Mohon tunggu...
Jaka Sandara
Jaka Sandara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas || Digital Marketing || Publishing || Edittor ||

Suka Nulis | Baca | Ngedit | Photoshop | Jurnalistik | Otak-Atik Komputer | Musik | Publishing | Internet Marketing.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Dr. Kenius Kogoya, S.P, M.Si Sang Pelopor Kebangkitan Tanah Papua (1)

14 Desember 2022   06:03 Diperbarui: 25 Desember 2022   19:09 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Kenius Kogoya mencoba berkomunikasi dengan KONI diberbagai daerah di Indonesiia dan mencoba berkoordinasi dengan PB tiap cabang olahraga yana ada di Jakarta Pada tanggal 21 Juli 2013 sebagai pemenang bidding untuk tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020. Tampaknya, Papua memiliki kesiapan untuk menjadi tuan rumah PON 2020. Dengan hasil bahwa Papua memperoleh dukungan 66 suara, Aceh dan Bali 46 Suara, Jawa Tengah 28 suara, Sumatera Utara 27 Suara, dan Sulawesi Selatan 23 suara.

Perjuangan yang begitu besar, mengingat begitu ketatnya persaingan dengan wilayah provinsi lainnya yang saat itu mereka memiliki fasilitas yang sudah memadai dibandingkan dengan Papua yang masih harus banyak berjuang dan bekerja sangat keras demi suksesnya PON tahun 2020 saat itu. Namun untuk memastikan diri menjadi tuan rumah PON 2020, Papua harus menunggu keputusan akhir dari seluruh anggota di rangkaian rapat anggota KONI, yang akan diadakan pada Februari 2014. Hal itu dilakukan melihat bahwa Papua masih dianggap belum memiliki persiapan yang matang seperti kota besar Jakarta atau Surabaya, yang mampu melakukan persiapan yang lebih matang apabila terdapat event olahraga besar seperti PON ini, harus diakui memang benar adanya, namun rasa ingin berjuang dan semangat membangun olahraga di Papua tidak bisa dibendung lagi. Ditambah lagi Papua harus mampu memenuhi syarat aturan Undang-Undang amandemen PON, yang menyatakan setiap kota yang masih minim pengalaman untuk menjadi tuan rumah harus menunggu proses selama enam tahun persiapan untuk beberapa hal, seperti ketua penyelenggara, persiapan yang sudah dimiliki oleh tuan rumah, cabang olahraga, dan fokus utama, untuk dijadikan penetapan tuan rumah yang dinyatakan resmi.

Memang benar adanya, diawal-awal tahun ini jika dilihat memang sangat jauh dari kata sempurna, bahkan sebagian orang akan berpendapat mungkinkah PON bisa dilaksanakan di Papua? Keraguan itu memang sangat logis. Namun dengan adanya semangat tentunya hal itu akan bisa dipertanggungjawabkan. Karena PON nantinya akan mempersatukan bangsa, berjuang bersama dalam kemajuan dibidang olahraga.

KONI Pusat pun sangat bijak dengan mendukung Papua sebagai tuan rumah pada PON 2020 saat itu, untuk meminimkan kegagalan ia  juga mewacanakan bahwa pada PON 2020 nanti tidak hanya di satu provinsi. Pasalnya, jika hanya satu kota, tentunya akan sangat berat untuk menanggung beban sendiri. Sama halnya dengan terakhir di Riau, sehingga menjadi bahan pembelajaran untuk PON berikutnya, menimbang juga bahwa PON diadakan setiap empat tahun, sementara Indonesia memiliki 34 provinsi, sehingga semua Provinsi mendapatkan giliran yang cepat tanpa harus menunggu begitu lama.

Banyak hal yang harus dipertimbangkan, penentuan siapa yang akan menjadi tuan rumah PON 2020 bukan semudah membalikkan telapak tangan namun dengan verifikasi, validasi, riset serta banyak hal yang akan dilihat, Djoko Pekik Irianto Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi dan Olahraga Kemenpora, mengatakan hasil RAT KONI 2014 mengenai penentuan calon tuan rumah PON ke XX pada tahun 2020 merupakan dasar dari provinsi apa yang akan menjadi tuan rumah PON. Kebijakan lainnya adalah pelaksanaan PON tidak lagi di Pulau Jawa mengingat pemerataan saran dan prasarana untuk setiap provinsinya dan Papua dipilih mayoritas suara dalam RAT KONI 2014. Ini merupakan dasar pertimbangan mengapa memilih provinsi tersebut menjadi tuan rumah Pertimbangan lainnya pemerintah berupaya agar PON menjadi salah satu event yang dapat mempercepat pembangunan infrastruktur di daerah. Sehingga semua daerah mendapatkan peluang yang sama menjadi tuan rumah.

Seiring berjalannya waktu bahwa Dari hasil RAT KONI 2014, Ketua Umum Koni Pusat, Tono Suratman, telah membentuk tim melakukan verifikasi terhadap bakal calon tuan rumah. Dari hasil laporan tim verifikasi, kami juga mendapatkan data dan informasi mengenai kesiapan masing-masing calon. Kami menilai Papua yang paling siap. Ini keputusan kolektif pemerintah, jadi bukan hanya keputusan sepihak dari Kemenpora saja. Hal ini menimbulkan kekecewaan bagi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Bali yang sama-sama telah mempersiapkan diri untuk dapat menggelar multievent olahraga tersebut.

Setelah penetapan tuan rumah PON ke XX pada tahun 2020, Djoko Pekik menambahkan, KONI Pusat akan membentuk PB PON XX/2020 yang membantu pemerintah Provinsi Papua untuk menyelenggarakan PON dan Pemerintah Provinsi Papua secara resmi mendaftar sebagai tuan rumah PON ke XX pada Senin 25 November 2019  siang di Kantor KONI Pusat Jakarta. Didampingi oleh Ketua MRP Timotius Murib, Ketua DPRP Bert Tabuni, Staf Khusus Presiden Felix Wanggai, serta sejumlah Bupati dan Wakil Bupati, Gubernur Papua Lukas Enembe selaku Ketua KONI Papua mengawali pendaftaran dengan berjalan kaki sejauh 500 meter dari Hotel Century Park menuju ke markas KONI pusat di bilangan Senayan, Jakarta Selatan. Beliau beserta rombongan diterima Wakil Ketua Umum KONI Pusat Marsda TNI (Purn) Ir KI Nugroho yang didampingi jajaran KONI pusat. Ini menunjukan bahwa Papua benar-benar telah menyiapkan diri dengan penuh semangat.

Kenius Kogoya yang menjadi tim pemenangan Papua sebagai tuan rumah PON XX tahun 2021, menuturkan bahwa dengan didaftarkannya provinsi paling timur di Indonesia ini sebagai tuan rumah maka kita telah menorehkan tinta emas bagi Tanah Papua. Dengan kata lain, hal ini bakal menjadi momentum kebangkitan serta simbol bahwa Papua telah menjadi lokomotif pergerakan olahraga di Indonesia, khususnya di wilayah timur negeri ini. Senyuman Kenius Kogoya sangat terlihat jelas di wajahnya, apa yang menjadi cita-citanya untuk membangkitkan atlit-atlit muda di Papua segera tercapai, tanah yang menjadi tanah kelahirannya akan menjadi tanah yang memiliki banyak prestasi dibidang olahraga.

Ia patut berbangga hati dengan apa yang ia perjuangkan dari tahun ke tahun yang berawal dari sebuah wacana dan cita-cita, melihat dari sisi lain bahwa pandang orang lain terhadap Papua bisa ia bantah dengan suksesnya PON di Tanah Papau nantinya, ini akan menjadi tanggungjawab besar dengan terpilihnya Papua menjadi Tuan Rumah.

Saat mendaftar Papua sebagai tuan rumah PON XX Tahun 2021 mengundang perhatian masyarakat yang lewat di sekitaran Bilangan Senayan Jakarta Senayan, tarian yang sering dijadikan ajang perlombaan di wilayah Papua, membuat pengguna jalan terkagum-kagum akan keseruan gemerincing atribut pakaian penari yang indah, banyak diantara mereka yang mengabadikan momen yang jarang mereka lihat untuk dijadikan sebagai hiburan mata. Hal ini mengingat bahwa Indonesia memilik kekayaan yang luar biasa, beragam budaya yang ada di Indonesia yang patut dibanggakan salah satunya adalah budaya yang ada di Papua. Mendapatkan respon positif masyarakat Jakarta dan masyarakat Papua yang tinggal di Jakarta, Dr. Kenius Kogoya, S.P., M.Si, bertambah semangat dan harapannya dalam mengupayakan Papua untuk menjadi tuan rumah ajang olah raga paling ditunggu masyarakat Indonesia.

Acara The Soul of Papua Tanggal 24 Juni 2019, menjadi tambahan momen indah baru bagi masyarakat Papua yang menggelar sekitar Bundaran Hotel Indonesia. Hal ini meningkatkan semnagat bagi Dr. Kenius Kogoya, S.P., M.,Si. Ia sangat bangga dan terharu bahwa sambutan hangat masyarakat Jakarta bagi Papua menimbulkan rasa persaudaraan yang erat, meski berbeda-beda namun tetap satu hati. acara ini merupakan ajang soft launching Papua Siap Menjadi Tuan Rumah PON 2020. Oleh karena acara ini adalah acara yang sangat penting dan bersejarah, maka hadir pula atlet-atlet nasional seperti Okto Maniani, Patrich Wanggai, Ferry Pahabo, Gerard Pangkali, dan Metu Duaramuri. Terlihat juga artis-artis asal Papua seperti Lala Suwages, Nobo Sasamu, dan Bona Pascal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun