Oleh: Syamsul Yakin dan Zaky Fauzan Khalif (Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Pidato, presentasi, dan public speaking tidak hanya sekedar memberikan informasi tentang peristiwa yang sedang terjadi. Namun lebih dari itu, jika Anda ingin menyampaikan  pesan yang memiliki rencana, tujuan, dan dampak yang ditargetkan.
Artinya retorika merupakan bagian penting dalam proses komunikasi yang efektif, menarik, dan terpelihara dengan baik.
Retorika juga memerlukan kemampuan komunikator dalam berbicara dalam bahasa yang mudah dimengerti. Demikian pula, komunikator harus fasih dalam bahasa standar. Selain berbicara, seorang komunikator juga harus bisa menulis.
Selain itu, praktik retorika sebagai proses komunikasi harus mencakup aspek visual, audiovisual, dan bahasa tubuh. Ketiga keterampilan di atas dikatakan mampu menjembatani proses komunikasi.
Pertama, apa yang diucapkan dapat didengar oleh komunikan, dan apa yang ditulis dapat dibaca.
Kedua, ini membantu Anda memahami apa yang Anda dengar atau baca.
Ketiga, buatlah apa yang dapat dimengerti secara rasional dan emosional menjadi menyenangkan.
Keempat, memastikan apa yang disetujui diterima sebagai  konsep, kebijakan, atau teori lebih lanjut.
Kelima, pastikan apa yang diterima dapat mengubah perilaku komunikan.
Perilaku di sini berarti cara-cara relatif dalam menanggapi orang lain dengan cara yang berbeda-beda.
Dengan kata lain, keterampilan berbicara, berbicara, dan menulis seorang komunikator akan membantu penyampaian pesan secara efektif.
Hal ini ditandai dengan adanya perubahan perilaku komunikan. Misalnya saja sabar, marah, sedih, senang, dan sebagainya. Di sinilah letak seni retorika, kemampuan membujuk dan merayu secara persuasif.
Ringkasnya, retorika bukanlah suatu hal yang biasa saja melainkan merupakan bagian penting dari proses Komunikasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H