Mohon tunggu...
jalal husin
jalal husin Mohon Tunggu... -

Anti Komunis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Alasan Agar Nasdem Tidak Koalisi Dengan PDI-P

20 April 2014   23:50 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:25 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masukan Untuk Suryapaloh melalui para pemilih , simpatisan, kader, para Calon Anggota Legislatif , dan Pengurus Partai Nasdem, Serta Partai Partai Politik Peserta Pemilu 2014 agar tidak berkoalisi dengan PDI-P pada Pemilu Presiden/ Wakil Presiden 2014



  1. Pengantar


Sebelum sebagian para pemilih yang telah menggunakan hak pilihnya pada pemilu legislatif 2014 pada 9 April 2014 yang baru lalu dan kemungkinan besar akan kembali menggunakan hak pilihnya pada Pemilu Presiden/Wakil Presiden RI 2014 pada 9 Juli 2014 yang akan datang memahami judul tulisan diatas maka terlebih dahulu kita simak baik-baik, wawancara alm KH Abdurrahman Wachid http://www.youtube.com/watch?v=lyZ2A9QSSBw dalam wawancara tersebut ada kalimat yang mengatakan Bangsa ini Bangsa Penakut , kemungkinan terkait dengan pernyataan alm KH Abdurrahman Wachid tersebut dalam menghadapi Pemilu Presiden/ Wakil Presiden 2014 tersebut diatas dibawah ini adalah berita yang dikirimkan oleh mantan jurubicara beliau Adhie Massardi yang dikirimkan melalui berbagai media komunikasi pada sekitar jam 14.00, Jum’at 18 April 2014 yang katagori nya adalah protes dari Adhie Massardi, sebagaimana berikut dibawah ini
SATU LAGI DARI
ADHIE MASSARDI

Pada 9 April 2014 saya ke TPS dalam rangka pemilihan umum legislatif 2014. Saya memilih kader parpol untuk saya jadikan wakil saya di parlemen (DPR RI), DPR Provinsi dan DPRD Kota Bekasi. Ada juga pilihan untuk anggota DPD.
Banyak rakyat Indonesia pada saat yang sama melakukan hal seperti saya. Sebagian mungkin lebih memilih mencoblos gambar parpolnya, dan parpol nanti yang menentukan siapa yang layak dari kadernya untuk dijadikan wakil rakyat di parlemen.
Setelah urusan kontrak dengan legislatif selesai, kini suara saya dan rakyat Indonesia lainnya lalu "dikonversikan" oleh parpol, lalu "ditukar" dengan capres atau cawapres, ada juga yang dijual kepada parpol lain sebagai kompensasi dukungan kepada capres dan cawapres yang diusung.
Pertanyaannya: Atas dasar apa dan undang2 yang mana yang membuat parpol-parpol itu mengkonversikan suara saya dan suara rakyat Indonesia menjadi capres/cawapres? Bahkan ada yang menjualnya secara tunai?
Bukankah perjanjian saya dan rakyat Indonesia dalam pemilu (2014) itu dengan parpol hanya untuk anggota legislatif? Kenapa oleh parpol lalu dijadikan capres/cawapres, bahkan diuangkan?
Bagaimana mereka (parpol-parpol) itu bisa seenaknya mengubah suara kami menjadi capres/cawapres seenak udelnya begitu?

Mohon pencerahan. Salam!
Kemungkinan besar ada kemiripan maksud dari pernyataan alm KH Abdurrahman Wachid , maupun protes ADHIE MASSARDI tersebut diatas , yang kira –kira maksudnya adalah Bangsa ini sesungguhnya Takut Miskin.


Kalaulah memang bangsa ini takut miskin, maka kita harus mencari actor siapa yang bertanggung jawab, terlebih dalam menghadapi Pemilu Presiden /Wakil Presiden 2014 yang akan datang.
Untuk memudahkan menjelaskannya dapat dilihat dalam pokok permasalahan sebagaimana uraian dibawah ini



  1. Pokok Permasalahan Pemilu Legislatif 2014


Seperti diketahui bersama alat Demokrasi adalah : Partai Politik, Pemilihan Umum / Pemilu dan Perwakilan Rakyat,
Karena yang mengesahkan Partai Politik sebagai Badan Hukum agar diakui oleh pemerintah adalah Departemen Hukum dan Ham ( mirip PT, CV, Yayasan dsb) setelah sah sebagai Badan Hukum kemudian di daftarkan di KPU agar menjadi peserta Pemilu.
Apabila uruaian diatas dikaitkan dengan kontrak keperdataan, maka kontrak warganegara selaku pemilih dengan para calon anggota legislatif yang ditugaskan oleh partai-partai politik , dalam hal ini partai-partai politik peserta pemilu 2014, adalah “kontrak/ perjanjian perdata politik” , atau dengan kata lain hak “perdata politik” warganegara sebagai pemilih berpindah ke calon anggota legislatif / partai politik peserta pemilu 2014.
Yang menjadi pertanyaan kemudian apakah calon anggota legislative tersebut sudah menjelaskan apa yang hendak diperjanjikan, apa yang membedakan caleg A dengan caleg B dalam satu partai, apa perbedaan partai A dengan partai B dsb, dsb .
Kalau calon anggota legislative tersebut belum menjelaskan apa yang hendak diperjanjikan, apa yang membedakan caleg A dengan caleg B dalam satu partai, apa perbedaan partai A dengan partai B dsb, dsb, maka dengan mudah pula para pemilih layaknya sebuah barang dagangan yang dalam hal ini komoditi yang diperdagangkan adalah politik , maka “ komoditi politik ‘ ini diperdagangkan baik antar caleg dalam satu partai , antar caleg berlainan partai
Karena namanya juga barang dagangan maka sudah barang tentu para caleg tersebut memerlukan modal / materi/ uang , dan celakanya mungkin karena pemilu model seperti yang kita alami sejak tahun 2004, 2009 dan saat ini sudah yang ketiga kali nya semakin banyak pula warganegara yang mempunyai hak pilih semakin cerdas dengan motto ambil uang nya jangan pilih orang atau partai nya dan akibat nya baik langsung maupun tidak langsung bagi para caleg yang tidak terpilih menderita gangguan jiwa lihat antara lain :
http://regional.kompas.com/read/2009/04/11/13035736/caleg.stres.mulai.bermunculan, http://www.kendarinews.com/content/view/6826/26/ , http://bengkuluekspress.com/kader-nasdem-perkarakan-caleg/, http://spiritriau.com/view/Politik/4655/Caleg-Nasdem-Asal-Kubu-Protes-Kinerja-Panwas-Kecamatan-.html#.U1KA-X_7PDc, http://www.rmolsumsel.com/read/2014/04/12/4714/Oknum-Caleg-Nasdem-Dilaporkan-Main-Politik-Uang-
Dalam bahasa perdagangan modal dapat kita artikan kapital, dalam bahasa politik kemungkinan mudahnya kita sebut saja “ Kapitalis”.
Sebagaimana kita ketahui bersama terutama pasca Amandemen UUD 1945 tahun 2002, yang dilanjutkan dengan pemilu 2004 , kalau kita tidak hati-hati sistim pemerintahan negara akan semakin dalam lagi terjebak dalam sistim yang sangat kapitalis.
Pemilu 2014 termasuk didalam nya Pemilu Presiden/ Wakil Presiden 2014 , menjadi menentukan apakah negara ini akan menjadi sangat kapitalis atau setidaknya masih dapat diupayakan kembali menjadi negara berdaulat yang bersendikan Pancasila ,
Menurut pendapat kami yang merupakan bagian dari pemilih , peristiwa politik menjelang Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014, yang diawali dengan pemilu legislatif 2014 adalah sebuah tragedi, kami menyebut nya sebagai sebuah tragedi yang menurut kami sesungguhnya sudah diperingatkan oleh alm KH Abdurrahman Wachid bahwa Bangsa ini adalah Bangsa Penakut, saking penakutnya maka dalam menterjemahkan arti demokrasi , praktek politiknya meninggalkan prinsip-prinsip demokrasi itu sendiri, kami menduga sangat langka calon anggota legislatif, baik pada tingkat DPRD Kabupaten/ Kota , DPRD Propinsi, DPR Pusat yang menghayati, mendalami, mengerti Anggran Dasar partainya dalam arti menyelaraskan antara Anggaran Dasar partainya dengan UUD 1945 hasil Amandemen 2002 yang merupakan landasan berpijak pelaksanaan Pemilu termasuk pemilu legislatif 2014, yang kami rasakan sebagai pemilih , para caleg hanyalah saling berebut kekuasaan .
Ditengah kegalauan para caleg, tragedi yang dialami para caleg , kemungkinan besar termasuk Caleg Partai Nasdem disegala tingkatan (DPRD Kabupaten/ Kota, DPRD Propinsi, DPR-RI) , ditengah angka perolehan Partai Nasdem yang masih belum pasti karena masih dalam posisi hitung cepat lihat http://okejoss.com/hasil-sementara-quick-count-cyrus-csis-pemilu-2014/5728,: pada Sabtu 12 Aprill 2014 lihat http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/04/12/125700/2553194/1562/surya-paloh-saya-berikan-secara-resmi-dukungan-ke-capres-pdip ; Surya Paloh mungkin karena terbiasa dengan cara- cara kehidupan kapitalis dengan suka cita menggadaikan suara Partai Nasdem kepada PDI-P yang kebingungan mencari mitra koalisi karena kekurangan , hal ini lah yang sangat mungkin di terjemahkan oleh ADHIE MASSARDI dalam bentuk kritik tajam nya sebagaimana uraian diatas.



  1. Megawati, Jokowi dan PDI-P sedang dalam proses diberi sangsi politik pada Pemilu 2014 termasuk dalam Pemilu Presiden/ Wakil Presiden 2014.


Perolehan suara PDI-P pada Pemilu Legislatif 2014 , yang tidak maksimal dan naikkya perolehan suara partai-partai berbasis Islam pada pemilu legislatif 2014, dapat diasumsikan merupakan bentuk nyata kesadaran para pemilih baik langsung maupun tidak langsung sebagai bentuk sangsi politik kepada PDI-P ;lihat antara lain : http://m.merdeka.com/politik/suara-partai-islam-meningkat-tren-sekularisasi-terhenti.html, http://www.risalahislam.com/2014/04/hasil-survei-salah-partai-islam-tetap.html, seluruh pendapat yang tersurat di http://faktasejarahleaks.blogspot.com/, http://pemilu.okezone.com/read/2014/04/17/568/972102/pemilu-2014-diharapkan-awal-kebangkitan-partai-islam, http://nasional.kompas.com/read/2014/04/10/0622304/Partai.Politik.Berbasis.Massa.Islam.Menjungkirbalikkan.Survei
Bagi sebagian pemilih kebangkitan partai-partai Islam, pada pemilu legislatif 2014 ini merupakan Rahmat Alloh / Tuhan YME tidak saja bagi umat Islam dalam arti sempit , akan tetapi Rahmat Alloh/ Tuhan YME kepada seluruh warganegara Indonesia .
Ujian bahkan diperkirakan musibah akan kembali datang, tidak saja bagi warganegara Indonesia yang beragama Islam , akan tetapi bagi seluruh warganegara Indonesia apabila PDI-P dalam pemilu 2014 dapat mengajukan calonnya yaitu Jokowi sebagai calon Presiden 2014.



  1. HIMBAUAN KEPADA SDR SURYAPALOH / Partai Nasdem dan partai partai politik perserta pemilu 2014, agar tidak berkoalisi dengan PDI-P pada pemilu Presiden/ Wakil Presiden 2014.


Kepada sdr Suryapaloh/ Partai Nasdem dan partai-partai politik peserta pemilu 2014 , sadarlah bahwa saksi yang diberikan oleh sebagian pemilih pada seluruh aktifitas Pemilu 2014 , termasuk Pemilu Presiden / Wakil Presiden 2014 adalah upaya kami agar kami tidak lagi dijadikan objek penderita dari partai-partai politik , sadarlah bahwa kami ini subjek utama dari negara ini.
Dari pengalaman kami sejak PDI berubah menjadi PDI-P sangat sedikit, bahkan tidak ada bukti-bukti nyata yang menunjukkan bahwa PDI-P selama memerintah pasca melengserkan Gus Dur mampu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia ( lihat Mukadimah UUD 1945),
Negara ini bukan negara percobaan , walaupun terbatas bahkan mungkin sangat terbatas kami sebagian pemilih memiliki data dan fakta politik apa penyebab dan siapa penyebab kekisruhan / polemik, bahkan instabilitas politik, hukum, ekonomi, sosial , budaya, pertahanan , keamanan negara , sehingga untuk memulihkannya bukanlah pekerjaan mudah ,
Berbagai peringatan , teguran, dari yang halus bahkan yang sangat kasar pun pernah disampaikan oleh sebagian pemilih kepada PDI-P pada saat PDI-P memerintah dari 23 Juli 2001 s/d 20 Oktober 2014, demikian pula menjelang pemilu legislatif 2014 dan kini menjelang Pemilu Presiden / Wakil Presiden 2014, berbagai peringatan kepada Megawati, Jokowi dan PDI-P sudah disampaikann , dan kini peringatan tersebut kami , sebagian pemilih pada pemilu 2014 menyampaikan kepada saudara Surya Paloh / Partai Nasdem serta partai-partai politik peserta pemilu 2014 jangan sampai terseret –seret masuk jebakan PDI-P, yang karena upaya kami sebagian pemilih yang di Rahmati Alloh/ Tuhan YME telah berhasil memperlemah PDI-P yang sombong itu dan memperkuat partai-partai berbasis Islam .
Sebaiknya menjelang Pemilu Presiden / Wakil Presiden 2014 sdr Surya Paloh / Partai Nasdem serta partai-partai politik peserta pemilu 2014 memberikan perhatian yang lebih kepada para caleg DPRD Kabupaten/ Kota, DPRD Propinsi, DPR RI yang tidak terpilih sebagai bukti nyata bahwa kalian mampu melindungi segenap kader nya dan seluruh tumpah darah kader nya , sebelum kalian melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia ( lihat Mukadimah UUD 1945), daripada kalian sibuk berkoalisi dengan PDI-P dalam rangka menghadapi Pemilu Presiden / Wakil Presiden 2014.
Kami sadar bahwa pendapat kami tersebut mungkin masih jauh dari kesempurnaan, bahkan juga dapat menimbulkan beragam interpretasi. Bila hal tersebut terjadi, maka pada kesempatan ini pula kami secara langsung menyampaikan permohonan maaf. Namun demikian bila sebagian atau seluruh pendapat kami ini benar, diharapkan saran dan harapan kami ini diikuti dengan arif dan bijaksana oleh para pihak yang berkepentingan yakni Partai-Partai Peserta Pemilu 2014.
Semoga melalui Pemilu Presiden/ Wakil Presiden 2014, warganegara diberikan kemampuan oleh NYA memilih Presiden / Wakil Presiden yang diberikan kemampuan oleh ALLOH swt / Tuhan YME untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Semoga Alloh SWT/Tuhan YME senantiasa melimpahkan Rahmah dan Hidayah-Nya bagi seluruh warganegara Indonesia, agar kelak anak cucu kita senantiasa diberikan kemampuan oleh NYA, menjaga, membangun, melanjutkan , memelihara negeri ini.
Salam
Jakarta, Jam : 11.00 BBWI. Minggu , 20 Jumadil Akhir 1435 H / 20 April 2014 .
A. n. Perasaan Sebagian Para Pemilih Pemilu Presiden/ Wakil Presiden 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun