Mohon tunggu...
Yusuf Tantowi
Yusuf Tantowi Mohon Tunggu... -

Menulis untuk Berkarya. Berpikir untuk Bertindak. Berbagi untuk Sesama. \r\n\r\nBuka http://yusuftantowi.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Legit dan Gurih Pelemeng Campur Poteng

4 Agustus 2014   02:57 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:30 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SETIAP kampung di Lombok punya jajan khas yang dibuat khusus menjelang Hari Raya Idul Fitri. Di Desa Aikmel, Lombok Timur misalnya – beberapa hari menjelang lebaran, kaum ibu sudah sibuk menyiapkan beraneka jenis makanan dan jajan yang akan disajikan pada hari istimewa. Di antara jajan yang selalu ada disebut Pelemeng dan Poteng.

Bila datang bersilaturrahmi kewarga - Pelemeng dan Poteng yang terdepan untuk disuguhkan. Pelemeng yang terbuat dari ketan rasanya gurih dan kenyal sedangkan Poteng terasa manis dan berair. Saat dimakan, akan bertemu rasa gurih dan manis dimulut. Dua jenis jajan tradisional masyarakat Sasak ini cukup mengenyangkan kalau dimakan.

Pelemeng terbuat dari ketan yang dibungkus dengan daun pisang. Membuat Pelemeng, daun pisang yang dipakai sengaja dipilih yang ukuran diameternya besar dan panjang. Daun pisang dijemur terlebih dahulu sebelum dibentuk supaya tidak pecah kalau digulung dan diikat dengan tali dari pelepah pisang.

Setelah bagan Pelemeng dari daun pisang dibentuk, selanjutnya ketan yang sudah dicampurkan dengan santan kelapa dimasukkan kedalam gulungan daun pisang sampai penuh. Setelah itu baru disumpit dan diikat dengan tali dan dimasak sampai mateng. Lama masaknya kira-kira sampai 30 menit, tergantung besar kecilnya api dan banyaknya yang dibuat.

Untuk mendapat rasa Pelemeng yang gurih –santan terlebih dahulu diberi garam bubuk secekupnya. Itu dilakukan sebelum santan dicampur dengan ketan. Takaran garamnya harus pas supaya Pelemeng tidak terasa asin. Kalau kebanyakan garam, rasa gurih yang diinginkan berganti dengan rasa asin. Pelemeng akan kurang nikmat dimkan kalau kebanyakan garam.

Untuk membuat pariasi, kadang ibu-ibu membuat Pelemeng campur ketan putih dengan ketan merah. Dengan begitu akan ada pariasi warna kalau sudah masak. Ada juga yang mencampur ketan dengan biji kacang panjang. Jadi ketika dimakan, bukan hanya gurihnya ketan yang terasa tapi juga ada rasa kacang.

Kalau pernah mencicipi Timbung, rasa dan cara membuat Pelemeng tidak jauh beda. Bedannya kalau Timbung dimasak dengan cara dibakar menggunakan bambu sedangkan Pelemeng dimasak biasa menggunakan alat masak seperti biasa. Sama dengan Poteng - Timbung juga akan terasa nikmat kalau dimakan bareng poteng.

Bahan untuk membuat Poteng juga ketan. Bisa pakai ketan merah atau putih. Cara membuatnya, ketan yang sudah dibersihkan dikukus terlebih dahulu sampai masak. Ketan yang sudah matang tadi diberi perasan air daun sager sebagai pewarna. Setelah itu baru ditaburi tape dan gula pasir secukupnya. Diamkan 2-3 hari airnya akan keluar, kalau sudah begitu Poteng siap dimakan dengan Pelemeng.

Supaya jajan Pelemeng dan Poteng terasa segar untuk disajikan pada hari lebaran, sebaiknya dibuat satu atau dua hari menjelang lebaran. Ini supaya rasanya juga tidak berubah. Kalau mau bertahan lama, bisa juga disimpan dalam kulkas. Kalau Anda ingin merasakan gelit dan gurihnya jajan tradisional masyarakat Aikmel ini – Anda bisa mencoba praktek membuatnya sendiri dirumah. Kalau tertarek, kami siap membimbing Anda cara membuatnya. Kalau tidak mau repot, bisa juga datang silaturrahmi ke-Aikmel saat hari raya sebelum stok habis. []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun