Mohon tunggu...
Shiro Hige
Shiro Hige Mohon Tunggu... -

Memang paling enak mencari kambing hitam dan menuntut tanpa mengingat kelakuan ketika sesuatu terjadi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pandangan Terhadap Pendidikan Sekarang

15 Agustus 2014   00:41 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:31 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya berangkat dari diriku sebagai generasi tua. Generasi yang bisa dibilang tahan banting sampai kerjaan kami (pelajar) saat itu adalah tawuran. Tetapi khusus atau mungkin generasiku adalah generasi yang memilih kabur dari tawuran daripada menghadapi. Semua orang/murid silakan menghina kami dengan kata-kata cupu, banci, atau apalah.. Bagi kami sesuatu yang tidak dapat membunuhmu akan membuatmu kuat. Walau quota tersebut bukan dari pikiran kami.. karena kami punya 1 alasan, lebih baik hidup daripada mati konyol.

Alasan kami tidak tawuran memang satu yaitu ingin hidup.. Bisa dibilang guru sekolah kami sudah membantu agar kami ngak kena/terjerumus dengan tawuran. Namun dasarnya kami memang tidak mau tawuran sehingga alasan kami tidak tawuran bukan karena dari guru kami saja.

Guru memiliki andil besar, baik secara langsung maupun tak langsung. Namun sayang tidak ada yang mampu menjadi seorang guru. Bahkan pekerjaan sampinganku sebagai seorang guru komputer saja tidak bisa menandingin guru 'Sejarah'ku.

Kekerasan di Pendidikan


Kami juga menghadapi kekerasan, dari dipukul sampai alat pemukulnya patah. Dan bila sampe seperti itu artinya kenakalan kami lebih parah. Namun apakah kami akan lapor ke orang tua? tentu saja.. Tapi tentu saja dengan dasar bahwa kami benar dan tidak layak di marahi.. bukan karena cengeng.

Berita yang sempat kubaca menyatakan bahwa ada seorang siswa dimarahi gurunya lalu lapor dan si guru di hukum karena tindakan kekerasan. sejujurnya kenapa murid sekarang jadi lemah dan letoy begitu ya? kenapa generasi tua seperti kami kayaknya pernah menghadapi yang lebih parah tapi tetap aja kuat!

Pendidikan Agama


Beberapa saran datang menjelaskan bahwa pendidikan agama kurang sehingga harus di tingkatkan. namun apakah jawaban bisa se simple itu? Agama apapun datang dengan ajaran baik dan benar. Namun kenapa dengan agama tetap menyimpang? ada sesuatu yang kurang disini?

Jam Belajar yang lebih lama


Jaman generasi tua yang namanya belajar itu senin-sabtu. Bukan senin-jum'at! dan layaknya mesin kita juga punya waktu istirahat!! mungkin karena ngak ada yang bisa di nikmati saat itu (kecuali RCTI) jadi kita bisa tidur cepet karena bosan mau nonton apa! atau gangguin temen.

Beberapa pandangan bahwa jam belajar lebih lama yang membuat mereka kendor. itu mungkin salah satu penyebabnya.. pendapat ini di ambil karena murid2 tersebut dipaksa untuk belajar dari pagi-sore lalu malam terus lanjut dengan les. Sebenarnya kita lupa bahwa belajar itu tak harus belajar hal-hal yang dibaca dibuku.. tetapi juga hubungan antar teman dan sahabat!! itu juga belajar.. bahkan bagaimana kita berjalan saja ngak langsung adalah belajar..

Isi pendidikan


mungkin jaman generasi muda ini tidak terlalu sulit. Kita di tingkat SMA menghitung hanya 6 digit perhitungan saja.. tetapi menurut guru saya sebelum lulus sma.. pelajaran kita yang menghitung matematika 6 digit itu dipelajari ama anak SMP sekarang..
bisa dibilang tingkat pendidikan makin lama meningkat.. tapi kita jadi berfikir kl murid gk punya modal dgn belajar.. bisa jadi apa di masa depan? pengemis?

walau kita tahu pengemis aja ada yang kaya.. di jakarta baju jelek.. di desa.. punya parabola?!?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun