Mohon tunggu...
Jajlife
Jajlife Mohon Tunggu... pelajar -

Setidaknya terdapat "bukti" bahwa aku pernah hidup.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kami Adalah Tebu yang Terhisap

22 Mei 2012   20:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:57 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kepiawaian tanding bandang bahasa

Mereka pentaskan di panggung jelata

Berbahasa lantang atas nama merdeka

Mengkobar semangat dengan siasat

Mengais kami dengan janji

Memanggil kami dengan ‘Rakyatku’

Ketika realita menjawab asa mereka

Ketika itu pula mereka membungkam harapan kami

Kekuasaan mereka telah menjadi tirai hijab

Tangan mereka yang dulu merentang

Kini telah berpangku

Masa depan yang mereka gerai

Hanyalah label suatu gelar

Suara mereka tak terdengar lagi

Sahutan mereka tak lantang lagi

Simbah keringat kami tak berarti lagi

Kemerdekaan ini tak sejati lagi

Kerumun kami hanya timbunan ampas yang telah terhisap

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun