Mohon tunggu...
Jaka Sandara
Jaka Sandara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas || Digital Marketing || Publishing || Edittor ||

Suka Nulis | Baca | Ngedit | Photoshop | Jurnalistik | Otak-Atik Komputer | Musik | Publishing | Internet Marketing.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Dr. Nahor Nekwek, S.Pd, MM: Penanaman 500 Anggur Import di Distrik Abenaho Kabupaten Yalimo

16 Januari 2023   20:16 Diperbarui: 16 Januari 2023   20:16 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah disah kan secara resmi MASYARAKAT KETAHANAN PANGAN TIMUR INDONESIA disingkat MKPTI pada desember 2022 Tahun Lalu, Pengurus MKPTI sudah langsung action untuk menunjukan kinerja Nyata di Bumi Cendrawasih, yang diawali di di Distrik Abenaho Kab. Yalimo Provinsi Papua Pegunungan. Dengan harapan bisa meningkatkan ketahanan pangan serta  Orang Asli Papua (OAP) bisa mandiri untuk perkemmelalui bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan terpadu dan agribisnis di Papua.

Sumber Gambar: Era Baru Papua
Sumber Gambar: Era Baru Papua

Adrian Indra, S.So, MBA sebagai pengurus  MKPTI menyatakan bahwa: Dengan ini kita memulai penanaman perdana anggur impor di Kabupaten yalimo yang juga hadir putra daerah sekaligus koordinator daerah kabupaten Yalimo yang ikut menanamkan anggur impor di lahan yang sangat gembur dan Subur.

Sumber Gambar: Pengurus MKPTI Papua
Sumber Gambar: Pengurus MKPTI Papua

Tanah dilahan tersebut  Juga telah ditinggikan, jadi teknik kita adalah menanam sekaligus cutting lokal dengan anggur impor tujuannya kita adakan sambung susu baru kita potong pindah tempat lain,  Jadi ini adalah salah satu teknik perbanyakan anggur impor yang paling aman dan kita juga melihat di sini karena tanahnya sangat gembur subur dan hitam.

Pendeta Alberth Yoku, S.Th (koordinator Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua) juga mendukung serta menyampaikan bahwa percepatan ini harus mengubah Nilai raport Papua yang merah yaitu miskin dpm rendah kemudian administrasi ke pemerintahannya buruk kemudian korup dan yang terakhir itu Tertinggal Nah karena itu apa yang kita kerjakan ini visi besarnya ke arah itu sehingga begitu ekonomi masyarakat ini berubah berarti kemiskinan dengan sendirinya akan teratasi.

Sumber Gambar: Era Baru Papua
Sumber Gambar: Era Baru Papua

Begitu juga kita akan join dengan perbankan supaya akuntabel transparan yang baik dari itu yang kita kerjakan melalui mitra-mitra kerja kita saat ini MKPTI dengan BP3OKP mencoba merubah raport Papua Supaya apa yang sudah menjadi nilai di seluruh bangsa ini dari 34 provinsi dulu Mungkin bisa masuk 10 besar provinsi terbaik  Untuk itu sangat setuju seluruh anak bangsa ini secara Nusantara kita berkolaborasi memanfaatkan potensi yang ada di tanah Papua secara nyata baik secara SDM maupun sumber daya alamnya.

Sumber Gambar: Era Baru Papua
Sumber Gambar: Era Baru Papua

Selain itu juga BP3OKP (Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua dan MKPTI (Masyarakat ketahan Pangan Timur Indonesia) menggaungkan  sebuah motto GERTAP 1 Juta Pohon (Gerakan Tanam Anggur Papua 1 juta pohon), GERTAP 1 Juta Pohon ini dimulai dari Bukit Foromoko, Netar, Kabuapten Jayapura, lalu ke Ifar Gunung, Holtcamp, Doyo baru, sampai ke Desa Wutlarin, Dsitrik Abenaho, Kab. Yalimo. semua masyarakat Papua diberbagai daerah sudah mulai bergerak untuk menanam anggur import ini dalam skala perkebunan maupaun skala rumahan yang intinya semua bisa bergerak tanpa ada alasan.

Dr. Nahor Nekwek, S.Pd, MM Bupati Yalimo sekaligus Ketua MKPTI (Masyarakat ketahan Pangan Timur Indonesia)  mengharapkan ini merupakan salah satu strategi pembangunan di Papua yang nantinya akan bermanfaat untuk seluruh masyarakat Papua dan Indonesia pada Umumnya. Langkah nyata ini akan terus berlanjut dengan semangat pemerintah dan masyarakat dalam bekerjasama membangun Tanah Papua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun