Mohon tunggu...
Jainal Abidin
Jainal Abidin Mohon Tunggu... Wiraswasta - jay9pu@yahoo.com

Wiraswasta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tidak di Rumah

28 Juli 2023   06:22 Diperbarui: 28 Juli 2023   06:34 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi tidur lelap (gambar dari merdeka.com)

Pada pagi yang cerah, Alex yang seorang kurir sedang menjalankan tugasnya untuk mengantarkan paket penting ke sebuah rumah di pinggiran kota. Rumah tersebut terletak di lingkungan yang sepi, dengan jalan-jalan kecil yang rumit.

Alex memasukkan alamat rumah tersebut ke dalam GPS-nya dan memulai perjalanan. Namun, ketika dia mencapai daerah tersebut, dia bingung karena alamat yang tertera di GPS tidak cocok dengan lingkungan di sekitarnya. Tidak ada tanda-tanda yang jelas menunjukkan rumah yang dia cari.

Alex telah beberapa kali menelpon nomor yang tertera, namun hasilnya nihil. Seberapa lama dia menekan tombol call, sampai habis panggil tidak ada yang mengangkat. Sampai dia merasa capek sendiri untuk menunggu sehingga menekannya sambil jalan.

Dengan posisi HP sedang memanggil, Alex berusaha mencari tahu di mana lokasi yang tepat. Dia berkendara di antara jalan-jalan kecil, kadang-kadang harus berhenti untuk bertanya pada beberapa warga setempat. Namun, mereka juga tampak tidak yakin tentang rumah yang dimaksud.

Kian lama, kebingungan Alex semakin bertambah. Dia memeriksa nomor-nomor rumah, mencari petunjuk, tetapi tak ada yang sesuai. Sangat mungkin rumah ini tersembunyi dibalik tikungan jalan yang tidak terlihat.

Tiba-tiba, di tengah kegelisahan dan frustrasi, Alex melihat sebuah rumah dengan pintu terbuka dan sepeda terparkir di depannya. Dia mendekat dan melihat ada seseorang tertidur di dalam rumah. Sepertinya pemilik rumah sedang terlelap.

Alex ragu, namun dia memutuskan untuk bertanya kepada orang yang tertidur itu. Dia mengetuk pintu dengan lembut, mencoba tidak mengganggu tidurnya.

***

Sementara itu di dalam rumah David, suasana masih terasa hangat karena pagi yang cerah. Pintu terbuka memberi jalan masuk bagi sinar matahari yang menyapa lembut. Rumah itu nyaman dengan hiasan-hiasan sederhana di dinding, menunjukkan kecermatan pemiliknya dalam mendesain ruang tamu yang sederhana namun indah.

David, dengan rambut berantakan dan wajah yang masih mengantuk, berdiri di depan Alex sambil merapikan pakaian tidurnya. Dia tersenyum sopan kepada Alex, walaupun rasa malu masih terlihat di wajahnya karena tidur terlalu larut malam.

"Saya benar-benar minta maaf atas kebingungannya. Saya baru saja kembali dari perjalanan mengantar cargo luar kota yang cukup melelahkan. Rupanya, saya tertidur begitu nyenyak setelah tiba di rumah," ucap David dengan suara yang lembut dan sopan.

Alex tersenyum mengerti, "Tidak masalah. Saya memahami, perjalanan panjang bisa benar-benar melelahkan. Jadi, paket ini memang untuk Anda?"

David mengangguk, "Ya, benar. Terima kasih telah membawanya ke sini. Maaf telah menyulitkan Anda."

"Sudah beres. Tugas saya adalah mengantarkan paket ini dengan aman, dan alamat ini merupakan tanggung jawab saya. Bagaimana perjalanan pekerjaan Anda?" tanya Alex dengan ramah, mencoba menciptakan percakapan yang santai.

David pun mulai cerita tentang perjalanan pengalamannya yang mirip Alex. Dia juga seorang kurir yang sering harus melakukan perjalanan ke berbagai kota untuk mengantar barang. Keduanya memiliki persamaan pekerjaan yakni mengantar barang sehingga mudah memahami kesulian satu dengan lainnya.

Ceritanya sangat menarik dan Alex mendengarkan dengan antusias. Dia menyadari bahwa ada tugas lebih berat yang harus diemban dalam setiap pengantaran barang. Hal ini menumbuhkan tekad untuk tidak menyepelekan setiap paket yang diantar melalui dirinya.

Sementara itu dalam perbincangan yang hangat, Alex dan David adalah orang yang ramah dan mudah bergaul. Mereka menemukan banyak kesamaan dalam minat dan hobi mereka. Mereka juga menjadi lebih tahu atas resiko pekerjaan masing-masing.

Setelah beberapa saat, Alex merasa sudah waktunya untuk melanjutkan tugasnya yang lain. Dia mengecek jam dan tersenyum, menyadari bahwa kesalahan kecil di pagi hari telah membawa mereka berdua bertemu dan berbicara dengan sukarela.

"Terima kasih atas perbincangan yang menyenangkan. Saya senang bisa bertemu dengan Anda, meskipun awalnya agak bingung mencari rumah ini," ujar Alex dengan penuh tulus.

David juga tersenyum, "Sama-sama. Saya juga senang bisa bertemu dengan Anda. Semoga Anda memiliki hari yang menyenangkan dan sukses dalam tugas Anda sebagai kurir."

Mereka berjabat tangan dengan hangat, dan Alex meninggalkan rumah David dengan perasaan bahagia. Siapa sangka, di balik kebingungannya, Alex telah menemukan teman baru yang menyenangkan dalam perjalanan pengantaran paketnya.

Alex kembali ke rutinitasnya sebagai kurir dengan semangat baru, dan David merasa beruntung karena telah bertemu dengan seseorang yang berjiwa baik di pagi hari yang cerah itu. Peristiwa tak terduga ini mengajarkan mereka bahwa pertemuan tak terduga kadang-kadang dapat membawa kebahagiaan dan persahabatan yang berharga dalam hidup.

#cerpenbebas

#pulpen

#sayembarapulpen

Poto
Poto
pribadi

Wiraswasta mandiri yang menyukai menulis dan membaca

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun