Mohon tunggu...
jakaleksana
jakaleksana Mohon Tunggu... Penulis - T.U. Bagian Bengkel Listrik SMK Yudya Karya, Tukang Servis Perbaikan Peralatan Listrik Rumah Tangga, Penulis Novel Fizzo, Penulis Lirik Lagu.

Hobi saya berkutat di dunia kreativitas, khususnya dalam menulis dan menciptakan karya seni. Saya aktif menulis novel di platform Fizzo dengan nama pena Cinta di Antara Benua, tempat saya menuangkan imajinasi dan menghadirkan cerita-cerita yang menginspirasi para pembaca. Bagi saya, menulis adalah cara untuk menjelajahi berbagai dimensi kehidupan, karakter, dan emosi. Selain itu, saya juga memiliki minat mendalam dalam dunia musik. Saya suka menciptakan lirik lagu yang bermakna serta mengolah melodi menggunakan Suno AI. Proses ini tidak hanya menantang, tetapi juga memberikan kepuasan tersendiri ketika sebuah lagu berkembang dari ide sederhana menjadi karya yang utuh. Melalui kombinasi menulis novel dan menciptakan musik, saya merasa dapat mengekspresikan diri serta berbagi cerita dengan cara yang unik dan mendalam. Bagi saya, kreativitas adalah jembatan untuk menyentuh hati banyak orang. Selain sebagai penulis, saya juga bekerja di Tata Usaha Bagian Bengkel Listrik SMK Yudya Karya. Di samping itu, saya memiliki pekerjaan sampingan sebagai teknisi perbaikan peralatan listrik rumah tangga, termasuk AC rumahan, kulkas, serta berbagai alat elektronik lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Jejak Naga Purnama Bab 1: Pelarian di Lembah Hitam

1 Februari 2025   16:29 Diperbarui: 2 Februari 2025   02:26 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Raksa... dengarkan aku baik-baik," suaranya serak namun tegas, memecah kesunyian. "Kitab Naga Purnama... tidak boleh jatuh ke tangan yang salah."

Di sampingnya, seorang pemuda bernama Raksa Adipura mengepalkan tangannya. "Guru, jangan bicara seperti itu! Aku akan menyelamatkanmu!"

Namun, Ki Jagat Wulung, sang pendekar kawakan yang dijuluki Pendekar Seribu Akal, hanya menggeleng pelan. "Waktuku sudah tiba, Raksa. Tapi kamu... perjalananmu baru saja dimulai."

Ki Jagat Wulung pernah menjadi pendekar terhebat di dunia persilatan. Keahliannya dalam berbagai jurus langka tak tertandingi, dan yang paling ditakuti adalah Tapak Naga Purnama, pukulan mematikan yang hanya diwariskan kepada murid terpilih. Dulu, dia adalah penjaga Kitab Naga Purnama, kitab legendaris yang berisi rahasia jurus-jurus dahsyat. Setelah menyaksikan pertumpahan darah akibat perebutan kitab itu, Ki Jagat Wulung memilih untuk menyembunyikannya dan hidup sebagai pertapa.

Selama bertahun-tahun, ia melatih Raksa, seorang anak yatim piatu yang ditemukannya di hutan. Meski Raksa bukan murid terbaik dari segi teknik, hatinya yang tulus dan keberanian yang tak tergoyahkan membuat Ki Jagat Wulung percaya bahwa ia adalah pewaris yang layak. Di tengah ancaman dari berbagai pihak yang mengincar kitab itu, Raksa dipersiapkan untuk menghadapi bahaya besar yang akan datang.

Di tengah kebisuan malam, langkah kaki terdengar mendekat dari luar pondok.

"Mereka sudah datang," bisik Ki Jagat Wulung. "Bawa wasiat ini... dan jangan biarkan mereka mendapatkannya." Dengan tangan gemetar, ia menyerahkan gulungan kain kepada Raksa.

Sebelum Raksa bisa merespons, pintu pondok dihantam keras hingga terbelah. Bayangan-bayangan hitam menyerbu masuk, mengepung mereka. Tanpa waktu untuk berpikir, Raksa menggenggam erat gulungan itu dan melesat keluar, meninggalkan gurunya yang terbaring tak berdaya.

Gambar Sampul Novel Jejak Naga Purnama
Gambar Sampul Novel Jejak Naga Purnama

Bab 1: Pelarian di Lembah Hitam

Hujan turun rintik-rintik, menyelimuti hutan lebat dalam kabut yang semakin menebal. Raksa berlari sekuat tenaga, jantungnya berdentum cepat seirama dengan langkah kakinya yang menghantam tanah basah. Napasnya memburu, dadanya naik-turun, tetapi ia tak berani berhenti. Di genggamannya, selembar kain tua yang tergulung erat seolah menjadi nyawa keduanya. Wasiat terakhir gurunya---sesuatu yang tak boleh jatuh ke tangan musuh.

"Cepat! Dia tidak boleh lolos!" Suara berat seorang pria menggema, disertai derap langkah yang semakin mendekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun