Mereka juga dapat memberikan informasi ini pada para pilot di udara. Jika turbulensi menciptakan kebutuhan untuk menyesuaikan tinggi pesawat dalam penerbangan, big data kini dapat memberikan pilot Southwestern analisis detail mengenai bahan bakar ekstra terpakai yang dihubungkan dengan ketinggian spesifik dan biaya terkait.
SMART MAINTENANCE
Data dari sensor pesawat juga dapat menciptakan wawasan selain efisiensi bahan bakar. Boeing menggunakan analitik untuk melihat 2 juta kondisi dari 4000 pesawat setiap harinya sebagai bagian dari sistem Airplane Health Management (AHM).
Data ini, yang termasuk pengukuran dalam penerbangan, penulisan laporan mekanik, dan temuan lainnya, membantu perusahaan untuk merencanakan perawatan peralatan dengan gangguan minimal terhadap penerbangan.
Sebagai contoh, analitik data memprediksi kegegalan penggerak generator terintegrasi, memungkinkannya untuk menyelidiki dan memperbaiki isu tersebut sebelum menjadi masalah, sehingga menghemat $300,000 untuk penundaan pelayanan dan biaya perbaikan.
Keamanan Maskapai
Dengan mengambil data dari kecelakaan penerbangan, pembuat peraturan juga berharap meningkatkan keamanan di seluruh industri. European Aviation Safety Agency (EASA) meluncurkan Data4Safety, sebuah koleksi data dan program analisis untuk mendeteksi resiko menggunakan kombinasi laporan keamanan, data telemetri dalam penerbangan, informasi pengawasan lalu lintas udara, serta data cuaca.
Program ini memungkinkan regulator untuk mengidentifikasi resiko keamanan terbesar dan menentukan apakah para pemangku kepentingan industri mengambil tindakan yang tepat untuk meminimalisirnya. Dengan menyisir ber-terabytes data, diharapkan ia bisa menemukan titik lemah dalam rantai penerbangan.
Penjualan Konsumen
Sementara banyak data yang dikumpulkan maskapai berfokus pada apa yang terjadi di dalam dan sekitar pesawat, ada potensi besar di sisi lainnya. United Airlines menggunakan big data untuk mengubah tampilan konsumennya menjadi profil individu yang lebih terfokus.
Daripada hanya mengidentifikasi produk tersuksesnya, maskapai tersebut menggunakan big data untuk mengeksplor setiap kebiasaan membeli konsumennya. Dengan menganalisa lebih dari 150 variabel tentang tiap konsumen, termasuk pembelian terdahulu dan tujuan penerbangan, ia dapat memprediksi tindakan yang paling mungkin dilakukan dan secara dinamis menghasilkan tawaran yang telah dipersonalisasi.Â