Mohon tunggu...
Shiro Hige
Shiro Hige Mohon Tunggu... -

Memang paling enak mencari kambing hitam dan menuntut tanpa mengingat kelakuan ketika sesuatu terjadi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cosplay dan Turunnya Mental

20 Januari 2014   16:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:39 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seorang cewek memakai baju cantik berjalan kayak peragawati, padahal dia bukan peragawati. Ada yang memakai baju berwarna-warni tapi bukan dia bukanlah badut. Membawa peralatan kayak senjata tetapi bukan untuk perang! Bahkan ada yang memakai senjata asli tetapi palsu. Dan tentu saja, busana yang mereka gunakan itu bukanlah pakaian normal yang ditemui di majalah busana. Mereka menamakan cosplayer, seorang yang mengenakan busana dari anime yang mereka sukai. Tidak hanya dari anime, dapat pula dari game, band bahkan karakter nyata yang mereka buat ulang.

Bagi mereka pemandangan ini adalah hal biasa, lucu dan bahkan menarik. Tetapi tidak bagi sebagian besar orang yang melihatnya. Ini adalah pemandangan aneh, menakutkan dan menunjukkan rusaknya generasi. Tidak hanya itu, pemandangan ini sama buruknya melihat anak punk yang berantakan dan rambutnya berdiri-diri. Bahkan ada kemungkinan pengaruh negatif muncul akibat perilaku ini dapat menyebar bagai bakteri jahat.



Itulah pendapat pertama bila seseorang melihat cosplayer pertama kali. Pandangan yang hanya melihat dari sisi negatif saja. Pandangan yang seharusnya dihapuskan dari mental orang Indonesia. Mental yang berfikiran negatif inilah yang menyebabkan mental generasi menjadi makin turun.



COSPLAY MENGAKIBATKAN KESENIAN HILANG

Beberapa model dari Kostum cosplay ini mengambil dari unsur Jepang. Negara yang telah menjajah kita selama 3,5 tahun. Sebuah sejarah yang tidak boleh dilupakan baik generasi muda dan generasi tua. Dan kostum yang mereka kenakan  sendiri tidak mengambil seni Indonesia yang lebih memiliki variasi!

Menunjukkan bahwa cosplay telah mengikis seni Indonesia secara perlahan dan Jepang tak langsung menjajah melalui seni. Bila anda berfikir seperti itu, maka itu berarti mental anda haruslah diperbaiki. Karena mental seperti itulah yang menghilangkan seni yang dimiliki rakyat Indonesia.



Bukan Cosplay yang menghilangkan seni Indonesia! Tetapi mental kitalah yang menghilangkan seni Indonesia. Karena kita sendiri tidak pernah menjaga seni Indonesia dan melihat cosplay dengan budaya jepang. Asumsi pertama kita adalah Cosplay yang menghilangkan seni Indonesia. Mental buruk itu disebut mental mencari kambing hitam.



Bila memang ingin kesenian kita tidak hilang, buatlah sebuah acara yang menunjukkan Indonesia punya seni. Bukan menjadikan kesenian itu anak tiri di negeri sendiri. Orang luar berlomba-lomba membuat event besar untuk cosplay. Tetapi ketika untuk kesenian Indonesia, semua berhitung-hitung. Tetapi ketika kesenian itu di hubungkan dengan bisnis seperti jual-beli produk kesenian, barulah suaranya terdengar. Walaupun itu suaranya kecil! Salah satu acara yang cukup menyanjung kesenian Indonesia walau tidak setahun sekali seperti Hellofest yang sebenarnya lebih berfokus pada animasi dan tentu saja mereka tidak melupakan kesenian Indonesia. Karena pemenang event ini tidak hanya membawa hasil karya multimedianya, mereka tak langsung membawa Indonesia dan juga kebudayaannya.



COSPLAY TIDAK KREATIF

Beberapa pandangan mengatakan bahwa cosplay ada karena kostum yang mereka miliki itu dibeli! Dengan harga yang tidak murah! Terkadang ada yang membeli dengan mengatakan harga mahasiswa yaitu dibawah 200rb.

Bukan hanya masalah membeli, membuat sendiri malah dibatasi dengan bahan-bahan yang tidak murah. Padahal cosplay sendiri bukanlah sebuah kegiatan yang harus memakai bahan mahal! Tetapi bagaimana kreatif kamu untuk menghasilkan sebuah peralatan dan perlengkapan untuk cosplay.

Tetapi dalam pengerjaannya kita tidak bisa sendiri, ada teman atau orang yang membantu dan bersama-sama menghasilkan sebuah atau lebih peralatan dan perlengkapan. Bahkan termasuk busana yang digunakan. Terkadang pilihan membuat busana itu sendiri didasari karena waktu dan ketidak mampuan! Tetapi cosplayer tidak sepenuhnya memakai busana dan peralatan yang berasal dari beli. Beberapa melakukan kreasi, sehingga ada cosplay yang memadukan antara Naruto dan One piece, dimana dia terlihat seperti Naruto tetapi pakaiannya adalah dari One piece (luffy)



Pemikiran bahwa semua didapat dengan uang adalah salah! Pikiran semua selesai dengan uang adalah salah satu mental jelek yang harus dihindari. Karena mental tersebut termasuk mental cari mudahnya saja. Padahal sebuah cosplay itu bukan tentang hasil akhir saja, tetapi proses menuju akhir. Bahkan di FB saja terdapat grup khusus belajar cosplay baik cosplay dalam make up maupun dalam hal lain.



PERGAULAN SALAH COSPLAY

Cosplay bisa di samakan dengan para penggemar rock, komunitas airsoft dan komunitas lain yang melakukan banyak pertemuan dalam jumlah besar. Seperti layaknya Komunitas tersebut, pertentangan terjadi. Tetapi layaknya komunitas yang menjadi besar, muncullah kubu yang secara tak langsung saling bertolak.

Tapi berbeda dengan komunitas yang lebih senior, komunitas cosplay tidak dewasa. Hal ini dikarenakan umurnya yang masih baru. Tetapi layaknya seorang manusia, mereka tidak langsung dewasa saat hadir! tetapi melalui beberapa proses.

Proses inilah yang menimbulkan anggapan cosplay itu terdiri dari orang yang sudah senior dan orang yang masih junior. Proses inilah yang sebenarnya menunjukkan bahwa komunitas cosplay masih muda dan selayaknya manusia yang lebih muda adalah terus belajar memperbaiki kesalahan dan menghindar dari kesalahan yang sama berulang kali hingga dia menjadi dewasa layaknya komunitas sebelumnya.



COSPLAY ADALAH PEMBOROSAN

berapa ratus ribu bahkan jutaan habis untuk cosplay. Dan berapa waktu yang terbuang untuk cosplay? tidak ada yang menghitung!? Justru ada yang menghitung hal itu semua, yaitu orang tua dan orang yang menyayangi kita.

Bila kita melihat dari sisi berbeda, kita akan melihat cosplay sebagai cara agar uang yang dimiliki terambil tanpa paksa untuk sesuatu yang disebut cosplay. Tetapi bila kita melihat dari sisi positif, kita melihat cosplay sebagai sebuah hobi. Hobi yang membantu mendewasakan seorang anak. Hobi yang bukan hanya masalah mengeluarkan uang, tetapi bagaimana memanajemen uang yang dikeluarkan agar lebih efektif.

Tidak hanya uang yang di manajemen, tetapi waktu! Bukankah waktu adalah uang juga! Selain dari uang, ada hal lain yaitu pandangan kita terhadap boros. Boros disini adalah mengeluarkan sesuatu untuk hal yang tak berguna. Maka cosplay bisa dibilang telah melakukan hal itu secara tak langsung. Tapi taukah bahwa cosplayer juga pernah membuat acara untuk mengumpulkan dana bagi korban bencana?

Boros dalam penjelasan disini sangat ambingu, karena sebuah hobi dapat dipastikan boros. Tetapi keborosan mereka ada tujuan seperti berkarya lebih dari sebelumnya! Bahkan dari hasil karya mereka dapat dijadikan penghasilan utama.



COSPLAY MEMPERBAIKI MENTAL

Setelah membaca lebih lanjut kita harus tersadar bahwa dalam diri kita memiliki sebuah mental kurang seperti ingin mencari kemudahan, mencari kambing hitam, melihat dari sisi negatif dan tidak peduli apa yang dimiliki.

Kita memiliki seni, kita memiliki kekayaan intelektual dan kita adalah bangsa Indonesia yang terkenal sebagai bangsa yang ramah! Tetapi jangan kotori kelebihan itu dengan mental negatif yang merusak masa depan generasi penerus kita.

Tanpa sadar cosplay menimbulkan mental buruk tersebut, dan kita harus melawan mental buruk itu dengan iman. Itulah dimana agama dan ajaran leluhur kita ingat kembali.


Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia” ~Soekarno~.


apakah kita salah salah satu dari 10 pemuda tersebut? ataukah kita yang akan melahirkan salah satu dari 10 pemuda yang mengguncang dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun