Mencekam... tak biasanya.
Melihat banyak wajah tertunduk tajam melihat lembaran kertas
Dengan genggaman erat sebatang pena antara dua jari
Meski keringat telah mengering
Namun fikiran harus  terfokus dengan ucapan sang pahlawan
Tak terdengar satu pun gelak tawa
Yang mungkin bisa menghibur diri
Yang ada hanya duduk kaku tak bergerak
Oh,,, ingin rasa nya duduk di depan layar
Melihat iklan orang menari dan bernyanyi bahagia
Bersama sang nenek bercanda ria
Ditemani kucing yang berbaring menikmati siang
Disuguhi pula dengan air putih dan sepiring nasi berlada hijau
Terdengar pula langkah kaki diluar rumah
Dengan kesibukan orang-orang yang lalu lalang
Oh kapankah berakhir cekaman ini
Terasa lama waktu berjalan
Menunggu lonceng berbunyi
Menuju gerbang untuk pulang ke rumah
Bersama teman sepermainan
Mungkin ini hanyalah sebuah perasaan
Yang belum sempat dinikmati
Jika sudah terbiasa, biasanya kecaman menjadi kenyamanan
Hmm,,, tinggal menunggu waktu
Waktu kan tertawa bahagia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H