Mohon tunggu...
Shiro Hige
Shiro Hige Mohon Tunggu... -

Memang paling enak mencari kambing hitam dan menuntut tanpa mengingat kelakuan ketika sesuatu terjadi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bandung dan Jakarta Banjir.. Salah Siapa?

14 November 2016   00:41 Diperbarui: 14 November 2016   01:02 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mari sudahi menulis nama orang yang bersalah atas banjir di Bandung Atau Jakarta. Bila mau salah.. Salahkan kenapa airnya banyak turun. Saatnya bercermin.. Kenapa bisa banjir! Dimulai dari kenapa air banyak muncul!

adalah wajar air banyak muncul.. Karena ada Hujan. Yang tidak wajar dan tidak baik adalah penyerapan air ke tanah yang tidak baik! tanah di Jakarta dan Bandung sudah banyak bangunan yang tidak/melupakan fungsi tanah sebagai penyerapan air. Upaya untuk mengembalikan fungsi tanah sebagai penyerapan sendiri bisa dibilang pada beberapa tempat cukup baik namun bukan SUPER baik!!

Lain kasus.. masalah muncul banjir adalah karena ke egoisan air itu sendiri. Air punya jalurnya dan kita membelokkan atau memindahkan jalurnya. Lalu saat kondisi seperti sekarang!! Air mengambil hak yang di ambil oleh manusia .. terjadilah banjir. Apakah manusia menyadari itu!! tentu saja.. itu sebabnya kita punya gubernur dan walikota yang kerja keras! dan apakah mereka saja yang kerja!! kita sebagai warga harus bantu. 

Jangan cuma berkata.. Kapan pemimpin kita kerja bener.. tapi kita kelakukannya malah suka lempar sampah sembarangan!?!

Kesimpulan

Banjir terjadi adalah cobaan. yang harus kita lakukan adalah

  • Tidak menyalahkan pihak pemimpin/pemerintah
  • berusaha memperbaiki dari diri sendiri
  • kembalikan fungsi tanah
  • perhatikan selokan

dan yang terpenting.. Pilih pemimpin yang ngomong akan memberikan perubahan .. bukan melihat sampah di selokan lalu nelpon pemrov lalu laporin bahwa selokannya kotor?! atau  atau yang selalu menyalahkan bawahannya tanpa sadar dia harus bertanggung jawab. 


bahasa politiknya.. saya ngak mau kelihatan salah. karena besok saya harus maju pilgub

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun