Dengan cara ini, kita dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan menghargai keberadaan setiap individu tanpa terjebak dalam penilaian yang sempit. Penilaian objektif yang memandang setiap manusia adalah makhluk unik dengan segala keistimewaannya masing-masing.
Aku ada karena aku peduli menempatkan kita untuk mengenal ruang kita berada. Bagaimana bersikap dan dengan siapa kita berperilaku. Dengan begitu kita mawas diri dengan posisi kita dimana dan bagaimana saja kita berada.
Peduli di sini tidak berlatar agar dianggap ada. Tapi lebih kepada peduli untuk kemanusiaan biasa sehingga ada atau tidak berada tetap menuntut kepedulian. Peduli dulu baru kemudian muncullah aku ada.
Peduli dan teruslah peduli untuk hari peduli sedunia. Peduli tanpa ada kata akhir. Karena kalau berakhir berarti sudah tidak ada lagi kata peduli.
#kompetisimenulismotivasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H