Mohon tunggu...
Jainal Abidin
Jainal Abidin Mohon Tunggu... Wiraswasta - jay9pu@yahoo.com

Wiraswasta

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Demokrasi Banci

5 November 2023   06:28 Diperbarui: 5 November 2023   06:42 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Demokrasi Banci

Dulu, Negara ada untuk warga

Kini, Negara ada hak guna saudara

Merampas segala yang ada

Meminta segalanya harus dan wajib ada

Kalau BBM langka harus sabar mengantri

Kalau harga melangit dilarang protes wajib menerima walau sakit hati

Kalau beras mahal harus bersedia tidak makan nasi

Kalau Negara berhutang warga Negara wajib mengganti

Tanpa berhak mendapat pengganti

Negara wajib kaya sedang rakyat harus miskin papa

Kalau Negara hendak berkuasa

Warga tidak usah berkata apa-apa

Negara tak lagi punya wibawa

Dalam demokrasi semua butuh dana

Rakyat tidak akan disakiti kalau kaya

Rakyat tak akan diakui manakala tak punya apa-apa

Sekedar tanda pengenal semua harus biaya

Tidak ada biaya KTP tak pernah ada

Di Negara, Yang memiliki saudara - Dia yang berkuasa

Demokrasi sudah seperti sambal trasi

Sedap baunya tak se-enak rasa trasi

Cita rasa hanya sebatas imajinasi

Saudara adalah nama lain sumber dana

Kar'na saudara, warga tak berdosa bisa dipaksa

Semua hanya untuk kesenangan penguasa

atas nama hantu warga negara

Sulit memang kalau demokrasi masih dimaknai milik penguasa

Demokrasi memang harus berbeda-beda tapi satu jua

Tapi harus tetap menimbulkan rasa

Bukan kehendak penguasa apalagi saudara

Kalau semua ingin demokrasi cepat saji

Tanpa perasaan mengkhianati nurani

Demokrasi tak berjenis kelamin kalau tak ada esensi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun