Pancasila
Satu, Ketuhanan yang maha esa
Dua, Kemanusiaan yang adil dan beradap
Tiga, Persatuan Indonesia
Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
Lima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Kita selalu mengumandangkan Pancasila sejak di jenjang sekolah tingkat dasar, menengah dan atas.
Kita selalu saja memperingati hari lahir Pancasila 1 Juni. Ujungnya sampai di tahun 2016, Presiden Jokowi menetapkan tanggal 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila. Lalu apa urgensi dari hari lahir Pancasila selain hari libur nasional?
Zaman dulu, kita mengenal pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila (P4). Dari 5 sila dasar itu terdadapat 36 butir Pancasila. Semua bunyi butir itu pasti menjadi materi pokok untuk dihafalkan anak siswa usia SD disamping juga nama-nama menteri yang sedang menjabat.
Jadi semasa penulis masih Sekolah Dasar, mayoritas siswa SD sudah hafal tidak hanya pembukaan UUD 1945 tapi juga setiap butir Pancasila tersebut. Malahan pasal-pasal dalam UUD juga menjadi salah satu materi soal yang sering menjadi pertanyaan khususnya di pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) waktu itu. Tidak hanya berhenti di jenjang SD terus berlanjut ke jenjang berikutnya.
Dan masih di masa yang sama, bagaimana burung garuda digambar dengan gambar yang sangat detail. Mulai dari 45 jumlah helai bulu pada leher burung tidak boleh lebih maupun kurang. Diikuti jumlah 17 helai bulu pada masing-masing sayap.