Mohon tunggu...
Jainal Abidin
Jainal Abidin Mohon Tunggu... Wiraswasta - jay9pu@yahoo.com

Wiraswasta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Saatnya Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Naik Kelas

25 November 2023   21:59 Diperbarui: 25 November 2023   22:02 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teacher Masterclass Batch 4 (TMC Batch 4) tahun 2023 telah dilaksanakan di Jakarta pada 11-12 November lalu. Ditutup dengan penganugerahan Plakat Penghargaan Master Teacher bagi semua peserta tanpa terkecuali. Sebuah event yang memakan waktu 2 hari dan 1 malam yang tidak terlupakan. Workshop intensif untuk Pendidik dan Guru Nusantara agar naik kelas persembahan dari Nyalanesia.

Selain Plakat Penghargaan, TMC Batch 4 juga akan menerbitkan sebuah buku kumpulan esai dari para peserta. Tulisan itu mengambil tema Guru Paling Berkesan. Topik yang bisa dipilih ada 3, Refleksi tentang menjadi Guru paling berkesan untuk masa kini, cerita pengalaman berinteraksi dengan guru paling berkesan pada masa sekolah, dan Implementasi menjadi guru paling berkesan di era kurikulum merdeka.

untitled2-65620572c57afb0f6904cfe2.jpg
untitled2-65620572c57afb0f6904cfe2.jpg

Dokumentasi Nyalanesia

Sebelumnya para peserta yang terdiri dari Guru, Kepala Sekolah, Dosen, serta Penggerak Literasi telah diberikan kesempatan mengikuti 4 kelas. Pertama, kelas tranformasi bersama Pakar Tranformasi Pendidikan, Dr. Hendi Pratama. Kedua, kelas literasi bersama Gol A Gong. Kelas Inovasi yang disampaikan Lenang Manggala, seorang pendiri Nyalanesia, Start up Pengembangan literasi nasional. Kelas terakhir diikuti peserta pukul 20.00 WIB oleh Sujiwo Tejo dengan kelas pemikiran.

Pada kelas pertama Dr. Hendi Pratama mengungkap sekurang-kurangnya ada 5 komponen tranformasi. Komponen perubahan, komponen menjadi lebih baik, komponen terukur, komponen visible, dan komponen sustainable. Dengan 5 komponen tersebut, hasil akan otomatis luar biasa dan menjadi heboh sendiri.

Pada kelas kedua Duta Baca, Gol A Gong yang merupakan nama pena Heri Hendrayana Harris menyampaikan petualangan hidup. Sesungguhnya mengenai kisah hidup penulis ini bisa kita ikuti lebih mendetail di buku berjudul, "Pasukan Matahari". Bagi seorang Gol A Gong menulis merupakan cara untuk mendidik peradapan. Dengan bertukar pengalaman berupa petualangan hidup itulah kita bisa saling mendapatkan inspirasi satu sama lainnya.

untitled1-656204cac57afb7df83660f2.jpg
untitled1-656204cac57afb7df83660f2.jpg

Dokumentasi Nyalanesia

Pada kelas ketiga, sosok Lenang Manggala menyampaikan pengalaman nyata tentang Inovasi. Melalui beberapa slide yang ditampilkan mampu membagikan pengalaman sangat bermakna dalam setiap langkah inovasi. Perlu digarisbawahi bahwa kreatif berbeda dengan inovatif. Perbedaannya inovatif bermanfaat atau bisa diterapkan oleh orang banyak. Sifat inovatif penuh dengan rencana matang sehingga membuatnya dapat menyelesaikan masalah.

Pada kelas terakhir kelas keempat sangat menguras pikiran, hati dan rasa. Kelas yang dimentori Sujiwo Tejo ini diawali dengan lagu. Sebuah tembang jawa yang penuh makna filosofi yang mendalam. Ada sajian beberapa poin yang berupa bait Jawa kemudian diselingi tanya atau tanggapan dari para peserta. Terakhir, Sujiwo mengajak para peserta dengan menyanyikan syair Sugih tanpo Bondo, lagu ciptaan RPM. Sastrokartono. Beliau merupakan kakak R.A Kartini dan salah satu guru dari Presiden Soekarno.

Dokumentasi Nyalanesia
Dokumentasi Nyalanesia
Setelah mengikuti empat kelas, pada hari kedua peserta diajak menikmati Wisata Edukasi. Wisata ini berjalan-jalan ke Perpusnas RI yang merupakan lambang pusat pustaka ilmu. Lebih mengenal secara dekat perpustakaan nasional yang memiliki tinggi bangunan mencapai 126,3 meter. Terdapat 27 lantai yang semua dijelaskan petugas.

Setelah berakhirnya wisata edukasi, tuntas sudah acara TMC Batch 4. Mengutip tanya Dr. Sutejo, M.Hum dalam bukunya, "Genius Menulis Artikel", jika tidak dimulai sekarang kapan lagi? Jika tidak para guru yang memulai siapa lagi?

Lebih jauh dalam bukunya, Dr. Sutejo menyebutkan bahwa persoalan kita sesungguhnya adalah kemauan. Beliau menyatakan kemauan itu seringkali telah uzur, terkubur bersama kemakmuran. Padahal seharusnya sebaliknya, kemakmuran semestinya mampu menggerakkan kegiatan profesi untuk lebih berkualitas dan bermakna bagi kehidupan.

Seperti yang telah diungkapkan panitia TMC Batch 4 dalam penutupan acara bahwa akan ada tugas membuat esai yang nantinya akan dibukukan menjadi satu. Salah satu upaya kreatif dalam mendidik peserta didik adalah dengan tradisi membaca dan menulis. Meminjam istilah Dr. Sutejo, upaya itu perlu terus dilakukan guna menjaga kita dari kehilangan syahwat untuk mendidik anak-anak dengan kreatif dan indah.

Selamat hari Guru, para Master Teacher! Semoga selalu naik kelas meski meja dan ruang kerjamu selalu sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun