[caption id="attachment_322156" align="aligncenter" width="577" caption="Beberapa orang bloger berkumpul disebuat tempat hotspot di Mataram"][/caption]
SETELAH internet lahir dimuka bumi, lahir juga media sosial. Salah satu media sosial itu disebut blog. Penggunanya disebut bloger. Selaku ‘anak sah’ dari internet, blog terbukti efektif menjadi alat publishing, sharing dan conecting. Tiga fungsi itu kini mulai dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat untuk berbagai kepentingan. Maka bermunculan lah bloger-bloger yang sangat produktif menulis. Terkait dengan itu saya tertarek untuk membuka rahasia bloger produktif menulis setiap hari.
Setelah beberapa tahun menulis diblog, saya mulai tahu dan kenal beberapa orang bloger yang bisa dikatakan sangat produktif menulis. Sebut saja diantaranya, Yusran Darmawan, Trinity, Raditya Dika dan lain-lain. Mereka menulis setiap hari dengan berbagai tema dan isu. Mulai dari masalah pribadi yang sifatnya remeh temeh sampai isu publik yang ramai diperbincangkan orang. Pada hal tidak sedikit diantara bloger itu sebelumnya jarang bahkan tidak pernah menulis.
Latar belakang mereka beragam. Mulai dari ibu rumah tangga, pembantu rumah tangga, mahasiswa, pelajar, dosen, pengusaha, trainer, pensiunan dan lain sebagainya. Dengan beragamanya profesi itu, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa siapa saja bisa menjadi bloger produktif. Profesi bukan kendala untuk menulis dan ngeblog setiap hari. Motivasinya justru bagaimana kegiatan itu dapat memberikan dampak positif bagi diri mereka dan orang lain.
Mengetahui makin prospeknya masa depan bloger, Group Media Kompas melahirkan Kompasiana. Di sini bloger Indonesia berbagi, bertemu dan mengulas berbagai hal. Orang Mataram tidak mau ketinggalan, mereka membuat Kampung Media - sebuah kanal informasi yang ingin mengabarkan kampung kepada dunia. Oleh orang kampung yang tidak mau disebut kampungan. Teglinenya, sampaikan informasi meski satu kalimat. Inilah inovasi orang NTB yang kini mulai ditiru banyak daerah. Lagi-lagi, Kompasiana dan Kampung Media digerakkan oleh para bloger.
Kriteria sederhana saya memberikan predikat bloger produktif adalah, bloger itu menulis (writing) setiap hari. Bloger itu menerbitkan (posting) tulisannya setiap hari. Terakhir bloger tersebut suka membagi (share) tulisan kepada orang lain. Kriteria sederhana ini saya rasa cukup mewakili apa yang dimaksud bloger produktif. Apa lagi kalau tulisannya itu ditulis berdasarkan isu terkini.
Lalu apa rahasia mereka bisa produktif menulis setiap hari? Apakah mereka sangat pintar yang bisa menulis tentang apa saja. Apakah mereka berpendidikan tinggi sehingga lihai menyampaikan pikirannya dalam bentuk tulisan. Atau mungkin mereka tidak sibuk dengan pekerjaannya sehingga mereka memiliki waktu yang banyak untuk menulis? Atau mereka memang sudah punya bakat menulis sejak dari dalam dirinya.
Bisa jadi mereka memang pintar, berpendidikan tinggi dan memiliki waktu untuk menulis namun tidak semua. Banyak diantara bloger yang produktif itu kepintarannya biasa saja umumnya orang kebanyakan. Tidak semua menempuh pendidikan tinggi. Termasuk tidak sedikit dari mereka yang sangat sibuk dengan pekerjaan mereka setiap hari. Bakat menulisnya lahir justru ketika mereka belajar dan banyak latihan menulis. Orang biasa pun, kalau mau bisa produktif menulis setiap hari. Berikut beberapa rahasia mereka.
Pertama, Penggerak
Tentu ada hal yang menggerakkan mereka untuk mau menulis setiap hari. Penggeraknya bisa dari dalam dan luar. Dari dalam tentu adanya kemauan untuk menulis. Kemauan itu menjadi tenaga pendorong untuk konsisten menulis setiap hari. Kemauan itu menjadi ‘tenaga dalam’ yang sering kali kekuatannya tidak bisa dianggap enteng. Keinginan menyampaikan dan membagi pikiran itu menjadi tenaga dahsyat dalam menulis.
Penggerak atau ‘tenaga’ dari luar biasanya berupa tanggapan dan respon positif dari pembaca. Seorang penulis akan semakin termotivasi menulis bila mendapatkan apresiasi yang positif dari pembaca. Dengan begitu ia sadar, apa yang dia tulis ternyata memberikan manfaat kepada pembaca. Apa lagi kalau yang ditulis memberikan inspirasi, pemahaman dan pengetahuan baru bagi pembaca.
Seorang bloger produktif mungkin saja memiliki keduanya. Itu akan menjadi modal bagi mereka untuk konsisten menulis setiap hari. Untungnya lagi penulis dan pembaca blog bisa berkomunikasi dua arah. Dari sana akan terbangun pertemanan dan konektivitas dari kedua belah pihak. Dengan begitu seorang bloger akan tahu kelebihan dan kekurangan tulisannya dari pembaca.
Konectivitas antara pembaca dan penulis itu kerap menimbulkan ide untuk ‘kopi darat’ antar bloger yang selama ini berjauhan tempat tinggal. ‘Kopi darat’ itu semakin mendekatkan mereka antar satu dengan yang lain. Ibarat menekatkan idola dengan penggemarnya atau reuni anak sekolah dengan gurunya. Pertemuan seperti inilah yang jarang terjadi pada media tulis lain.
Salah satu penggerak paling besar dalam menulis adalah keinginan berbagi, bercerita dan mengabarkan kepada orang lain. Ada kepuasan dan kebahagiaan bagi seorang bloger setelah apa yang ia pikir dan rasakan telah ia tuangkan dalam bentuk tulisan yang kemudian dibagi-bagi dijagad dunia maya. Kebahagiaannya akan berlipat ganda mana kala tulisannya direspon oleh pembaca dari ujung dunia lain entah dimana.
Kedua, Menulis Bebas
Kalau saya perhatikan, hampir semua bloger produktif itu menulis menggunakan gaya bebas (free writing). Bebas menulis apa saja. Bebas membuat judul dan struktur tulisan. Bebas mengeluarkan pandangan dan argumentasi. Singkatnya, mereka menulis tidak terikat dengan aturan bahasa baku yang dibuat oleh ahli bahasa. Tidak mengacu dengan EYD ; ejaan yang disempurnakan.
Bagi mereka menulis menggunakan aturan bahasa atau EYD tidak membebaskan tapi menghambat. Apa lagi orang menulis diblog motivasinya suka-suka, senang-senang dan ingin mengeluarkan sesuatu yang menumpuk dikepala. Kalau mengeluarkan sesuatu itu dibuatkan berbagai macam aturan, keluarnya akan susah alias seret.
Dan salah satu ciri menulis gaya bebas adalah mereka menggunakan bahasa ‘aku’ atau ‘saya’ dalam setiap tulisannya. Tema dan isu yang ditulis berdasarkan pengalaman, penglihatan dan apa yang mereka rasakan. Gaya menulisnya juga menggunakan gaya bercerita atau bertutur (story telling). Wajar kalau tulisannya pun sangat personal, dramatis dan ditulis berdasarkan penghayatan mendalam.
Beda kalau tulisan blog yang memang ditujukan untuk mengikuti sebuah lomba. Biasanya penyelenggara lomba membuat kriteria tersendiri yang mesti diikuti oleh bloger. Bila ingin menang tentu seorang bloger harus mengikuti aturan yang disyaratkan oleh penyelenggara. Walau begitu kadang tidak sampai mengatur masalah isi atau subtansi tulisan tapi hal-hal tehnis ketika memposting dan men-shere tulisan.
Ketiga, Tehnik TPS
Seorang bloger produktif dalam menulis setiap hari ternyata menggunakan tehnik TPS : tulis, posting dan share. Seorang bloger produktif akan menulis setiap hari. Apa saja ditulis. Tak berpikir itu penting atau tidak penting bagi orang lain yang penting mereka menulis. Tak masalah tulisan itu panjang atau pendek.
Bahkan bagi mereka menulis itu tidak perlu berpikir. Kalau kebanyakan berpikir malah tidak jadi selesai menulis. Mereka kemudian berpandangan, menulis itu tidak perlu pintar. Yang harus pintar itu justru pembaca. Kalau pembaca tidak pintar, dia tidak bisa membedakan mana tulisan bagus dan mana yang tidak. Selain itu tujuan menulis juga memintarkan pembaca bukan sebaleknya membodohi.
Bagi mereka menulis itu menangkap, merekam dan mengikat apa saja yang dianggap perlu. Kalau seorang penulis punya mimpi menumbuhkan tradisi membaca dan menulis kepada masyarakat, maka tradisi itu harus dimulai dari penulis itu sendiri dan keluarganya. Masyarakat juga harus diberikan bacaan yang menginspirasi serta roal model akan manfaat membaca dan menulis.
Selesai menulis seorang bloger akan segera memposting tulisannya. Bukankah sebuah tulisan tidak akan bermakna apa-apa kalau tidak diposting atau diterbitkan. Postingan itu akan lebih menarek kalau disertai dengan gambar yang mendukung tulisan. Sebuah gambar akan menyempurnakan isi sebuah postingan diblog.
Setelah diposting, pekerjaan berikutnya bagaimana membagi (share) tulisan tersebut supaya diketahui dan dibaca oleh masyarakat luas. Dengan membagi postingan inilah penulis akan tahu apakah tulisan tersebut mendapatkan respon dari pembaca. Tulisan akan bisa dinilai bila mendapatkan apresiasi positif dari pembaca. Pembacalah yang menjadi penilai bagus tidaknya sebuah postingan.
Itulah kira-kira itulah tiga rahasia bloger produktif menulis setiap hari. Untuk menjadi bloger produktif setidaknya kita mesti memiliki syarat diatas. Meski syarat itu tidak mutlak karena masing-masing orang memiliki pengalaman dan rahasia menulis yang berbeda-beda. Pastinya, lain orang lain ilmu dan pengalamannya.
Pagutan, 26 April 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H