Selain itu, jika politik yang santun dan santuy menjadi praktik umum, maka tidak akan ada lagi istilah "kacang lupa akan kulitnya." Semua pihak akan menghormati dan menghargai peran masing-masing dalam politik. Tanpa melupakan kontribusi yang telah diberikan oleh semua pihak, terlepas dari perbedaan pandangan politik.
Lebih dari itu, ketika politik santun dan santuy diterapkan dengan konsisten, terbentuklah pola pikir yang mengarah pada kerja sama dan kolaborasi yang lebih baik di antara para pemimpin dan masyarakat. Politik yang harmonis dan etis akan membantu menciptakan suasana yang lebih damai dan produktif, menguntungkan bagi semua warga negara.
Ketika pasangan politik bekerja sama dengan penuh integritas dan etika, masyarakat akan melihat mereka sebagai pasangan Petahana yang sesungguhnya. Artinya, mereka akan dilihat sebagai pemimpin yang layak memimpin dan memperjuangkan kepentingan rakyat.
Jadi, mari kita lebih sering mengucapkan terima kasih dan permintaan maaf dalam politik kita. karena tindakan ini akan menghormati tradisi, menciptakan kedamaian, dan menjaga etika politik kita tetap berjalan.
Ini adalah politik yang santun dan santuy, seperti yang telah digaungkan oleh putranya yang sudah menduduki sebagai ketua partai. Tidak ada alasan untuk melupakan nilai-nilai dasar ini, terutama jika kita ingin menghindari konflik dan menciptakan suasana politik yang lebih positif. Bukan sekedar menggagas makan siang istana untuk 3 paslon capres.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H