Aku menggendongnya pulang kemudian menidurkan di kamarnya. Sampai siang baru ia bangun. Untungnya rumah kami disamping rumah orang tua, jadi silaturrahmi hari itu ikut nebeng bersalam-salaman dengan tamu beliau.
Sebenarnya sebagai orang muda tidak etis pada hari pertama lebaran, kami tidak silaturrahmi ke luar rumah. Mau keluar anak sedang tidur tidak ada yang menjaga. Mau bergantian jaga dengan keluar silaturrahmi sendiri malah kelihatan tidak kompak.
Akhirnya di hari raya pertama kami hanya di rumah sambil makan jajan dan kue hari raya. Dulu belum punya anak masih bisa bebas silaturahmi kemana-mana. Sekarang jadwal silaturahminya menyesuaikan ritme kemampuan anak.
Kami sudah aman dari pertanyaan kapan punya anak? Tidak itu saja kami lebih fleksibel waktu silaturahmi ke tempat keluarga karena pemakluman punya anak kecil. Dan lebih penting lagi ada jatah angpao untuk anak kami.
Ternyata begini beda rasa sebelum dan sesudah memiliki anak cerita lebaranku tahun ini, lebaran 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H