Terumbu karang adalah salah satu ekosistem paling produktif di dunia dan menjadi rumah bagi ribuan spesies ikan, moluska, dan invertebrata lainnya.
Aktivitas penambangan pasir laut dapat menyebabkan sedimentasi yang berlebihan di perairan sehingga dapat menutupi terumbu karang dan mencegah masuknya cahaya matahari yang diperlukan untuk proses fotosintesis oleh karang. Hal ini dapat menyebabkan pemutihan karang dan bahkan kematian massal terumbu karang.
Padahal para aktivis lingkungan banyak yang berjuang keras untuk menumbuhkan dengan transparansi terumbu karang sebagai bagian dari ekosistem perairan laut (makasar.antaranews.com).
Organisme laut seperti ikan dan krustasea seringkali bergantung pada struktur fisik yang ada di perairan untuk tempat berlindung, mencari makanan, dan berkembang biak. Dengan ekstraksi pasir laut yang berlebihan, struktur ini dapat hilang, menyebabkan perubahan ekosistem yang merugikan bagi biota laut yang bergantung pada mereka.
Penambangan pasir laut dapat mengubah pola aliran air di perairan. Perubahan ini dapat mengganggu sirkulasi air dan membawa konsekuensi negatif bagi organisme yang tergantung pada aliran air untuk pertumbuhan dan penyebaran.
Merusak satu komponen ekosistem laut dapat memicu efek domino yang lebih luas. Misalnya, penurunan populasi ikan atau organisme lain yang bergantung pada terumbu karang dapat mengganggu rantai makanan dan mengganggu keseimbangan ekosistem secara keseluruhan.
Regulasi yang jelas dan ketat dari setiap pemangku kebijakan baik daerah maupun pusat untuk menghindari dampak negatif ini, penting dilaksanakan. Sehingga betul-betul menerapkan praktik ekspor pasir dengan penambangan pasir laut yang berkelanjutan. Dibutuhkan peraturan yang tidak hanya mengatur aktivitas penambangan pasir laut tapi sekaligus juga memastikan perlindungan terhadap ekosistem laut yang sensitif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H