Setiap perusahaan dibanjiri data setiap hari, mulai dari penjualan produk sampai setiap 'click' di website. Secara terpisah, data-data tersebut mungkin terlihat acak dan tidak berarti, tapi dengan tool yang tepat, jutaan data acak tersebut dapat memberikan informasi, atau  memprediksi tren yang hanya sebagian kecil metode riset yang mampu melakukannya.
Para perusahaan kini menyadari bahwa mereka memiliki peti yang penuh dengan insight berharga dan informasi tentang pelanggannya di tangan mereka. Maka dari itu, semakin banyak perusahaan yang berinvestasi pada bidang Big Data karena mereka tahu jika menguasai data adalah salah satu bagian penting dalam strategi perusahaan mereka.
Salah satu lembaga riset memperkirakan industry Big Data akan tumbuh 12.8 persen per tahun dalam lima tahun ke depan. Hampir 40 persen dari jumlah perusahaan mengimplementasikan dan memperluas penggunaan teknologi Big Data. Sedangkan 30 persen responden lainnya menyatakan berencana untuk menggunakan Big Data dalam 12 bulan ke depan.
Penggunaan Big Data tersebar di segala industry, mulai dari e-commerce hingga pelayanan kesehatan dan industry game serta dari sector privat hingga sector public.
Pemerintahan, sebagai pihak terbesar yang memiliki data pribadi, menggunakan data untuk memperbaiki pemungutan pajak, menyempurnakan kebijakan dan memperbaiki jalur kereta yang salah.
Pemerintah Australia menggunakan Big Data pada pelayanan masyarakat dan menyesuaikan kebijakan. Mereka pun berhasil menghemat lebih dari A$314 juta dari rentang waktu 2013 hingga 2015.
Singapura juga merupakan pengguna Big Data yang berhasil memaksimalkan teknologi tersebut. Mereka berhasil menyelesaikan berbagai masalah mulai dari lalu lintas hingga kebijakan sosial. Tahun lalu, ketika salah satu jalur kereta mereka terserang oleh gangguan misterius, bukanlah operator kereta yang menyelesaikan masalahnya, melainkan para data scientists.
Dengan kata lain, Big Data menyelesaikan banyak masalah.
Pada survey tahun lalu, 92 persen pengguna, yang telah terlibat dalam proyek Big Data mengaku puas dengan dampak yang diterima bisnis mereka masing-masing. 94 persen dari responden merasa bahwa penggunaan Big Data yang mereka lakukan berhasil memenuhi kebutuhan mereka.
Para eksekutif perusahaan sepakat jika Big Data mempengaruhi hasil bisnis mereka dari berbagai aspek, mulai dari pemenuhan strategi perusahaan, menumbuhkan ladang keuntungan baru dan penyesuaian pasar sesuai dengan keinginan pelanggan, serta meningkatkan performa perusahaan secara umum.
Namun, mayoritas piranti big data yang tersedia tidaklah hadir dalam satu paket yang lengkap. Mereka harus melengkapinya dengan tambahan-tambahan yang membebani anggaran perusahaan.
Salah satu piranti lunak analisa Big Data yang datang dalam satu paket yang all in one adalah Paques. Paques dibangun untuk memenuhi kebutuhan pengolahan dan analisa Big Data yang diharuskan memenuhi 3 kriteria utama yaitu kecepatan, keragaman dan jumlah data yang sangat besar. Untuk memenuhi kriteria tersebut Paques dituntut untuk dapat secara langsung mengekstraksi, mengeksplorasi dan menganalisa data dalam waktu yang relative singkat. Secara garis besar terddapat 4 (empat) lapis komponen didalam Paques yaitu bagian user interface, interpreter, distribute processing (Map Reduce) dan Interface ke data source.
Paques juga memiliki aplikasi query explorer dan dashboard dari hasil pengolahan data. Fitur ini bersifat aplikasi web dengan menggunakan teknologi HTML5 dan Javascript. Fitur ini mendukung semua internet browser yang mendukung HTML5. Di dalam fitur ini pengguna dapat menggunakan PQL secara interaktif dalam meng-query data, melakukan transformasi, aggregasi dan visualisasi. Hasil pemrosesan dapat ditampilkan dalam 14 jenis visualisasi seperti line chart, bar chart, pie chart, word cloud, force directed graph dan lain sebagainya.
Visualisasi dapat dikumpulkan dalam suatu dashboard yang dapat ditampilkan secara dinamis di war-room atau command center.
Kualitas Paques sebagai Big Data Analitik Tool sudah terbukti dengan kemampuannya mengolah data yang biasanya memakan waktu berhari-hari menjadi hanya dalam hitungan jam saja. Fitur self-service analitik juga memungkinkan perusahaan tidak harus mengeluarkan biaya ekstra untuk mempekerjakan data analis internal karena semua orang dari berbagai macam latar belakang keahlian bisa menggunakan Paques tanpa harus mempunyai gelar IT.
Bagi perusahaan yang belum mengimplementasikannya dan hanya menjadi spektator, mungkin akan segera tertinggal dari competitor dan pertumbuhan pasar yang pesat dan dinamis. Karena di era teknologi global seperti sekarang, Big Data adalah salah satu kunci keberhasilan bisnis perusahaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H