Mohon tunggu...
Jaka Sindu TREK BOLA
Jaka Sindu TREK BOLA Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati dan pecinta sepak bola

Pemerhati dan pecinta sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kelemahan Timnas U-22 yang Harus Diatasi Jika Mau Juara

27 April 2023   10:00 Diperbarui: 27 April 2023   10:06 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tinggal menghitung hari Timnas U-22 akan berlaga di SEA Games. Lawan di babak penyisihan mungkin bagi sementara pengamat akan mudah dilewati. Kamboja Myanmar, Filipina, Timor Leste adalah lawan-lawan yang sering dikalahkan. Apakah ini benar akan mudah ? Menurut saya tidak.

Menilik asil uji coba melawan Lebanon, meskipun belum 100 persen full team, minus Pratama Arhan dan Marselino Ferdinan, Ferarri, dan rio Fahmi, hampir 70 persen gambaran timnas sudah hampir menemukan formatnya, tetapi permainan timnas masih belum menunjukkan permainan tim calon juara. Indra Safri menafikkan bahwa uji coba hanya mencari pemain terbaik.

Beberapa kelemahan yang mesti diperbaiki adalah.

1. Jarak antar lini masih renggang.

Jarak antar lini masih sering terlalu jauh terutama Belakang, Tengah, dan Depan. Meskipun barisan belakang cukip tenang dikomando oleh Rizky Ridho, tetapi renggangnya dengan pemain tengah dan depan mengakibatkan bola seringkali dikirim langsung ke depan. Cara ini menuurut saya bukan selera permainan Indra Safri, tetapi pemahaman pemain saat transisi dari bertahan ke menyerang masih belum berjalan. Peran pemain nomor 6 yang diberikan (Beckham ? Raehan ? Marcelino), mungkin Beckham jarang sekali menjemput bola dan membuat rencana permainan. Seementara pemain depan juga masih sering terpaku di depan, pada kalau mau sedikit cepat turun jumlah sentuhan akan nlebih banyak sebelum sampai ke gawang. Banyaknya sentuhan akan membuat lawan akan kesulitan menjaga lawan dibanding umpan-umpan direct ball

2. Permutasi pemain

Pergerakan pemain dan perubahan posisi untuk  menjadi kunci sepak bola modern saat ini agar memudahkan kerja-sama yang lemah.Pemain yang memegang bola sering bingung mau membagi bola sehinggga akhirnya langsung  bola ke depan atau mengirim ke belakang, sehingga nampak permainan timnas U-22 sangat lambat. Tanggung jawab pemain terlihat sangat lemah. Ketika bola dalam penguasaan di blok kanan misalnya, pemain di blok tengah dan kirim juga harus bergerak melakukan sinkronisasi agar ritme dan kepadatan pemain tetap terjaga. Masih banyak pemain jalan kaki, bahkan cenderung kurang melakukan scanning apa yang akan terjadi berikutnya, kaget ketika bola di blok lain terebut atau bola datang kepadanya.

3. Kendali pemain nomor 6 dan lapangan tengah

Kendali permainan lapangan tengah diharapkan ada dipundak Beckham Putra. Sayangnya memang belum maksimal, meskipun Beckham  mampu mencetak gol saat uji coba. Sebagai pemain yang di plot di nomor 6 ia harus sering menjemput bola dari belakang untuk melakukan built up serangan, sayangnya saya melihat hal ini jarang dilakukan mungkin karena fisiknya sedikit kurang, sehingga sering beroperasi di tengah depan. Jika Beckham terlalu ke depan peran Ananda Raehan perlu lebih konkret yaitu jadi holding midfielder lebih bertahan karena nantinya ada pemain setipe yaitu Marcelino Ferdinan, yang juga cenderung menjadi pemain nomor 10, di bawah Ramadan Samantha. Beckham juga harus memperbaiki akurasi passing.

4. Fleksibilitas posisi, rotasi, subtitusi.

Jika mencapai Final timnas Indra Safri harus memainkan 5 pertandingan dengan rentang waktu istirahat yang pendek. Empat pertandingan di babak penyisihan tidaklah mudah dengan skuad yang hanya 20 pemain. Rotasi dan reposisi harus dilakukan secara fleksibel dan penuh perhitungan. Harus bisa selalu memainkan the winning team meski dilakukan rotasi, supaya jangan kelelahan. Di bagian belakang memang melimpah pemain berkualitas, tetapi kualitas Fajar Fatturahman dan Bagas Kaffa sedikit dibawah pemain lainnya, sementara Haykal Alhafiz belum terlalu berpengalaman. Terlalu riskan selalu memainkan Rizky Ridho, Mohammad  Ferrari, harus bisa berganti peran dengan lawan yang berbeda. Saya menyayangkan Kakang Rudianto yang on fire di Liga 1 bersama Persib dan Timnas U-20 tidak dipanggil, padah jika Kakang ada, mungkin Dewangga bisa didorong menjadi gelandang bertahan untuk mem-bek-ap Ananda Raihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun