Mohon tunggu...
Shiro Hige
Shiro Hige Mohon Tunggu... -

Memang paling enak mencari kambing hitam dan menuntut tanpa mengingat kelakuan ketika sesuatu terjadi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Orang Miskin Harus Punya Dompet Kartu

11 Agustus 2014   20:23 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:49 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1407738323367516856

menjawab pertanyaan pada link berikut   "Orang Miskin Harus Punya Dompet Kartu ".  Saya memberi salut atas masukkannya..  berangkat dari pernyataan

kenapa tidak sih dibuat program 1 kartu untuk semua atau KTP dikasih chip yang bisa ditek orang miskin sehingga bisa mengakses semua program (*kenapa tidak kan?). sepertinya itu lebih realitis dibandingkan mengunakan berbagai kartu. Sebagai contoh di salah satu negara di afrika - mereka mengunakan satu kartu bagi orang miskin. Kartu tersebut bisa mengakses seperti supermarket khusus orang miskin mendapatkan sembako, lalu bisa juga mengakses kesehatan dan pendidikan.


saya menangkap 3 hal yaitu


  • adanya chip
  • satu kartu utama
  • Kemudahan

CHIP


adanya chip berarti kita membutuhkan sebuah sistem yang sangat bagus. dimana sistem dapat dibuat dalam waktu tertentu.. tidak bisa 2 minggu sayangnya.. tetapi sistem yang dibuat bukanlah sistem berdiri sendiri, dia harus di support dan dibantu dengan struktur lain yaitu alat untuk proses.
Secara realistis kita tidak butuh sistemnya seperti apa.. tapi yang kita butuh apakah bisa / tidak? jawabnya BISA.. namun ada kendalanya

Kendala memakai chip


Kendala yang paling mudah adalah harga, standar dan tentu saja medan. Harga bisa jadi murah kalau kita bisa membuat banyak... tetapi balik lagi darimana uangnya? jawabannya dari pajak.. tapi sekarang kita harus tahu bahwa pajak yang kita bayar adalah untuk hal begini.. jadi iklan sponsor.. Bayarlah pajak dan jadi orang bijak yang tahu kemana pajak pergi
Standar disini masalah pemerintah.. bagaimana pemerintah mengatur standar chip, dari perusahaan apa.. kita tentu tidak usah pedulikan.. asalkan kita tahu chip yang digunakan bukan hal negatif.. Tapi hal lain mengenai standar adalah standar data apa saja yang ada di dalam chip. ?
terakhir adalah medan? kenapa bawa2 nama kota? ups bukan kota.. tetapi dimana Chip ini berada.. kondisi Indonesia yang berbeda.. apalagi ada di kota, desa bahkan bukit akan mempengaruhi kartu-kartu tersebut.

Kenapa harus pakai chip


alasan chip dipilih pastinya krn chip dapat menyimpan data dari penggunanya.. Tetapi kenapa harus chip? kenapa ngak barcode saja.. nantinya tinggal scan.. baca ke pusat data dan dapatlah datanya :) ternyata alasannya adalah karena belum tentu sistem di pedalaman mampu konek ke data pusat.. dan kalau anda mau komplain kenapa ngak bisa.. inget ama orang dibawah ini

Satu hal yang sangat mengganggu pikiranku adalah adanya berita chip bisa rusak kalau di foto kopi?!?

ONE CARD RULE ALL


perhatian tulisan ini tidak terkait LOTR. Memang memiliki 1 kartu itu tidak menyulitkan kemana-mana. Tetapi memiliki 1 saja kita sering lupa (kebiasaan) apalagi banyak.. Tetapi dengan banyak kartu begini harusnya untuk orang2 pintar melihat peluang.. kenapa ngak bikin dompet kartu.. dimana dompet yang khusus untuk kartu2 tersebut.. tentu saja kartu2 tsb hrs punya standar ukuran..

kekurangan yang paling pokok sebenarnya di pemegang yang kebanyakan bukanlah orang pintar dan kurang pendidikan baca dan tulis.. Namun bukan berarti mereka bodoh! mereka hanya mampu membaca tulisan dasar saja, tidak serumit sekarang.. bahkan disarankan kartu itu ada bagusnya tidak banyak tampilan dan isinya. sederhana dan mudah dibaca..
belum lagi fakta untuk bukti kita harus memberikan fotokopi kartu bersangkutan. dan itu jadi kebiasaan yang harus di selesaikan bila ingin memakai 1 kartu..

KEMUDAHAN


terkait kemudahan yang kita dapatkan karena hanya 1 kartu. ada kesulitan yang kita terima yaitu kita akan mudah hilang.. sudah dijelaskan di tulisan atas. Bila memang kemudahan yang dicari, kenapa tidak memakai kartu yang sudah ada yaitu .. KTP.. namun sekali lagi KTP hanya dimiliki oleh orang tertentu saja.. sedangkan yang perlu kartu ada juga anak kecil!? dari pandangan saya adalah kartu2 tersebut dimaksudkan sebagai bukti bahwa pemakai (anak kecil/orang tua) berhak. Tetapi untuk bukti pemakaiannya menunjukkan kartu utama yaitu kartu orang tuanya.

KENDALA


Kendala yang paling mudah terlihat adalah biaya, dari biaya kita melihat ke user yang dibelakang layar. Mampukah mereka menjabarkan kebutuhan diatas dengan logik bisnis yang tepat! Tentu saja kita harus belajar banyak dari negara tersebut. Namun ketika bahas belajar dari negara tersebut.. LANGSUNG aja muncul pernyataan ...Studi banding.. yang ujung2nya belanja di negara tersebut..
Hal paling sensitif adalah.. korupsi karena banyak peluang dengan adanya

studi banding
biaya2 yang tidak jelas
peralatan dan perlengkapan yang bisa di markup
orang-orang yang menghalangi jalannya proyek.. biasa kita mudah menyebutnya.. mafia
dan lain-lainnya..

sehingga biaya membengkak dan muncul korupsi.. padahal kita juga harus ingat bahwa korupsi tidak selalu dari sisi uang saja.. tetapi sisi manusia.. sehingga akan lebih bagus bila kita mengangkat berantas korupsi manusianya juga..

Layaknya sistem, ada sistem lain pendukungnya. baik dari sistem database hingga sistem metode penggunaan kartu tersebut.. hal-hal remeh yang kadang kita miss. Selain masalah yang positif, kita jangan lupa hal yang negatif seperti 'kegagalan' sistem database krn penuh, rusak dan lain-lain..
kita jangan lupa berita server 'idws' yang hilang (berita silakan cari).. berita ini bukan untuk menjatuhkan 1-2 pihak tetapi menunjukkan bahwa dibalik teknologi canggih.. pasti ada hal2 tak terduga.

Kesimpulan


Ada kelebihan dari sistem ini. Namun kekurangan malah lebih banyak dari sisi mudah hilang, medan dimana penyebaran kartu, kebiasaan hingga cara penggunaannya. melihat dari fakta dilapangan, kendala 1 Kartu ini terhalang pada usernya dibandingkan sistemnya. Dan pembuatan sistem nyatanya tidak mungkin selesai 1-2 bulan. Karena layaknya bayi, sistem tersebut harus di perhatikan dan di arahkan. Tentu saja dengan memajukan sistem ini tidak mungkin dapat berjalan tanpa ada infrastruktur pendukung seperti jaringan yang bagus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun