Mohon tunggu...
Jaka Sindu TREK BOLA
Jaka Sindu TREK BOLA Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati dan pecinta sepak bola

Pemerhati dan pecinta sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Bola

STY Bisa Kalahkan Korea Asal ...

25 April 2024   09:05 Diperbarui: 25 April 2024   11:57 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Warta Kota 

Perempat Final Piala Asia U-23

Lolos Olimpiade Paris 2024, saat babak penyisihan grup seolah menjadi mimpi, tepatnya "angan" yang sulit diwujudkan. Grup A, adalah neraka yang siap meng-abukan Timnas Indonesia. Perjuangan terasa sulit, dan banyak yang memprediksi sulit Indonesia lolos.

Kekalahan 0-2 dari Qatar seperti hampir mengubur "angan", tetapi kemenangan atas Austraia 1-0, dan melibas Yordania 4-1, seperti mengubah "angan" menjadi "cita-cita" atau target yang realistis. Jalan menuju Olimpiade bukanlah  sesuatu yang tidak bisa diraih, meskipun target PSSI 8 Besar, masih diberi embel-embel, kalau lolos 8 besar, sekalianlah membidik tiket Olimpiade Paris 2024.

Media asing dan pengamat luar negeri masih pesismis Indonesia dapat lolos, meskipun ndonesia bermain sangat bagus.. Bukan tanpa alasan i Korea Selatan adalah langganan Olimpiade. Jika kalah lawan Indonesia maka harga diri Korea akan runtuh. Jadi pasti Indonesia akan mendapat perlawanan 'harga diri' Korea, keras, spartan, pantang menyerah, dan penuh determinasi.

Kalau dapat mengalahkan Korea Selatan, tentu akan menjadi sejarah kelam sepak bola Korea Selatan. Buat Indonesia mengalahkan mereka bukan hal yang mustahil, meskipun dalam beberapa decade, sepertinya level Indonesia memang ketinggalan jauh.

Timnas U-19 asuhan Indra Safri membuat momen indah bahwa mengalahkan Korea Selatan bukan hal yang mustahil. Hal ini terjadi pada tahun 2013 silam tepatnya tanggal 12 Oktober, Indonesia menang 3-2. Indonesia saat itu diperkuat Evan Dimas, dan Korea diperkuat Hwang He Chan yang saat ini bermain di klub liga Inggris Walverhampton.

Artinya di kelompok umur saat itu persaingan masih ramai, dan berimbang.

Bagaimana Timnas Korea U-23 ?

Kelompok U-23, banyak pengamat yang mengatakan bahwa memperbandingan level dan rangking FIFA tidak relevan. Tetapi apakah cara main Korea U-23 juga tidak sesempurna tim,nas senior seperti kebanyakan tim-tim lainnya.

Sebenarnya kelompok U-23 adalah tim yang memiliki pemain dan cara main mendekati tim senior, hanya saja karena timnas kelompok umur, tidak dihuni pemain-pemain yang lebih senior yang berpengalaman, dengan kata lain pemain  semua pemain seumuran atau di bawahnya. Sehingga bisa diambil kesimpulan timnas U-23 (termasuk Korea Seatan) tidaklah se-superior timnas seniornya.

Menilik permainan Korea Selatan U-23, pada tiga pertandingan penyisihan, Korea adalah tim yang sempurna secara tim ,  teknik dan fisiknya mumpuni, taktik individunya sangat baik, minim kesalahan. Korea Selatan mengusung 3 pemain  abroad yang menjadi pilar permainan yaitu Kim Ji-soo (Brentford, Inggris), Kim Min-woo (Dsseldorf, Jerman), Bae Jun-ho (Stoke City, Inggris, dan teman satu tim Pratama Arhan Kang Sang-yoon (Suwon).

Bagaimana Indonesia ?

Indonesia saat ini juga memiliki skuad sangat baik, memiliki 4 pemain abroad yang mumpuni Justin Hubner, Nathan Tjoe-A-on, Justin Hubner, dan Rafael Struik, yang sudah bermain di timnas senior, dan pratama Arhan. Secara permainan juga terus berkembang. Kekurangan Indonesia adalah sering gugup, dan membuat kesalahan, atau konsitensi bermain  individu maupun tim.

Jadi peluang Indonesia saat ini adalah 50-50. Kans Indonesia menang sangat besar karena motivasi juga besar, oleh sebab itu Indonesia bisa menang lawan Korea asal :

Performa tidak menurun (termasuk fisik), tidak melakukan pelanggaran yang berbuat kartu merah dan penalty (masih sering ceroboh), memperbaiki akurasi tembakan ke gawang (hati-hati akurasi Korea sangat baik), bermain pressure dan tidak membuat Korea berkembang, mampu meredam heading (Korea memiliki header yang sangat bagus, dan posturnya sangat tinggi.

Tentu saja bukan hanya itu, factor taktikal, kerja keras, akurasi yang mematikan, dan percaya diri juga menjadi factor lain yang menentukan.

Jadi kali ini bukan mustahil mengalahkan Korea, dan STY mampu membuktikan sebagai pelatih yang profesional dengan mengalahkan negaranya sendiri, juga membungkam para analisdan pembenci STY  yang menginginkan membangun sepakbola yang instan, tanpa melihat proses yang benar.

Selamat menonton.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun