Mohon tunggu...
Fikri Alif Bhagir (tm)
Fikri Alif Bhagir (tm) Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Tukang Ketik.... Keyboard Warior... just follow @alifbhagir

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Predictive Analysis/Artificial Intelegence dalam Kampanye

27 Agustus 2017   14:36 Diperbarui: 27 Agustus 2017   15:08 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Tahun 2018 sudah sebentar lagi, dalam hitungan kalender, penyelenggaraan pemilihan kepala daerah sudah menghitung hari. Segala sesuatu sudah harus dipersiapkan untuk menjamin akan keberhasilan kader dalam kontestasi pemilihan kepala daerah.

Partai-partai politik sudah mulai membuka penjaringan calon legislative dan juga calon eksekutif/kepala daerah. Melalui internal partai dan juga melalui open recruitment. Ini adalah sebuah kemajuan demokrasi bagi Indonesia.

Ada hal yang menarik untuk saya pribadi dalam mencermati kondisi hari ini. Berkaca dari pemilihan presiden Amerika tahun lalu, dimana salah satunya adalah dengan memanfaatkan teknologi dalam perencanaan dan pengembangan kampanye.  Hal ini juga sebenarnya sudah dilakukan di Indonesia.

Saat pilpres 2014, kita ingat ada banyak barisan relawan yang bergerak memanfaatkan internet (Contoh : jasmev) untuk mendukung calonnya. Namun ada hal penting yang lebih dari sekedar pembentukan opini melalui media sosial. Yaitu bagaimana mengembangkan kampanye dengan memanfaatkan teknologi.

Karena teknologi data mining, machine learning dan artificial intelegence saat ini sudah semakin berperan. Tidak hanya dibidang bisnis, tapi juga hingga ke politik. Contoh nyata hal ini adalah pilpres amerika 2016, dimana Tim teknologi dari kedua calon memanfaatkan machine learning dan Artificial intelegence dalam pengembangan kampanye, perebutan voter dan pengembangan opini.

Disini saya ingin menyoroti kondisi di Indonesia, dimana sesaat lagi akan dilaksanakan pilkada dan pilpres. Apakah tim sukses dari partai sudah mulai memanfaatkan teknologi tersebut ? memang bahwa setiap saat lembaga survey melakukan survey terkait calon yang akan didukung. Tetapi analisis dari survey tersebut belum memanfaatkan teknologi machine learning dan artificial intelegence, yang merupakan bagian dari konsep BIG DATA.

Contoh kasus nyata pemanfaatan artificial intelegence di bidang kampanye  terbaru adalah iklan dari TOYOTA RAV4, dimana video yang dibuat oleh biro iklan saachi-saachi, memanfaatkan teknologi artificial intelegence. Disini teknologi artificial intelegence juga bisa dimanfaatkan oleh calon kepala daerah dalam membuat kampanye yang tepat sasaran, memberikan efek yang tepat sesuai keinginan dan harapan calon kepala daerah.

Bagaimana sebuah kampanye dirancang tidak semata-mata kampanye saja, tapi merupakan hasil analisis yang  dilakukan oleh algorithma machine learning dan Artificial intelegences, yang mungkin saja hasilnya akan merubah model kampanye yang selama ini dilakukan.

Hal penting lainnya bagi partai dan calon kepala daerah adalah bagaimana melakuka perkiraan/predictive analysis untuk perhitungan suara. Hal ini bisa memanfaatkan algorithm machine learning untuk mendapatkan datanya, selain dari hasil survey yang memang secara periodic dilakukan oleh partai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun