Mohon tunggu...
Epetebang
Epetebang Mohon Tunggu... Wiraswasta - untaian literasi perjalanan indah & bahagiaku

credit union, musik, traveling & writing

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Sholat 5 Waktu" ala Katolik versi Romo Aloy

18 April 2015   22:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:56 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14293699131257810873

Sabtu ini (18/4) adalah hari yang menyenangkan bagi saya. Tidak menyangka, saya bisa bertemu dan menjadi moderator untuk Romo Aloys Budi Purnomo,Pr dalam seminar pendidikan multikulturisme. Seminar ini merupakan salah satu acara dalam rangkaian perayaan hari ulang tahun asrama (mahasiswa ) bonaventura (asrama sepakat) yang ke-30. Saya pernah tinggal di asrama ini bulan oktober 1991-Juni 1996.   Pesertanya 80 orang, mayoritas guru sekolah Katolik dan Kristen di Kota Pontianak dan mahasiswa.

[caption id="attachment_411010" align="alignright" width="300" caption="bersama romo pluralis, romo aloys"][/caption]

Romo Budi yang piawai bermain saxophone dan menyanyi, mengawali presentasinya dengan memanjakan peserta dengan alunan indah saxophone dan dendangnya. setelah itu, barulah beliau menyampaikan pengalaman dan praktek nyata multikultur yang dilakukannya di wilayah Keuskupan Agung Semarang. "Multikultur itu harus diperjuangkan, harus ada keikhlasan dan pengorbanan untuk melakukannya. Memang terkadang berat, kadang kita ditolak, tapi tetap harus terus diupayakan,"jelas Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang dan Wakil Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Jawa Tengah.

Menurut romo yang berteman baik dengan banyak kiai, ulama dan tokoh nasional ini, antara lain Gusdur, Sinta Gusdur, KH Mustofa Bisri; untuk mewujudkan masyarakat yang multikultur, sikap dasar kita adalah harus mau merangkul semua golongan, baik yang suka (pro) dengan kita maupun yang kontra. "Kita juga harus berpikir positif dengan budaya, agama, adat istiadat  kelompok/orang lain,"urai romo yang produktif menulis buku-buku rohani ini (tercatat sudah 80 judul bukunya).

Ada banyak hal menarik yang dipaparkan romo budi. namun yang paling berkesan bagi saya adalah uraian beliau tentang adanya (sejenis) sholat lima waktu (Islam) di dalam agama Katolik. Yakni saat-saat suci di seputar kehidupan Yesus Kristus.  Apakah itu? Berikut padananannya.

Sholat Isya-->mengenang Yesus menetapkan Perjamuan Malam Terakhir dan setelah itu berdoa di Taman Getsemani dalam keheningan malam. Kita mestinya berdoa bersama  Tuhan Yesus.

Sholat Subuh--> mengingatkan peristiwa Tuhan Yesus ditangkap di Taman Getsemani pada subuh; Ia lalu disiksa, didera oleh pasukan Romawi. Saat seharusnya umat Katolik bersiap untuk berdoa dan misa pagi.

Sholat Zuhur-->  mengingatkan peristiwa Tuhan Yesus disalibkan di Puncak Kalvari (Golgota); saat dimana seharunys umat Katolik berdoa.

Sholat Azar--> mengingatkan Tuhan Yesus wafat di kayu salib pada pukul 15.00. Saat ini umat Katolik mestinya mendasarkan doa Koronka Kerahiman Ilahi pukul 15.00.

Sholat Magrib--> mengingatkan peristiwa setelah wafatnya, Tuhan Yesus diturunkan dari kayu salib dan senja hari harus dimakamkan.

Bagi umat Katolik khususnya, dan umat Kristiani umumnya, semoga refleksi dan pengalaman romo aloys tersebut bisa menjadi pembelajaran agar bisa selalu mencari hal-hal positif; agar selalu membuang jauh prejudice.***

Pontianak, 18 April 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun