Mohon tunggu...
Jaka Sindu TREK BOLA
Jaka Sindu TREK BOLA Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati dan pecinta sepak bola

Pemerhati dan pecinta sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Berada di Grup Neraka, Mampukah STY Mengubah Sejarah, Lolos Olimpiade?

15 April 2024   14:53 Diperbarui: 15 April 2024   14:53 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

STY ingin Ubah Sejarah, dan tentukan Nasib Sendiri

Indonesia Lolos Olimpiade? Sebuah pertanyaan yang sangat sulit dijawab, tetapi selalu ada harapan jika kita menapaki jalan ke arah sana.

Tidak seperti bulutangkis memang, tampil di pentas Olimpiade dan Piala Dunia, masih menjadi mimpi di siang bolong bagi sepak bolaIndonesia.

Sementara bulutangkis sejak dipertandingkan di perhelatan Olimpiade,  Indonesia selalu mendapatkan tiket, bahkan meraih medali emas. Sedangkan sepakbola, seringkali terseok-seok diawal perjalanan, seperti kaki yang layu tak berdaya untuk berlari berkejaran dengan negara lain melewati rintangan terjal.

Cerita tahun 1976

Sebenarnya timnas Indonesia pernah tampil di Olimpiade tahun 1956  Melbourne.

Pertandingan saat itu seperti David melawan Goliath. Orang Indonesia yang bertubuh kecil, kurus, dan pendek, layaknya David dalam legenda David and Goliath. Rusia  sebagai negara super power yang secara geografis memiliki ras Eropa, tentu saja memiliki tubuh yang besar, kuat,  dan kekar laksana Goliath yang menjadi musuh David.

Meskipun tidak seperti David dalam legenda itu yang berhasil mengalahkan Goliath.  Indonesia menggunakan strategi "akal", dengan bertahan total sehingga mengejutkan dunia dengan menahan Rusia 0-0, walau pun akhirnya di pertandingan play-off kedua Indonesia kalah 4-0 dan tersingkir, tetapi catatan itu terus dikenang oleh Komite Olimpiade, maupun Indonesia.

Tahun 1954, Indonesia dilatih oleh orang Yugoslavia (negara ini sudah bubar).  Kedekatan Presiden Sukarno kala itu sebagai Ketua Gerakan Non Blok, dengan Presiden Yugoslavisa Yosef Bros Tito, melahirkan kerjasama di bidang sepak bola dengan mendatangkan pelatih Toni Pogacnik, yang dianggap sebagai orang yang meletakkan dasar-dasar sepak bola di Indonesia.

Kelolosan Indonesia tidak ada yang menceriterakan bagaimana Indonesia bisa bermain di Olimpiade.

Pemain-pemain yang tampil di Olimpiade Melbourne, adalah 18 pemain yang di-scouting oleh Toni dari seluruh Indonesia, dan lahirlah legenda seperti Ramang, Maulwi Saelan , dan Tan Liong How.

Dua puluh tahun kemudian (1976), Indonesia hampir saja merengkuh tiket Olimpiade.

Saya beruntung dapat menjadi saksi saat itu. Umur saya 12 tahun, sekitar kelas 5 SD,  Bapak kala itu dengan radio transistor kotak,  tanggal 26 Februari  1976, mengajakku mendengarkan siaran pandangan mata RRI antara Indonesia vs Korea Utara, untuk menentukan kelolosan ke Olmpiade Montreal.

Sumber: Panditfootball.com
Sumber: Panditfootball.com

Indonesia lagi-lagi beruntung karena China Taipei mengundurkan diri, sehingga pada pertandingan final di stadion Gelora Bung Karno dapat menghadapi Korea Utara.

Stadion begitu bergemuruh, karena dipadati 120 ribu penonton. Pelatihnya kala itu Wiel Coerver, seorang Guru Besar Teknik sepak bola asal Belanda.

Teknik  Roullete, step  over, mastery football ada sejak bukunya terbit tahun 70-an, bahkan saat ini banyak dikuasai pemain dunia. Zidane dan Ronaldo adalah pewaris Roulette dan step over dan masih banyak pemain lain yang menguasai.

Sewaktu saya melatih anak-anak di SSB IM Purwokerto, saya mengajarkan teknik tersebut, dan Coerver Method menjadi landasannya. Sampai saat ini Coerver Method banyak digunakan di negara-negara maju sepak bolanya seperti Jepang untuk melatih  sepak bola akar rumput.

Indonesia tampil dengan pemain-pemain berbakat langka, seperti duo sayap Iswadi Idris-Waskito, Risdianto  Center Voor sebutan untuk penyerang tengah atau striker kala itu, Anjas Asmara, Stopper Oyong Liza, dan Suaeb Rizal. Coerver juga menampilkan pemain berusia 16 tahun asal Padang Suhatman Iman.

Sayang  jalan itu mengkandaskan mimpi Indonesia tampil di Olimpiade untuk kedua kalinya di Montreal. Indonesia bermain 120 menit, dan kalah melalui adu penalti. Di lima tendangan pertama Indonesia sempat unggul  3-2, tetapi tendangan terakhir Oyong liza ditepis oleh Jin In Chol kiper Korea Utara. Pada babak suddendeath, sayang sekali Suaeb Rizal gagal menceploskan bola ke gawang Korea Utara.

Momen itu seperti menjadi akhir kejayaan sepak bola Indonesia di Asia. 40 tahun sejak peristiwa itu, Indoesia seperti kesulitan lolos pertandingan pra-olimpiade, seringkali rontok di babak-babak awal. Penyebabnya tentu sangat rumit dijelaskan karena berbagai persoalan yang menimpa organisasi sepak bola ndonesia yaitu PSSI. Terlambat profesional karena persoalan ekonomi, kemajuan negara-negara sepak bola lain di Asia yang tidak disadari Indonesia, kasus suap, dan masalah politik, dan korupsi di sepak bola Indonesia.

Sumber: Bola.com
Sumber: Bola.com

Momen 2024

Momentum itu kemudian datang lagi 48 tahun kemudian. Setelah mengalami berbagai perubahan system pra-olimpiade sepak bola, dan usia pemain yang menjadi U-23, dan 3 pemain senior.  Jalan itu dibuka saat rangking FIFA Indonesia terpuruk sampai dengan 176. (Alhamdulillah sekarang ada di posisi 134).

Indonesia tampil pertama kalinya dalam Final Asia U-23 tahun ini. Ajang ini justru  dijadikan ajang penentuan tampil di Olimpiade Paris bulan Juli 2024 oleh AFC. Jika Indonesia masuk 3 besar, secara otomatis lolos ke Olimpiade, untuk pertama kalinya.

Langkah  Indonesia dapat lolos ke putara final Asia, dimulai saat Ketua PSSInya Iwan Bule dan merekrut pelatih asal Korea Selatan Shin Tae Yong (STY), dan hingga sekarang PSSI di bawah Erick Tohir STY masih dipercaya mengampu setelah meloloskannya di tahun 2023 di Piala Asia U-23.

Bisakah Indonesia Lolos?

Inilah pertanyaan yang sulit dijawab. Apakah kelas kita sudah ada di sana, setelah terpuruk begitu lama. Pandit dan mantan pelatih Futsal Indonesia skeptis Indonesia lolos 8 dari grup neraka yang dihuni Qatar (tuan rumah, juara Asia senior), Australia, dan Yordania (runner-up senior). Tiga tim yang saat ini  berada dalam puncak pembinaan sepak bolanya.

Banyak pengamat yang menilai ketidaklengkapan beberapa pemain diaspora yang tidak diijinkan klub karena bukan agenda FIFA, akan menyulitkan Indonesia, karena lolosnya Indonesia, adalah karena banyaknya pemain muda diaspora yang juga bermain di timnas senior.

Masalah Undian dan rangking.

Jalan yang terbuka lebar, tapi terjal sebenarnya dimulai karena posisi rangking FIFA Indonesia yang tidak menguntungkan. Negara-negara dengan rangking tertinggi berada di pot unggulan atau pot 1, 2, 3. Indonesia berada di pot 4 yang dihuni oleh negara-negara dengan rangking terendah. Sehingga lawan-lawan pot 4 adalah negara-negara dengan rangking di atasnya. Qatar (pot1 karena tuan rumah), Australia (pot 2), dan Yordania (pot 3).

Inilah yang dasar Coach Justin pesimis, tetapi berharap timnas U-23 memberikan permainan terbaik, sukur kalau bisa lolos 8 besar, karena Dia berharap Indonesia tetap dilatih Shin Tae Yong sampai Indonesia benar-benar mapan di rangking FIFA dan Asia, sehingga bisa lebih kompetitif di ajang kualifikasi piala Dunia dan Olimpiade.

Ketua Umum PSSI sendiri memberikan syarat untuk STY soal perpanjangan kontrak, yaitu lolos penyisihan grup (8 besar), artinya minimal berada di posisi runner up grup. Bahkan Erick Tohir sangat optimis bisa lolos Olimpiade.

Realistiskah target tersebut?

Shin Tae Yong adalah "the positive man" orang yang berpikir positif. Saya kira bukan karena ia ingin tetap melatih Indonesia, dengan pundi-pundi bayaran yang tinggi, tetapi ia sangat yakin yang ia bangun dan konsepkan. STY memang tidak secara eksplisit mengatakan Indonesia akan lolos Olimpiade,  tetapi timnya punya kemampuan dan peluang dapat melangkah jauh sampai empat besar. Hanya kendalanya adalah beberapa pemain diaspora tidak bisa bermain, sehingga skema permainan yang ia arsiteki sejak Piala Dunia U-20 kurang bisa maksimal.

Dari segi permainan timnas U-23 memang sangat Ciamik, bahkan lebih bagus dari timnas senior, walaupun hampir semua pemain yang dibawa pernah main timnas senior. Perbandingan itu tentu saja dimungkinkan karena tim U-23 yang dilawan tidak sekuat timnas senior, sehingga timnas bisa leluasa bermain sesuai taktikal STY.

Jadi peluangnya bagaimana?

STY tentu sudah meramu tim dengan kondisi yang ada, tentu dengan taktik kejutan yang akan dimunculkan di setiap pertandingan, karena permainan Indonesia banyak disorot dan dianalisa oleh pelatih lain. Harapannya tentu Qatar, Australia, dan Yordania, tidak sekuat tim seniornya.

Kuncinya tentu saja bukan hanya taktikal STY, tetapi motivasi pemain untuk mengubah sejarah, 20 tahun, dan 48 tahun yang lalu, dengan sejarah baru, dan mungkin ini saatnya. Pemain tentu sangat termotivasi, jadi tidak hanya teknik yang akan dikeluarkan, tetapi semangat juang dan kerja keras yang akan menjadi pijakan menutupi kekurangan.

Kemenangan pertama melawan tuan rumah menjadi harga mahal untuk melangkah ke tahap berikutnya. Pemain harus tetap mengontrol emosi, karena wasit pasti cenderung membela tuan rumah. Jangan membuat pelanggaran  yang berbuah penalty, salah passing, dan blunder. Saya kira pemain sudah belajar banyak dari pertandingan sebelumnya.

Taktik tak perlu dibahas di sini. Perjalanan baru akan dimulai malam mini (Timnas U23 vs Qatar).

Ibarat jalan tol,  ini baru dibuka dan diresmikan, wajar kalau belum mulud benar. Jalan tol ini juga bukan saja soal kontrak STY, tetapi tentang sejarah Indonesia di sepak bola yang ingin ditulis dengan tinta emas, dengan generasi emas.

Selamat menonton.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun