Mohon tunggu...
Jaka Suara Akhir Zaman
Jaka Suara Akhir Zaman Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa _ Penceramah

Bacalah Buku maka anda akan menuai Gagasan. Taburlah gagasan maka anda akan menuai Pemikiran. Taburlah Pemikiran maka anda akan menuai Karakter. Taburlah karakter maka anda akan menuai kebiasaan. Taburlah kebiasaan maka anda akan menuai masa Depan. Taburlah masa depan maka anda akan menuai kesuksesan. Taburlah kesuksesan maka anda akan menuai kebahagiaan.

Selanjutnya

Tutup

Film

Pesan Moral pada Film "Bajrangi Bhaijaan" Karya Kabir Khan

29 September 2021   18:02 Diperbarui: 29 September 2021   18:08 2204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Film Bajrangi Bhaijaan dirilis pada 17 Juli 2015, film dengan durasi dua jam tiga puluh sembilan menit tersebut menjadi hits terbesar Salman Khan sampai saat ini serta memecahkan rekor box office di India dan luar negeri. Film ini menjadi film India tercepat dalam memperoleh pendapatan hingga satu milyar rupee pada pasar domestik dan menjadi film terlaris kedua di India dan film Bollywood terlaris kedua di pasar internasional.

Film ini berkisah tentang seorang gadis kecil usia 6 tahun dan bisu berpisah dari ibunya ketika akan kembali ke Pakistan, Shahida/Muni (Harshaali Malhotra) yang tersesat sendirian di India bertemu dengan Pawan Chaturvedi (Salman Khan) seorang penganut Dewa Bajrangbali (Dewa Hanuman). 

Tak tega melihat gadis yang bisu dan sendirian akhirnya Pawan menolongnya dengan membawa gadis tersebut ke rumah. Karena kondisi gadis tersebut bisu dan Pawan tidak mengetahui Namanya, maka Pawan memanggilnya dengan nama Munni. Konflik bermula ketika Pawan bertemu dengan Shahida/Munni. Untuk mengetahui asal tempat tinggal Shahida/Munni, Pawan menyebutkan nama- nama kota yang ada di India, namun tak ada hasil. 

Asal tempat Shahida/Munni diketahui ketika keluarga Pawan sedang menonton pertandingan kriket antara India dan Pakistan. Ketika tim Pakistan menang, semua yang ada di rumah tersebut kecewa dan menyesali kemenangan Pakistan. Namun tidak dengan Shahida/Munni yang sangat gembira dan mencium televisi karena terdapat bendera Pakistan. 

Hal tersebut mencengangkan keluarga Pawan, ketika Pawan mengucap kata Pakistan,Shahida/Munni mengangguk tanda iya, ia berasal dari Pakistan. Kejadian tersebut membua ayah Rasika (calon mertua Pawan) marah dan meminta Pawan untuk segera mengembalikan Shahida/Munni ke negara asal. Proses Pawan mengantarkan Shahida pulang ke Pakistan tidaklah mudah. Ia melewati berbagai rintangan karena melalui negara yang sedang mengalami konflik juga karena adanya perbedaan agama. 

Mengantarkan Shahida pulang dengan jalur legal tidak berhasil karena tidak memiliki paspor, Pawan disarankan oleh ayah Rasika untuk memulangkan Shahida/Munni melalui agen perjalanan. Pawan mengusahakannya namun hasilnya mengecewakan,Shahida/Munni tidak dipulangkan ke Pakistan namun dijual ditempat pelacuran. Hal tersebut membuat Pawan sangat marah. 

Akhirnya Pawan memilih mengantar sendiri Shahida/Munni walaupun dengan jalur illegal yang sangat berbahaya dengan taruhan nyawa, Pawan dibantu Boo Ali. Boo Ali merupakan orang yang mencari uang dengan membantu seseorang untuk melewati perbatasan dengan jalur illegal yaitu melalui terowongan bawah tanah. 

Ini sangat beresiko apabila ketahuan oleh tentara perbatasan. Ketika Boo Ali meminta bergegas melanjutkan perjalanan, Pawan berdiam diri dan menunggu tentara perbatasan menghampirinya untuk meminta ijin. Hal ini terlihat bodoh, namun Pawan adalah penganut Dewa Bajrangbali yang tidak boleh berbohong. 

Tentara perbatasan menghampiri dan menanyakan maksud tujuan Pawan, Pawan hanya ingin meminta ijin untuk memasuki wilayah Pakistan, untuk mengantar Munni pulang namun tentara perbatasan memukulinya dan dianggap mata-mata. 

Namun karena Pawan tetap dalam pendiriannya dan meyakinkan tentaratentara tersebut akhirnya Pawan diijinkan masuk kawasan Pakistan. Selama perjalanannya di Pakistan, Pawan dianggap mata-mata dari India sehingga menjadi buronan polisi. Konflik yang rumit berubah menjadi haru ketika Pawan dibantu oleh reporter bernama Chand Nawab yang diperankan oleh Nawazuddin Siddiqui yang awalnya mengira Pawan sebagai mata-mata, namun akhirnya membantu Pawan untuk menemukan keluarga Shahida, mereka juga dibantu oleh tokoh pemuka agama Pakistan (Maulana Sahab). 

Mereka melanjutkan perjalanan, Chand Nawab lah yang menemukan keluarga Shahida, sementara Pawan sendiri tertangkap petugas polisi, dipenjara dan dipukuli sampai babak belur oleh petugas kepolisian Pakistan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun