjang, saya bersama isteri dan dua anak kami, Acta dan Ghuru, menikmati perjalanan darat dan udara dari Pontianak-Jakarta-Semarang-Yogyakarta. Sungguh perjalanan yang tak terlupakan bagi kami, terutama bagi dua anak kami yang baru pertama kali ke pulau Jawa.

Perjalana dimulai kamis (12/11) pukul 06.00 saya bersama Acta dan Ghuru berangkat ke bandara. Karema pagi, jalanan lancar sehingga setengah 7 sudah sampai di bandara supadio, Pontianak. Ghuru senang sekali karena baru inilah pertama kalinya dia naik pesawat. Penerbangan kami dengan Lon Air pukul 08.55. Setelah check in kami menunggu di ruang tunggu. Setelah menunggu sampai pukul 08.30 belum ada panggilan boarding, saya mulai curiga, jangan-jangan pesawat ditunda Ternyata benar. "Karena alasan operasional, peswat ditunda satu jam,"kata petugas bandara.

Akhirnya pukul 10.00 wib pesawat berangkat. Penerbangan satu jam 15 menit kami tiba di bandara Soekarno Hatta. Karena jam makan siang, kami makan di salah satu restoran di ruang kedatangan terminal 1. Semula kami akan menjemput isteri saya yang babru selesai PLPG di Wisma Kinasih. Namun karena takut ketinggalan pesawat penerbangan lanjutan, kami sepakat menunggu di bandara saja.

Penerbangan kami selanjutnya adalah ke Semarang pukul 17.55 wib. Ternyata ruang tunggu ke semarang itu di Terminal 3. Kami pun naik shuttle pindah ke terminal 3. Terminalnya baru. Sekitar pukul 16.00 wib, Yeth, isteri saya, tiba dengan mobil yang dicarter bersama temannya.

Penerbangan Jakarta-Semarang hanya satu jam; masih dengan Lion Air. Sekitar pukul 19.00 wib pesawat mendarat dengan mulus di Bandara Ahmad Yani Semarang. Pas pesawat berhenti, tiba-tiba hujan lebat disertai petir guntur. Para penumpang pun tidak bisa keluar pesawat hampir satu jam tidak bisa keluar pesawat karena bandara Semarang sepertinya tidak ada garbarata.

Dari bandara, kami naik taksi resmi bandara ke sma sedes sapientiae, bedono, kecamatan jambu, sekitar satu setengah jam. Tarif taksi ini tahun lalu saya naik hanya rp.250.000; tapi tahun ini jadi rp.350.000. Malam ini kami bermalam di rumah bu Tatik, sekitar 200 meter dari sma sedes.

Tujuan utama perjalanan kami adalah melihat keadaan anak kami, Paulus Raja, yang kini kelas 11 IPA di SMA Sedes. Mau merasakan suasana sekolah dan asramanya. Karena Raja baru bisa ditemui sepulang sekolah pukul 13.30; maka hari itu kami memutuskan kunjungan seklaigus ziarah ke gua maria asumpta, ambarawa; atau dikenal dengan Gua Maria Kerep.

Jumat (13/11) dari Sedes ke kere naik angkot rp.5.000 perorang sekitar satu jam. angkotnya juga enak, tidak terlalu ramai penumpangnya. turun di terminal ambarawa, depan jalan masuk guar maria. dari situ kita naik angkot rp.3.000 perorang. Gua Mari Kerep ini bukan hanya menjadi tempat doa dan ziarah, tapi sudah menjadi tempat wisata. beragam orang dari berbagai agama datang ke sini. 

SMA Sedes

Sekitar pukul 12.30 kami sudah ke sampai ke sma sedes dan memutuskan menunggu di sekolah sekalian bayar spp dan asrama Raja. Kami diterima dengan ramah oleh kepala sekolah,Sr. Anastasia OSF; dua orang staf TU, Ibu Lusi dan Pak Puji Ristanto. Kami senang mendengar Raja bisa mengikuti pelajaran di Sedes. "Di sini nilai murni pak. Nanti kalau sudah kuliah atau di  masyarakat baru ketahuan dampaknya,"jelas Suster Anas.

