Permainan timnas U-23 Uzbekistan tak asing bagi STY
Fans timnas Indonesia, tentu H2C alias Harap-harap Cemas. Bisakah mengalahkan Uzbekistan yang terlihat superior. Pasalnya masyarakat Indonesia sangat berharap timnya bisa tampil di Olimpiade Paris 2024.
Saya sudah mengulasnya dalam tulisan sebelumnya Berada di Grup Neraka, Mampukah STY Mengubah Sejarah, Lolos Olimpiade? Saya mengatakan bahwa, selalu ada harapan ketika berada di jalur yang tepat. Tulisan itu saya tulis sebelum babak penyisihan, dan untuk lolos saja mungkin sulit, tetapi STY mampu mewujudkan prediksinya bahwa tim U-23 yang dia tangani saat ini bisa sampai ke semifinal.
Meskipun jalannya tidak mudah saat ini timnas U-23 sudah berada di semi final, dan selangkah tim ini bisa lolos Olimpiade, setelah 68 tahun berlalu. Ini juga menjadi pengobat kekecewaan tahun 1976, akibat gagal kalah adu penalty melawan Korea Utara.
Momen itu datang lagi malam ini (Senin, 29/4/2024 pukul 21:00 WIB) saat Indonesia u-23 bentrok dengan Uzbekistan.
Sepak-bola Olimpiade memainkan kelompok umur U-23 dimulai saat Olimpiade Barcelona tahun 1992, untuk mengurangi persaingan dengan Piala Dunia FIFA. Banyaknya pemain professional yang tampil di Olimpiade sebelumnya menjadikan Olimpiade layaknya Piala Dunia FIFA.
Perhelatan U-23 di Olimpiade masih berlaku regulasinya hingga saat ini, dengan pengecualian nantinya setiap tim dapat menampilan 3 pemain senior ( di atas 23), dengan status profesional.
Timnas Uzbektistan U-23 diunggulkan ?
Kemenangan 4 kali tanpa kemasukan satu gol pun, dan mencetak 12 gol, Uzbekistan dianggap lebih unggul dari Indonesia, yang mengalami sekali kekalahan melawan Qatar, dengan kemasukan 5 gol di luar adu penalty melawan Korea Selatan (0-2 lawan Qatar, 3-1 melawan Yordania, dan 2-2 melawan Korea Selatan).
Kemampuan mencetak 12 belas gol tanpa balas, mengindikasikan Uzbekistan memiliki pertahanan dan penjaga gawang yang sangat baik. 12 Gol di babak dalam 4 pertandingan sebelum semi final menunjukkan bahwa serangan dan kemampuan mencetak gol Uzbekistan sangat tajam. Dalam beberapa pertandingan memang terlihat mereka memiliki akurasi tembakan keras dari luar kota pinalti, dan itu menjadi andalan Uzbekistan.
Apakah Uzbekistan memiliki kelemahan ?
Secara permainan Uzbekistan boleh dikata tim yang sempurna, Â bergaya Eropa yang sangat mementingkan kolektifitas, akurasi passing, dan sangat sedikit kesalahan. Tim ini bermain dengan speed and power games. Pemain-pemainnya memiliki postur tinggi, dan memiliki massa otot yang baik, sehingga sering memenangkan duel-duel adu power antar individu. Secara Teknik juga memiliki kemampuan sempurna dalam control dan heading, sangat klinis, dan minim trik, seperti yang sering dilakukan oleh tim-tim Latin, maupun Eropa seperti Perancis, Spanyol, dan Portugal.
Satu-satunya kelemahan yang mungkin bisa dimanfaatkan adalah variasi serangan tidak terlalu rumit, tetapi aliran bolanya terlihat tidak terlampau cepat, tetapi mengalir sepanjang pertandingan.
Strategi apa yang tepat ?Â
Menurut saya meredam ball possesion menjadi kunci untuk menahan permainan mereka berkembang yang memungkinkan memiliki ruang "berpikir" lebih banyak untuk mencetak gol. Dengan kata lain timnas U-23 harus mengambil inisiatip menguasai bola dengan lebih cepat, menekan dan tenang, dan mengurangi ruang "berpikir" mereka. Buat mereka berpikir terus tentang pertahananan menyebabkan  lupa menyerang. Pressure tinggi sepanjang pertandingan jika lawan menguasai bola, menjadi hal yang wajib, meskipun ini sangat melelahan secara fisik, dan membutuhkan fokus yang luar biasa.
STY dalam beberapa pernyataan sudah menyiapkan strategi menyerang dan meminta pemain untuk menikmati permainan, sebagai upaya menaikkan rasa percaya diri dan meruntuhkan mental lawan.
Pemain timnas bisa memanfaatkan ruang-ruang kecil di depan gawang dengan kerjasama tiki-taka yang selama ini dimainkan untuk membingungkan lawan. Menghindari bola tinggi di depan gawang perlu dilakukan, karena mereka memiliki center back menjulang Dravonov (18).
STY sebenarnya tidak asing dengan tim U-23 Uzbekistan, karena 5-6 pemain Piala Asia U-20 masuk dalam skuad U-23, kala itu tim STY bermain imbang 0-0. Beberapa pemain yang dibawa Indra Safri untuk melakoni Asian Games ke-19 juga pernah saling bentrok, seperti Ramadan Sananta, Kelly Stroyer, dan Fajar Faturcahman, dan Rizky Ridho. Bahkan Ramadan Samanta sempat mencetak goal tetapi dianulir, meskipun akhirmya kalah 2-0.
Di Piala Asia U-20, Indonesia tentu tidak  menyertakan Justin Hubner, Ivar Jenner, dan Nathan Tjoe-A-On, sehingga kekuatan yang dibawa saat ini tentu berbeda kekuatan, ini yang membuat STY percaya diri untuk mengalahkan Uzbekistan, meskipun mereka juga berkembang menjadi lebih kokoh dalam fisik dan kecepatan.
Prediksi Formasi
Formasi 4-2-3-1, saya kira akan  mampu meredam serangan Uzbekistan, dengan sedikit perubahan, tentu dengan penjaga gawang tetap Ernando Ari. 4 Pemain belakang STY dapat menempatkan Hubner-Ridho-Komang-Ferrari, 2 double  Pivot Ivar Jenner-Nathan-Tjo-A-On, 3 Pemain tengah Witan-Marcelino-Arhan, sedangkan 1 striker bisa menempatkan Ramadhan Sananta/Stroyer/Hoki Caraka.
Solusi lain untuk memperkuat pertahanan, bisa saja STY menempatkan Nathan di Center Back berduet dengan Rizky Ridho, dan mendorong Komang untuk bermain sebagai gelandang bertahan mendampingi Ivar Jenner. Komang dikenal sebagai bek yang mampu mencetak gol, sehingga penempatan di sektor gelandang bisa efektif, daripada di posisi bek, yang mendapatkan 2 kali blunder.
Ini tentu menjadi kesempatan Sananta, setelah absennya Rafael Struik yang terakumulasi kartu kuning. Ramadan lebih berpengalaman melawan Uzbekistan, tetapi bisa saja STY memasang Stroyer atau Hoki di babak pertama, sebagai destroyer. Sebagai sebuah strategi pilihan mungkin lebih mengarah pada Jeam Kelly Stroyer, yang memiliki kecepatan, kekuatan, passing yang baik, dan berani menembak ke gawang bak seorang striker.
Apa yang harus diwaspadai ?
Pemain yang harus diwaspadai adalah pergerakan dua gelandang yang menjadi motor serang dari sayap yaitu Abbosbek Saydjon ogli Fayzullaev nomor 14, dan Umarali Makhamadali ogli Rakhmonaliev nomor 10. Semua pemain tentu harus diwaspadai, karena seperti Indonesia, Â Uzbekistan juga menggunakan false-nine, sehingga siapa saja dapat mencetak gol.
Selain pemain, STY tentu harus cepat mengambil keputusan, terhadap pemain-pemain yang mengalami under-perform, atau mengalami penurunan peak setelah memenangi pertandingan berat melawan Korea Selatan.
Biasanya setelah pertandingan yang berat dan menentukan pemain cenderung antiklimaks di pertandingan berikutnya jika euphoria kemenangan berlebihan, dan recovery tidak terpantau dengan jelas.
Mengeliminasi semua kesalahan tentu juga menjadi bekal untuk memenangkan pertandingan malam mini, dan lolos Olimpiade Paris 2024. Semoga.
Selamat Menonton.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H