Setelah lumayan lama ngobrol, kami santai di kantin sedes sambil menunggu. Selesai jam pelajaran pukul 13.30, kami pun bisa ketemu Raja bersama Hugo, Edo,dkk. Mereka juga senang, apalagi dibawakan oleh oleh dari orang tuanya yang kami bawa. Foto-foto, ngobrol sebentar, lalu kami ketemu Pak Haryo, pembimbing asrama putra sedes.

Tidak sampai satu jam kebersamaan kami dengan Raja, kami pulang ke pengingapan dan pukul 15.30 naik travel ke Yogayakarta. Mobilnya pakai van, satu orang satu kursi dengan tarif  Rp.80.000 perorang. Pukul 18.00 kami sudah tiba di dekat Jalan Malioboro. Dengan naik dua becak, kami menuju salah satu hotel di jalan Dagen, 150 meter dari jalan Malioboro. Malam itu kami berempat bisa makan lesehan kemudian jalan-jalan di malioboro, naik andong, beli oleh2.  

Di hotel sudah tersedia mobil carteran dengan tarif rp.550.000 selama 12 jam (sudah termasuk biaya sopir dan bbm). Sabtu (14/12) kami mulai berangkat pukul 07.30 menuju Candi Borobubur. Satu dari 7 keajaiban dunia sungguh menakjubkan. Dalam jalur perjalanan pulang hampir satu kilometer kita disuguhi dengan aneka macam cinderamata.

Dari Borobudur kami menuju Candi Prambanan melewati jalan alternatif. Jalan alternatif melalui kampung-kampung ini menyenangkan. Bisa melihat perkebunan salak pondoh di daerah tempel; dan tidak lupa membeli salak untuk oleh-oleh ke pontianak.

Di Prambanan kita bisa memvisualkan serial televisi "Ramayana". Kami naik ke candi Siwa, dan beberapa candi lainnya. Setelah pasu keliling di Prambanan, kami mengisi kampung tengah di warung-warung di jalan pulang kompleks Prambanan. Makanannya lumayan enak. Di ujung jalan ke arah luar prambanan kita bisa memberi makan rusa.

Kulit Manding, Bantul.....

Sekitar pukul 15.30 dari Prambanan kami menuju pusat kerajinan kulit, Manding, di Bantul, sekitar 15 km dari Yogya. Wah..memang benar-benar semua serba kulit yang dijual di puluhan toko di kiri kanan jalan. Harganya lumayan murah dan dijamin keasliannya. Lumayan banyak belanja disini. "Kapan-kapan bisa ke gudangnya kulit".  Sebelum sampai Manding kami singgah sebentar di Kotagede, pusat kerajinan perak.

Hari pun malam, kami pulang ke penginapan. Santap malam di warteg di jalan dagen dan masih jalan-jalan di Malioboro..

Minggu (15/11) pagi-pagi setelah menikmati sarapan pagi di pinggiran jalan dagen, dengan Express Air kembali ke pontianak. o ya di bandara yogyakarta ada terminal baru, terminal 2. Agak jauh antara ruang tunggu dengan pesat, lumayan pegal jalan kakinya.

Perjalanan setengah pulau jawa yang melelahkan namun pasti membekas dalam diri kami, terutama dua puteri kecilku Acta dan Ghuru yang baru kali pertama bepergian jauh. Kami sebenarnya ingin mengajak Raja juga. Tapi karena dia ada kegiatan sekolah sehingga tidak bisa ijin. Kami berharap suatu saat bisa menikati liburan yang lebih panjang waktunya, bisa berjalan ke banyak tempat indah di Jawa atau pun tempat lain.***    

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun